Nasional
Kapolri: Kami Ingin Bersinergi
Polri akan melakukan pendekatan humanis dan merakyat dalam menangani masalah.
JAKARTA -- Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo aktif mengunjungi sejumlah organisasi masyarakat berbasis Islam seusai dilantik pada Selasa (26/1). Dalam sejumlah kunjungan itu, Listyo selalu menekankan mengenai keterlibatan dan kerja sama aparat dan ormas Islam dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
"Kewajiban kami dari kepolisian untuk sowan dan tentunya kami menyampaikan maksud kami selain bersilaturahim, kami tentunya ingin bersinergi dengan PP Muhammadiyah," ujar Listyo dalam kunjungannya ke Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jakarta Pusat, Jumat (29/1/2021).
Dalam kunjungannya itu Listyo menegaskan, tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menghalalkan aksi terorisme atau intoleransi. Semua agama, kata dia, mengajarkan kasih sayang. Listyo adalah kapolri kedua yang bukan dari kalangan Muslim sepanjang Indonesia merdeka.
"Tidak ada agama mana pun yang mengajarkan mengenai hal-hal yang sifatnya seperti teroris intoleransi karena semua agama mengajarkan kasih sayang, khususnya Muslim," ujar Sigit di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (29/1).
Menurut dia, umat Islam telah diajarkan Islam rahmatan lilalamin. Oleh karena itu, jika ada masyarakat yang bertindak radikal dan intoleran, itu bukan dari ajaran agama.
Dia pun menjanjikan pendekatan yang moderat dalam menangani masyarakat yang terpengaruh dengan ajaran-ajaran radikal. "Itu sudah jelas dan kecuali itu sudah melakukan terlalu jauh dan melakukan tindak pidana, itu kita akan proses," kata dia.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti mendukung program yang akan dilakukan Kapolri ke depannya. "Muhammadiyah mendukung program Pak Kapolri, terutama bagian program yang berkaitan dengan moderasi," ujar Mu'ti.
Muhammadiyah, kata dia, memberikan dukungan penuh kepada Kapolri Listyo yang berkomitmen melakukan pendekatan humanis dan merakyat dalam menangani dan mengatasi persoalan. "Kami bahkan tadi mengusulkan tagline baru untuk Kapolri, yaitu polisi sahabat umat," ungkap Mu'ti.
Sebelum berkunjung ke Muhammadiyah, Listyo lebih dulu mengunjungi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Kamis (28/1). Kepada PBNU, Sigit juga menyebut Polri akan meningkatkan sinergi bersama dengan para ulama untuk menjaga kamtibmas. "Meningkatkan hubungan sinergi umara dan ulama di dalam melaksanakan program-program Harkamtibmas," kata Sigit di Kantor PBNU, Jakarta Pusat.
Menurut Sigit, dalam menjalankan program pemeliharaan kamtibmas, Polri tentu membutuhkan dukungan dari elemen masyarakat. Ia mengapresiasi Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan seluruh pengurusnya yang menyatakan siap memberikan dukungan kepada Polri. Dukungan tersebut dalam bentuk sinergi dalam kegiatan kamtibmas di semua level.
Kiai Said mengatakan, silaturahim memang harus ditingkatkan. Dengan begitu, ada penyamaan persepsi, konsep kemanusiaan, pemahaman kebangsaan, agama, dan budaya agar membuat Indonesia menjadi lebih kuat. Silaturahim juga akan menghasilkan upaya dan hubungan kerja yang positif.
Pada Sabtu (30/1), Listyo mengunjungi Rabithah Alawiyah dengan tujuan yang sama. Di sana, Listyo mengaku mendapatkan masukan agar polisi mampu memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam kegiatan kamtibmas.
Pengamat organisasi Islam dari UIN Syarif Hidayatullah, Prof Sukron Kamil, menilai kunjungan kapolri baru ke beberapa ormas Islam bisa dilihat dalam kerangka politik modern. Dalam teori politik modern, kata dia, negara tidak cukup menjalankan tugasnya hanya dengan kerja sama antarlembaga negara, baik eksekutif dengan eksekutif maupun juga dengan yudikatif.
