Kisah Mancanegara
Seniman Kebanjiran Pesanan Wajah Suu Kyi
Seniman tato kini kebanjiran permintaan untuk tato wajah Suu Kyi.
OLEH LINTAR SATRIA
Sejak kudeta militer 1 Februari di Myanmar, wajah ketua partai National League for Democracy (NLD) Aung San Suu Kyi, kian digemari. Salah satunya, wajah pemimpin sipil itu dituangkan dalam bentuk gambar pada kulit mereka.
Hasilnya, seniman tato kini kebanjiran peminat. Studio tato melaporkan lonjakan permintaan untuk tato wajah pemimpin sipil tersebut.
Sebagian studio menggunakan keuntungan mereka untuk mendukung pengunjuk rasa. Dalam tiga pekan terakhir, seniman tato Ye menggambar wajah Suu Kyi lebih banyak dibandingkan 19 tahun karirnya sebagai seniman tato.
"Kami mencintai dan menghormati beliau (Suu Kyi, Red) karena ia telah berkorban begitu banyak untuk kami," kata laki-laki berusia 39 tahun itu seperti dikutip the Guardian, Rabu (24/2).
Ye menunjukkan foto-foto karya terbarunya. Salah satunya gambar wajah Suu Kyi yang dihiasi bunga melati di punggung seorang perempuan.
Usai kudeta 1 Februari para pendukung Suu Kyi sudah tidak ragu lagi menato wajah pemimpin sipil itu di tubuh mereka. Studio tato di seluruh Myanmar melaporkan lonjak permintaan tato Suu Kyi. Hingga saat ini politisi wanita berusia 75 tahun itu masih berada di tahanan atas tuduh kepemilikan talkie-walkie ilegal.
Pemerintah militer juga mendakwa Suu Kyi melanggar undang-undang bencana alam. Ia dapat dihukum hingga tiga tahun penjara bila dinyatakan bersalah dalam sidang yang dijadwalkan 1 Maret mendatang.
Reputasinya di internasional sempat tercoreng ketika ia membela operasi militer terhadap masyarakat minoritas Rohingya di Mahkamah Pidana Internasional (ICJ). Tapi rakyat Myanmar masih mencintainya.
Dalam sidang yang digelar di Den Haag itu Suu Kyi membantah militer Myanmar melakukan genosida terhadap warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine. Sejumlah pihak menilai saat itu Suu Kyi berusaha berkompromi dengan para jenderal untuk mempertahankan demokrasi yang rapuh.
Pada akhirnya proses transisi menuju demokrasi dipatahkan kudeta militer pada awal bulan ini. Dalam unjuk rasa di Yangon beberapa hari terakhir, terlihat jelas rakyat Myanmar masih mendukung Suu Kyi sepenuh hati.
"Saya bahkan tidak memiliki tato wajah orang tua saya," kata Hlaing yang menggambarkan kudeta 1 Februari jauh lebih menyakitkan daripada menahan jarum tato selama enam jam.m"Saya merasa dirugikan dan ditindas, saya harus mendapatkan tatonya," tambah laki-laki berusia 32 tahun itu.
Ye yang tengah mengerjakan desain baru tato Suu Kyi memberikan donasi pada gerakan pembangkangan sipil atau Civil Disobedience Movement (CDM). Gerakan yang bertujuan untuk melemahkan fungsi pemerintah militer melalui pemogokan massal.
"Rencana militer memenjarakannya sampai ia tua, seperti yang mereka lakukan sebelumnya, bila mereka tidak memenjarakannya selama 15 tahun negara kami lebih maju, tapi militer tahu itu," katanya.
Tato sudah menjadi bagian budaya Myanmar selama berabad-abad. Namun, penjajah Inggris melarang praktek tato selama pemberontak melawan kolonialisme 1930-an. Tato baru kembali menjadi budaya arus utama selama reformasi politik dan ekonomi pada tahun 2011.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.