Nasional
Saksi Kasus Bansos Sembako Ungkap Sejumlah Nama
Saksi mengungkap suap bansos diduga mengalir ke Hotaman Sitompul hingga oknum BPK.
JAKARTA -- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemenetrian Sosial (Kemensos) Adi Wahyono mengungkapkan, sejumlah nama pengusung perusahaan vendor penyedia bantuan sosial (bansos) sembako Covid-19, termasuk kader PDI Perjuangan Ihsan Yunus. Pernyataan tersebut diungkap tersangka kasus suap bansos sembako saat bersaksi untuk terdakwa Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (8/3).
Nama pengusung termasuk mantan Menteri Sosial Juliari P Batubara, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Ihsan Yunus, Sekretaris Jenderal Kemensos Hartono Laras, Staf Ahli Menteri Sosial Kukuh Ari Wibowo, Inspektur Jenderal Kemensos Dadang Iskandar, Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Erwin Tobing, dan anggota Komisi VIII DPR dari fraksi PKB Marwan Dasopang. Nama-nama tersebut telah tertuang dalam berita acara pemeriksaan Adi.
"Ini ada nama Kukuh, Marwan Dasopang, Hartono Laras, Dadang Iskandar, Ihsan Yunus, Juliari Peter Batubara, Candra Manggih, dan Royani. Ini tentu kan saudara tidak salah sebut tentu ada data?" tanya Jaksa Muhammad Nur Azis.
"Mohon izin Pak, waktu menyampaikan informasi pengusul itu kan sudah di akhir-akhir kegiatan, makanya informasi-informasi itu adalah akumulasi dari kami, sering melakukan pertemuan, jadi saya mendengar," jawab Adi.
Adi mengakui para pengusul vendor tersebut kerap membuat pertemuan terkait pengadaan bansos Covid-19. "Misalnya (vendor) Andalan Pesik Internasional (usulan) Ihsan Yunus, Anugerah Badan Kencana (usulan) Erwin Tobing, gitu ya? Lalu Sri Citra Pratama (usulan) Juliari Peter Batubara, gitu ya?" kejar jaksa. "Iya," jawab Adi.
Dalam perkara ini, Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja selaku direktur utama PT Tigapilar Agro Utama, didakwa menyuap Juliari Batubara, Adi Wahyono, dan Matheus Joko Santoso (PPK Kemensos). Harry menyuap ketiganya sebesar Rp 1,28 miliar dan Ardian Iskandar Maddanatja Rp 1,95 miliar terkait penunjukan vendor penyedia bansos sembako untuk korban Covid-19.
Adi juga menjelaskan pembagian jatah kuota 1,9 juta paket sembako Covid untuk tahap 6. "Pembagian kuotanya 1,9 juta paket itu seperti yang saya jelaskan di BAP, sesuai dengan permintaan Pak Menteri (Juliari). Pak menteri atasan saya, jadi saya nurut beliau," kata Adi.
Sebanyak satu juta paket untuk kolega Juliari. Namun, Adi tidak menjelaskan detail karena banyak nama.
Selanjutnya, 900 ribu paket diperuntukkan bagi timnya Harry Sidabukke dan kelompok Iman dan Yogas. Yogas yang dimaksud adalah Agustri Yogasmara yang diduga merupakan operator Ihsan Yunus.
"Kemudian 200 ribu (paket) atas arahan Pak Menteri untuk Asri Citra dan Bisma Sindo, kemudian yang 300 juta untuk Bina Lingkungan," ungkap Adi. Bina Lingkungan membagi-bagi jatah kepada pihak Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, dan para pejabat lainnya di lingkungan Kemensos.
"Setelah tahap enam selesai dan menjelang tahap tujuh, saya dipanggil Pak Menteri bersama Matheus Joko saat itu hadir Kukuh Ari Wibowo di ruangan. Langsung ada arahan Pak Menteri untuk pembagian kuota," kata Adi dalam BAP yang dibacakan jaksa.
Dalam dakwaan disebutkan pagu anggaran bansos sembako Covid-19 di Jabodetabek tahun 2020 adalah Rp 6,84 triliun yang dibagi dalam 12 tahap, yakni sejak April sampai November 2020 dengan jumlah 1,9 juta paket sembako setiap tahapnya.
Adi juga menyebut ada "fee" bansos yang mengalir ke pengacara senior Hotma Sitompul senilai Rp 3 miliar. Menurut Adi, saat itu Kemensos sedang mengalami masalah hukum. "Waktu itu saya diminta Pak Menteri langsung di ruangannya, ada pengacara di sana langsung saya kasih Rp 3 miliar," kata Adi.
Mengalir ke BPK
Sementara, tersangka Matheus Joko mengaku mengeluarkan uang Rp 1 miliar dari fee vendor bansos Covid-19 untuk orang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Ada operasional untuk BPK 1 miliar (rupiah) Pak melalui Pak Adi (Adi Wahyono)," ungkap Matheus dalam sidang tersebut.
"Apakah (Pak Adi) menyebutkan nama Achsanul Qosasi?" cecar jaksa. "Saya kurang tahu Pak. Saya hanya menyerahkan di kafe, Pak."
Dalam kesaksiannya, Matheus juga merinci penggunaan fee Rp 14,7 miliar dari pada vendor bansos. Di antaranya diberikan kepada Adi Wahyono untuk keperluan Juliari Batubara Rp 8,4 miliar. Uang tersebut juga disebut dipakai untuk berbagai kegiatan di Kemensos seperti pembayaran artis dan carter persawat ke Labuan Bajo.
PENGUSUL VENDOR:
- Bumi Pangan - Iman Ikram dan Ihsan Yunus
- Food Station - M Royani
- Pertani (pengusul tidak disebut)
- PT Tahta Jaga Internasional - Hartono Laras
- Galasari Gunung Sejahtera - Kukuh dari Menko PMK
- Giring Mekar Abadi - rekan Juliari
- Andalan Persik Internasional - Iman Ikram dan Ihsan Yunus
- Moucino - Hartono Laras
- Bahtera Assa - Kukuh
- Alfa Indah Mikatama - Adi Wahyono
- Anomali Lumbung Arta - Adi Wahyono
Sumber: Paparan BAP Adi Wahyono
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.