Mereka harus bekerja sama dengan apa yang disebut civil society di satu civil society organization (CSO). CSO, kata dia, memiliki ciri kemandirian dan mengembangkan nilai-nilai. Mereka mampu melakukan kritik terhadap pemerintah jika pemerintah itu melenceng atau dianggap melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan idealisme politik modern.
"Kalau dilihat dari sisi politik modern, saya kira kunjungan itu memang positif karena secara umum kalau dilihat dari perspektif civil society, ormas Islam itu organisasi masyarakat sipil," kata dia, kemarin.
JANJI SIGIT:
- Pendekatan moderasi beragama dalam menekan paham radikal.
- Pendekatan humanis dalam penegakan hukum.
- Melibatkan ulama dalam menjaga kamtibmas.
- Polri akan lebih adil, jujur, dan transparan.
Tingkatkan Soliditas
Listyo Sigit juga bersilaturahim dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Subden Mabes TNI, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Ahad (31/1). Listyo menegaskan, TNI-Polri harus terus meningkatkan sinergi dan soliditas dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas)
"Kewajiban saya selaku kapolri yang baru untuk terus menjaga dan bahkan meningkatkan sinergi dan soliditas yang telah kami laksanakan," ujar Listyo dalam konferensi persnya yang disiarkan secara virtual, Ahad (31/1).
Listyo mengatakan, banyak penugasan maupun kerja sama yang selama ini dilaksanakan TNI-Polri. Masalah yang saat ini dihadapi adalah penegakan protokol kesehatan (prokes). TNI-Polri, kata dia, berada di garis depan untuk menegakkan aturan tersebut. Kemudian juga beberapa kegiatan seperti kamtibmas di Poso dan Papua dan penanganan masalah bencana alam.
"Sinergi TNI dan Polri sebagai representasi negara yang selalu harus hadir selama ini berjalan dengan amat sangat baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami terus berkomitmen agar sinergi dan solidaritas TNI/Polri terus menjadi lebih baik lebih solid," kata dia.
Panglima Hadi mengatakan, TNI senantiasa mendukung penegakan hukum yang dilaksanakan Polri demi terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Menurut Hadi, mereka juga membicarakan rencana rapat pimpinan TNI dan Polri pada Februari 2021.
Hadi mengatakan, TNI saat ini sedang getol melaksanakan penegakan prokes ke seluruh wilayah Indonesia. Mereka memberikan edukasi dan sosialisasi untuk tidak bosan-bosan menggunakan masker.
Dengan menggunakan masker, kata dia, setiap individu akan saling melindungi satu sama lainnya dari penyebaran Covid-19. "Sinergi TNI dan Polri dan didukung oleh komponen masyarakat lainnya adalah modal dasar untuk menjaga NKRI," ujar Hadi.
Silaturahim itu dilanjutkan dengan pemantauan prokes. Hadi mengajak Listyo memantau penerapan prokes penanganan Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Keduanya menyosialisasikan pentingnya prokes guna memutus mata rantai Covid-19.
"Saya bersama Bapak Kapolri mengecek di lapangan, khususnya di Pasar Tanah Abang terkait dengan protokol kesehatan, utamanya menggunakan masker," kata Hadi di Pasar Tanah Abang.
Hadi menekankan, dalam waktu sepekan ke depan, penerapan prokes akan semakin digalakkan. Nantinya, TNI-Polri akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya prokes.
Kapolri Jenderal Sigit menambahkan, TNI-Polri dan seluruh stakeholder lainnya akan bekerja sama untuk memberikan pemahaman berupa edukasi terhadap masyarakat untuk selalu menerapkan prokes.
"Menambahkan apa yang disampaikan Panglima, saya mohon rekan-rekan security, terkait masker yang dibagikan agar dibagikan kepada seluruh pengunjung yang tidak menggunakan masker," kata Sigit.
Sigit juga memastikan personel TNI-Polri akan menegakkan prokes di pasar, stasiun, dan lokasi lainnya yang memiliki mobilitas orang dan interaksi tinggi. Oleh karena itu, kata Sigit, edukasi pemberian masker sekaligus kegiatan lain akan terus berlanjut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.