Tuntunan
Rindu Kami, Madinah...
Berita viral itu seolah menjadi pelepas dahaga di tengah kerinduan umat Islam terhadap Madinah.
OLEH ACHMAD SYALABY ICHSAN
Kabar gembira baru sampai di tengah umat Islam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Madinah sebagai salah satu kota tersehat di jagat bumi. Pengakuan ini diberikan WHO setelah timnya melakukan peninjauan ke kota wafatnya Rasulullah SAW itu.
Berita viral itu seolah menjadi pelepas dahaga di tengah kerinduan umat Islam terhadap Madinah. Kerinduan yang membuncah karena adanya pembatasan dan pengurangan besar-besaran jamaah umrah akibat pandemi Covid-19.
Rasa kangen itu kian bergemuruh ketika Kerajaan Arab Saudi hanya menyelenggarakan ibadah haji untuk seribu jamaah yang berdomisili di Saudi pada musim 2020 lalu. Sementara, belum ada kejelasan apakah Saudi akan menormalisasi perhelatan ibadah rukun Islam kelima itu atau tidak pada musim ini.
Bagi orang yang sudah menginjak kota ini, bahkan bagi mereka yang belum pernah, Madinah memang membuat rindu. Siapa tidak rindu dengan ribuan merpati yang beterbangan di pelataran Masjid Nabawi?
Ketawadhuan para syeikh saat mengucurkan kalam di tiang-tiang Masjid Nabawi? Objek muhasabah alami bernama Permakaman Baqi? Siapa pula yang matanya tak berkaca demi mengenang makam Baginda Rasulullah SAW? Semua itu hanya ada di Madinah. Kota yang reputasinya harum di tengah wabah sebagai tempat tersehat di dunia.
Kota yang reputasinya harum di tengah wabah sebagai tempat tersehat di dunia.
Mengenai status ini, warga Madinah sejak masa Rasulullah memang amat menjaga kesehatannya. Hal ini tampak pada standar kebersihan kaum Anshar yang dipuji langsung Rasulullah SAW. Pada satu hari, sebagaimana diriwayatkan Imam Zamakhsyari dalam kitab al-Kasysyaf, Rasulullah memuji orang-orang Anshar kala beliau singgah di Masjid Quba. Beliau bersabda, "Wahai sekalian orang Anshar, sesungguhnya Allah memuji kalian dan apa yang kalian lakukan ketika bersuci."
Salah seorang Anshar menjawab, "Kami mengikutkan air setelah batu." Maksudnya, orang-orang Anshar sangat menjaga kesucian diri mereka. Mereka bahkan bersuci dengan batu dan air sekaligus. Sesuatu yang tidak sering dilakukan orang-orang ketika itu.
Rasulullah mencontohkan para sahabatnya bersuci menggunakan air dan batu tetapi jika ada air maka cukuplah. Berbeda dengan para penduduk Quba yang mencerminkan kebersihan sedemikian rupa. Maksimal dalam meneladani dan taat tanpa basa basi.
Meski demikian, Madinah bukannya tak pernah terserang wabah. Hadis Rasulullah SAW secara tersurat mengungkap bagaimana demam pernah menyerang warga kota ini. Beliau pun senantiasa mendoakan Madinah dan warganya.
Secara khusus, Nabi SAW pun berdoa: "Ya Allah, jadikan kami mencintai Kota Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, bahkan lebihkan lagi cinta kami. Jadikanlah kota ini menyehatkan kami. Berkahi kami dalam setiap sha'-nya dan mudd-nya, dan pindahkanlah demamnya ke daerah Juhfah." (HR al-Bukhari dan Muslim).
Doa ini dipanjatkan Rasulullah SAW saat Madinah diserang wabah penyakit. Abdus Salam Harum dalam buku Tahdzib Sirah menjelaskan tentang kisah para sahabat yang terjangkit wabah. Salah satu kisahnya terekam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata, "Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, kota itu adalah sarang wabah penyakit demam. Banyak dari sahabat Rasulullah SAW yang tertimpa wabah tersebut. Namun, Allah SWT menghindarkan Rasul-Nya dari penyakit itu. Ketika Abu Bakar, Amir bin Fuhairah, dan Bilal tinggal di dalam satu rumah, mereka semua terserang penyakit demam. Maka aku pun datang untuk menjenguk mereka (peristiwa ini terjadi sebelum perintah menggunakan jilbab). Hanya Allah yang tahu tentang beratnya sakit yang mereka alami...."
republikaonline Madinah ditetapkan WHO sebagai kota tersehat di dunia karena sejumlah faktor ##Madinah ##WHO Pieces (Solo Piano Version) - Danilo Stankovic
Dihidupkan oleh Sunnah
Madinah adalah tempat hidupnya sunah-sunah Rasulullah SAW. Mereka yang pernah pergi ke kota ini merasa sedang bertamu ke rumah Rasulullah SAW. Dari shalat malam hingga shalat berjamaah, dari memberi salam sampai memberi jamuan terbaik kepada tamunya. Tidak heran jika sunnah sudah membudaya karena mereka mengingat benar wasiat Rasulullah SAW saat sampai di Madinah.
"... Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambung silaturahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk ke surga dengan sejahtera." (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Karena itu, Madinah sempat terekam dalam hadis-hadis tentang masa depan, khususnya mengenai kedatangan Dajjal. Di dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Makkah dan Madinah dikecualikan dari tempat persinggahan Dajjal.
Dua tempat itu dijaga oleh para malaikat yang berbaris kokoh. Dajjal pun berhenti bersama para ajudannya di sebuah kebun di pinggir Madinah. Madinah berguncang tiga kali. Keluarlah semua orang kafir dan munafik dari Madinah untuk bertemu dengan Dajjal.
Madinah pun seolah menjadi tempat pembersihan bagi dosa-dosa manusia. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, "Sesungguhnya Madinah itu seperti alat peniup api yang kotor. Tidak akan terjadi kiamat itu sampai-sampai Madinah menghilangkan keburukan-keburukan yang ada didalamnya, sebagaimana alat peniup api menghilangkan kotoran besi." (Shahih Muslim).
Wallahu a'lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.