Bodetabek
Dari Maggot, Petani Dapat Rp 12 Juta per Bulan
Budi daya maggot menjadi pekerjaan sampingan yang menghasilkan di tengah pandemi Covid-19
Bercocok tanam sudah menjadi hobi Rahman, warga RT 015/004 Kelurahan Aren Jaya Bekasi Timur. Namun sejak Covid-19 mewabah, penghasilan yang didapatnya berkurang. Untuk menyiasati hal tersebut, dia beternak maggot.
Maggot adalah larva dari lalat Black Soldier yang diperoleh dari proses biokonversi Palm Kernel Meal. Nama latinnya adalah Hermetia illucens (Diptera, famili: Stratiomydae) Biokonversi merupakan hasil fermentasi sampah - sampah organik menjadi sumber energi metan yang melibatkan organisme hidup. Proses fermentasi seperti ini dikenal sebagai penguraian secara anaerob. Organisme yang umumnya berperan pada proses biokonversi ini adalah bakteri, jamur serta larva serangga.
Fase hidup lalat Black Soldier sekitar rata-rata 7 hari. Lalat Black Soldier hanya minum, dan tidak memakan apapun. Lalat Black Soldier bukan vector penyakit seperti lalat sampah. Lalat ini bersih dan bersahabat dengan manusia berdasarkan manfaatnya. Seekor lalat Black Soldier betina mampu menghasilkan 500-900 telur dalam sekali perkawinan, yang kemudian menetas dan menjadi larva. Larva inilah yang disebut dengan maggot.
Dalam sehari seekor maggot mengonsumsi makanan sebanyak dua kali dari berat beban tubuhnya. Makanan maggot adalah sampah sampah organik. Dengan adanya maggot yang mengonsumsi sampah organik, maka didapatlah manfaatnya yakni bisa menekan jumlah sampah organik yang ada di lingkungan seperti limbah dapur yakni sisa potongan sayur - sayuran, nasi basi dan sampah organik lainnya. Larva ini memanfaatkan limbah organik sebagai sumber makanannya.
Maggot Black Soldier mengandung protein dan asam amino yang lengkap, sehingga dapat digunakan sebagai sumber pakan alternatif yang baik untuk sebagian hewan ternak seperti unggas,ikan, serta sebagian hewan peliharaan seperti iguana, burung berkicau dan hewan peliharaan lainnya. Maggot juga mengandung anti jamur serta anti mikroba sehingga bila diasup oleh ikan akan tahan terhadap penyakit yang disebabkan jamur dan bakteria. Diluar itu, organ penyimpanan maggot yang disebut trophocytes berfungsi sebagai tempat menyimpan kandungan gizi yang ada pada media kultur yang dimakannya.
Kembali ke Rahman si petani di Bekasi Timur. Untuk menambah pundi uang, dia bertani maggot. Omzet yang didapatnya mencapai Rp 12 juta sebulan meski di masa pandemi Covid-19. Dia memulai bisnis budi daya maggot sejak Agustus 2020 saat dampak pandemi Covid-19 menyentuh sendi-sendi perekonomian masyarakat Kota Bekasi.
"Alhamdulillah sekarang dalam sebulan saya sudah bisa menghasilkan Rp 12 juta, itu hanya dari penjualan maggot saja, belum terhitung dari penjualan budi daya lele yang saya kelola juga," katanya di Bekasi.
Alhamdulillah sekarang dalam sebulan saya sudah bisa menghasilkan Rp 12 juta, itu hanya dari penjualan maggot saja.
Maggot bisa dijadikan usaha bisnis baru bagi masyarakat. Selain murah meriah dan mudah, maggot memiliki nilai ekonomis tinggi sebab setiap 100 gram maggot kering bisa dijual seharga Rp 20 ribu-Rp 30 ribu. "Bisa dibilang ini solusi alternatif warga yang terdampak pandemi Covid-19. Kalau saya sendiri saat ini terus terang saja semakin menekuni budi daya maggot ini, selain ternak ikan lele juga," katanya.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono mengaku terkesan dengan upaya Rahman menjalankan usaha yang tetap produktif bahkan mendapatkan penghasilan melebihi standar upah minimum. Wakil Wali Kota Bekasi meminta Rahman membuka pelatihan budidaya maggot kepada masyarakat luas, menjadikan budi daya tersebut sebagai peluang membuka lahan bisnis baru yang kemudian berimbas kepada terbukanya lapangan-lapangan kerja baru.
"Saya siap pak wakil, siapa saja yang ingin belajar budi daya maggot, saya siap memberi kesempatan untuk belajar bersama," kata Rahman saat dikunjungi Wakil Wali Kota Bekasi itu.
Tri berharap peluang bisnis ini mampu menghidupkan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) baru sekaligus mengurangi bobot tonase sampah yang hendak dibuang ke TPA Sumur Batu dan Bantargebang, Kota Bekasi.
Berdasarkan data Republika, budi daya Maggot juga menjadi perhatian warga Ibu Kota. Warga Jakarta Selatan membudidayakan maggot untuk menangani permasalahan sampah. Hal ini didorong oleh pemkot setempat.
Ada juga warga Sukabumi Jawa Barat yang membudidayakan maggot. Direktur Bank Sampah Maggot Ade Pahrudin menjelaskan pihaknya membudidayakan maggot untuk mengolah sampah.
Idenya membuat bank sampah dan menjadikan maggot sebagai komponen pengolahan sampah bermula dari memadukan antara proses daur ulang sampah plastik dengan potensi maggot dalam mengurai sampah. Kala itu, bank sampah tidak banyak menerima sampah organik. Oleh karena itu, kegiatan penukaran sampah rumah tangga tersebut pun dilaksanakan dengan menukar sembako untuk memenuhi kebutuhan para warga.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.