Jawa Tengah
Longsor Nganjuk Telan 12 Korban Jiwa
Sebanyak tujuh orang warga diduga masih tertimbun longsor di Nganjuk.
NGANJUK — Sebanyak 12 orang ditemukan meninggal pascalongsor yang menerjang Desa Selopuro, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Ahad (14/2) malam. Bupati Nganjuk Novi Rahman mengatakan, hingga Senin (15/2) sore, proses evakuasi masih terus dilakukan.
Rahman menuturkan, derdasarkan data posko lapangan yang diterimanya, diperkirakan longsor menelan korban 21 orang. Dari seluruh korban yang dilaporkan, sebanyak 14 orang berhasil ditemukan. “Dua orang ditemukan dalam keadaan selamat, sedangkan 12 diantaranya dinyatakan meninggal dunia,” tutur Bupati Rahman, Senin (15/2) petang.
Ia berjanji, proses evakuasi korban akan terus dilakukan sampai 14 hari mendatang. Pemerintah Kabupaten Nganjuk juga akan melakukan pembersihan puing-puing dan menyiapkan relokasi bagi masyarakat yang terdampak longsor.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim, Yanuar Rachmadi, mengungkapkan, longsor yang terjadi mengakibatkan 147 orang mengungsi.
Posko pengungsian berada di rumah kepala desa Ngetos. "Delapan rumah mengalami rusak berat," ujarnya. Sejauh ini, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Nganjuk bersama relawan dan intansi terkait terus melakukan upaya pendataan terhadap korban longsor di Nganjuk. Evakuasi warga, penanganan korban luka, serta penyediaan pos pengungsian juga terus dilakukan.
Kasi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, I Wayan Suyatna, mengatakan, personel tim SAR gabungan dibagi menjadi dua SRU (search and rescue unit) berupaya menemukan seluruh warga yang diduga tertimbun longsor.
SRU pertama melakukan pencarian secara manual dengan menggunakan sejumlah peralatan pendukung seperti Alkon (mesin pompa air), sekop, dan cangkul. SRU kedua melakukan pencarian dengan menggunakan excavator.
Wayan mengaku, kedua tim masih mengalami kendala dalam pencarian. "Di antaranya cukup sulitnya akses jalan untuk alat berat menuju ke lokasi, kondisi lokasi tanah longsor yang cukup curam, dan masih ada retakan tanah di sekitar lokasi," tutur Wayan dikonfirmasi, Senin (15/2).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, tanah longsor di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, yang terjadi pada Ahad (14/2) malam sekitar pukul 18.30 WIB dipicu hujan intensitas sedang hingga tinggi.
"Tanah longsor di Kabupaten Nganjuk dipicu hujan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi pada Ahad malam sekitar pukul 18.30 WIB," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.
Cuaca ekstrem
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi bencana longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Senin (15/2). Khofifah meminta proses pencarian korban longsor terus dilakukan sampai seluruh korban yang tertimbun ditemukan. Untuk mempercepat pencarian, pihak kepolisian juga akan menerjunkan anjing pelacak.
"Saya telah berkoordinasi dengan Pak Kapolres dan ternyata sudah disiapkan anjing pelacak untuk mempercepat proses identifikasi," ujarnya. Khofifah mengaku, lokasi terjadinya bencana longsor memang cukup curam. Kondisi tebing mengharuskan untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan. "Utamanya alat berat dan juga dipersiapkan jalan-jalan atau akses lainnya, sehingga dapat mencapai titik perkiraan korban," ujarnya.
Khofifah menuturkan, Pemkab Nganjuk saat ini sudah memberikan edukasi kepada warganya untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal itu penting dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan, mengingat akhir-akhir ini Jatim dilanda cuaca ekstrem.
Utamanya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. "Banyak warga telah diedukasi dan ditingkatkan kewaspadaannya jika sewaktu waktu terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi," ujarnya.
Khofifah juga mengingatkan, adanya retakan tanah yang berpotensi terjadinya longsor harus diberi tanda atau warning. Termasuk mengajak warga mengambil langkah evakuasi diri. Khofifah berharap, ke depan daerah yang berada di sekitar lempengan yang berpotensi kerentanan lahan longsor agar lebih waspada.
"Mengingat ini lahan Perhutani maka saya minta Bupati Nganjuk dapat mengkordinasikan untuk menyiapkan relokasi lahan terdekat yang aman," kata Khofifah.
View this post on Instagram
LONGSOR NGANJUK
Warga mengungsi: 147 jiwa
Korban ditemukan: 14 orang
Meninggal: 12 jiwa
Selamat: 2 orang
Belum ditemukan: 7 orang
Jumlah korban: 21 orang
Sumber: BPBD/SAR Surabaya
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.