Internasional
UE: Separuh Rakyat Afghanistan Butuh Bantuan
Uni Eropa akan memberikan 32 juta euro untuk proyek kemanusiaan di Afghanistan pada 2021.
KABUL -- Uni Eropa (UE) mengatakan separuh dari rakyat Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Perhimpunan Benua Biru kembali menyerukan gencatan senjata antara pemerintah dan kelompok Taliban.
“Meningkatnya kekerasan dan konflik menjadi penyebab utama kebutuhan kemanusiaan di negara ini. Kami sangat berharap serta menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat dan komprehensif," kata Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis, Janez Lenarcic, Rabu (3/2).
Menurut dia, meningkatnya aksi kekerasan menjadi penyebab utama bantuan kemanusiaan sulit disalurkan ke Afghanistan. Lenarcic meminta Pemerintah Afghanistan dan Taliban memahami bahwa membuka akses penuh dan tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan adalah kewajiban mereka di bawah hukum humaniter.
Lenarcic mengumumkan Uni Eropa akan memberikan 32 juta euro untuk proyek-proyek kemanusiaan di Afghanistan pada 2021. Dia menyebut jumlah bantuan kemanusiaan Uni Eropa dapat meningkat. Dana tersebut terpisah dari 12 miliar dolar AS selama empat tahun ke depan yang dijanjikan donor asing termasuk Uni Eropa pada November.
Konflik Afghanistan telah berlangsung sejak 2001. Saat ini, pembicaraan damai intra-Afghanistan masih berlangsung di Doha, Qatar. Perundingan yang telah memasuki putaran kedua itu hanya membuat sedikit kemajuan, bahkan ketika kekerasan terus terjadi di negara tersebut.
Sebelumnya, Taliban dan Amerika Serikat (AS), selaku sekutu utama Pemerintah Afghanistan, telah mencapai kesepakatan damai. Di bawah kesepakatan tersebut, Washington setuju untuk menarik pasukan dari Afghanistan secara gradual.
Pada November tahun lalu, AS mengumumkan akan secara tajam mengurangi jumlah personel militernya di Afghanistan dari 4.500 menjadi 2.500. Pengumuman itu muncul setelah terjadi peningkatan kekerasan di Afghanistan. Taliban terus melakukan serangan yang menargetkan para pemimpin pemerintah, pasukan keamanan, dan warga sipil.
Sebaliknya, militer Afghanistan juga terus melakukan serangan. Yang terkini, pemerintah Afghanistan mengatakan serangan udara dan darat pasukan mereka menewaskan 36 orang dan melukai lima orang lainnya. Angkatan Bersenjata Afghanistan mengatakan Taliban merencanakan serangan di Provinsi Kandahar.
Rencana itu yang memicu pasukan Afghanistan melancarkan serangan udara dan darat pada Sabtu (30/1). Dalam pernyataannya Ahad (31/) pemerintah mengatakan pemberontak dari berbagai provinsi berkumpul di daerah Joy-e-Lahore, Dasht-e-Bolan, dan Kohak, Provinsi Arghandaab untuk menggelar serangan ke pasukan pemerintah.
Taliban belum mengeluarkan pernyataan mengenai pengumuman ini. Kantor berita Turki, Anadolu Agency melaporkan aktivis hak sipil asal Kandahar, Mohammad Akbar Nagahani mengatakan beberapa pekan terakhir pasukan Afghanistan dan Taliban terlibat dalam bentrokan mematikan di Arghandaab.
"Pasukan pemerintah telah menggelar operasi keamanan terhadap Taliban, tidak ada warga sipil yang tersisa, keluarga-keluarga melarikan diri dari pertempuran," katanya.
Komisi Hak Asasi Manusia Afghanistan melaporkan selama 2020 perang menewaskan 2.958 warga sipil. Kekerasan di negara yang hancur oleh perang itu tidak berhenti walaupun Taliban dan pemerintah Afghanistan menggelar tengah menggelar perundingan damai di Doha, Qatar sejak 12 September 2020.
Pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang baru mengumumkan akan meninjau kembali kesepakatan damai. Pada Februari tahun lalu AS menandatangani perjanjian damai dengan Taliban.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.