Geni
Merayakan 50 Tahun Manga Doraemon
Adegan puncak dalam film Stand by Me Doraemon 2 membuat penonton sulit menahan tangis.
Nobita tak sengaja menemukan mainan masa kecilnya tertimbun di sudut kamar saat ingin menyembunyikan nilai ujiannya yang jelek. Boneka beruang penuh tambalan itu merupakan pemberian mendiang nenek tercinta.
Benda tersebut membuat Nobita teringat kenangan mengharukan. Dia lantas mengajak Doraemon mengunjungi Nenek pada masa lampau. Dengan menggunakan mesin waktu, mereka berangkat menyusuri waktu beberapa tahun silam.
Ketika melihat dirinya sendiri pada masa lalu, Nobita malah sebal karena dulu kurang bersikap baik pada Nenek. Dia ingin menebus semua kenakalannya dengan melakukan hal yang membuat Nenek bahagia. Apa itu?
Kunjungan Nobita dan Doraemon ke masa lalu itu berkaitan dengan kondisi Nobita pada masa kini dan masa depan. Begitu juga memengaruhi relasi Nobita dengan anggota keluarga lain, juga dengan Shizuka, Gian, Suneo, dan Dekisugi.
Cerita Nobita dan Doraemon itu hadir dalam film animasi Stand by Me Doraemon 2. Sinema ini akan tayang di bioskop CGV Indonesia mulai 19 Februari 2021.
Film yang mengaplikasikan teknologi grafika komputer tiga dimensi (3DCG) ini akan melanjutkan sinema Stand by Me Doraemon yang tayang pada 2014. Sinema besutan CBI pictures yang saat itu menggunakan nama Jive Entertainment menjadi fenomenal dan tercatat sebagai box office.
Pada Stand by Me Doraemon 2, CBI Pictures menggandeng Odex Private Limited. Sebelumnya, pada 2020, Toho selaku studio yang mendistribusikan film secara resmi telah mengumumkan rencana kehadiran sekuel.
Duet sutradara Takashi Yamazaki dan ko-sutradara Ryuichi Yagi mengemas cerita dari episode orisinal "Nobita Bersama Nenek". Banyak momen magis dari kisah orisinal Fujiko F Fujio itu yang disajikan dengan apik pada film.
Stand by Me Doraemon 2 dihadirkan dalam rangkaian perayaan 50 tahun usia manga Doraemon. Karakter setiap tokoh tidak berbeda dari manga maupun serial animasi yang kerap dilihat pemirsa di layar televisi.
Ada Nobita yang cengeng dan ceroboh, selalu merengek meminta bantuan Doraemon. Suneo dan Gian yang iseng, juga Shizuka yang manis dan baik hati. Dekisugi yang terkesan seperti sosok sempurna juga muncul dalam film.
Ada juga Mama Nobita yang kerap mengomel serta Papa Nobita yang mudah panik, tetapi sesungguhnya sangat menyayangi putra satu-satunya itu. Semua tokoh tersebut membuat alur cerita jadi dinamis.
Para pengisi suaranya menghidupkan karakter dengan baik. Megumi Oohara menyulih suara Nobita Nobi kecil, Satoshi Tsumabuki sebagai Nobita Nobi dewasa, serta Wasabi Mizuta mengisi suara tokoh Doraemon.
Suara dari tokoh Shizuka Minamoto diisi oleh Yumi Kakazu, sementara Kotono Mitsuishi menjadi Mama Nobita, Nobuko Miyamoto sebagai Nenek Nobita, serta Yasunori Matsumoto sebagai Papa Nobita.
Tidak lupa kawan-kawan Nobita yang tetap bersahabat hingga dewasa. Ada Subaru Kimura yang mengisi suara Takeshi Goda (Gian), Tomokazu Seki sebagai Suneo Honekawa, dan Shihoko Hagini sebagai Hidetoshi Dekisugi.
Sinema berdurasi 96 menit ini menyenangkan disimak bersama seluruh anggota keluarga berkat skenario kompleks dan mendalam yang ditulis Takashi Yamazaki. Musik gubahan Naoki Sato menambah suasana di berbagai adegan.
Anak-anak serta remaja dijamin terhibur dengan kekocakan para tokohnya, dialog sederhana, dan plot yang mudah dicerna. Orang dewasa bakal bernostalgia dengan kisah Doraemon yang dulu menemani masa kecil mereka.
Penonton yang belum menyimak prekuel Stand by Me Doraemon atau sudah melihat tapi lupa-lupa ingat tetap bisa menikmati sekuel tanpa kebingungan. Pasalnya, ada beberapa adegan kilas balik dari film pendahulu itu.
Daya tarik utama film tentunya berbagai alat modern dari kantong ajaib yang dimiliki Doraemon untuk membantu Nobita. Tampilan futuristik pada masa depan yang penuh dengan teknologi tinggi juga sangat memukau.
Jika penggemar pernah bertanya-tanya mengenai asal-usul nama Nobita Nobi, bisa mendapat jawaban lewat film ini. Apabila menyimak dengan cermat, ada juga karya manis dari Jaiko Goda, adik Gian, yang terpampang dalam film.
Sebuah adegan puncak bakal sulit membuat pemirsa menahan jatuhnya air mata. Bagian film ini sekaligus menjadi pengingat betapa berjasanya peran orang tua, kasih sayang keluarga, juga persahabatan dan cinta dalam hidup seseorang.
Perlu dicatat bagi penonton yang hendak menyimak film di layar lebar untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan memperhatikan aturan yang diberlakukan oleh pengelola bioskop. Dengan demikian, pengalaman menonton akan aman dan menyenangkan.
CGV Indonesia mewajibkan penonton dan kru mengenakan masker selama berada di seluruh area bioskop, termasuk sepanjang pemutaran film. Penikmat film yang diperkenankan menonton di bioskop CGV selama masa pandemi berusia 12-60 tahun.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.