Ekonomi
Jokowi Minta LPI Tancap Gas
LPI merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk menyediakan alternatif pembiayaan pembangunan.
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Istana Negara pada Rabu (27/1). LPI atau Indonesia Investment Authority (INA) akan mengelola dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF) Indonesia.
Jokowi memerintahkan dewan pengawas segera memilih dewan direktur untuk menjalankan operasional LPI. Jokowi memberi tenggat waktu satu pekan kepada dewan pengawas.
"Saya minta agar paling lambat pekan depan itu sudah juga terbentuk (dewan direktur) dan setelah itu langsung bekerja tancap gas sesuai yang sudah kita rencanakan," ujar Jokowi.
LPI merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah untuk menyediakan alternatif pembiayaan pembangunan selain dari APBN. Dengan rekam jejak yang dimiliki para dewan pengawas, Jokowi yakin LPI mampu meraih kepercayaan dari para mitra dan investor, baik dari dalam atau luar negeri.
"Sehingga alternatif pembiayaan yang kita harapkan untuk pembangunan betul-betul bisa kita raih dan kita harapkan bisa dalam jumlah yang besar," kata Jokowi.
Jadi ada keseimbangan antara tujuan ekonomi dan manfaat komersialnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Jokowi melantik lima nama anggota Dewan Pengawas LPI dengan dua di antaranya dijabat secara ex-officio oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai ketua merangkap anggota dan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai anggota. Sementara tiga nama lain dalam struktur tersebut dijabat oleh kalangan profesional yakni Darwin Cyril Noerhadi, Yozua Makes, dan Haryanto Sahari.
Jokowi optimistis dalam waktu dekat akan ada aliran dana masuk sampai 20 miliar dolar AS. Angka tersebut diyakini bisa terhimpun dalam kurun waktu satu sampai dua bulan setelah LPI beroperasi.
Melalui siaran pers yang diterbitkan LPI dijelaskan, Anggota Dewan Pengawas LPI Haryanto Sahari adalah seorang akuntan publik senior dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Saat ini, ia menjabat sebagai komisaris independen di salah satu perbankan nasional.
Haryanto tercatat pernah menjabat sebagai Country Senior Partner of PriceWaterhouseCoopers Indonesia dan memimpin sejumlah inisiatif audit dari beberapa perusahaan besar Indonesia.
Kursi dewan pengawas LPI berikutnya diduduki oleh Darwin Cyril Noerhadi. Ia merupakan salah satu investor terkemuka di Indonesia dan merupakan pendiri dari firma finansial Creador Indonesia. Ia juga sudah berperan dalam berbagai transaksi investasi di Asia Tenggara dan Asia Selatan meliputi Indonesia, Malaysia, India, dan Vietnam.
Terakhir, Yozua Makes adalah pendiri dan managing partner dari firma hukum Makes & Partners dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam transaksi merger dan akuisisi, corporate finance, penanaman modal asing, dan berbagai transaksi komersial antar negara lainnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan delapan karakteristik yang menjadi keunggulan LPI. Keunggulan itu antara lain terkait capital maximization, tata kelola mengikuti praktik bisnis internasional, dan tujuan ekonominya seimbang dengan manfaat komersial.
"Jadi ada keseimbangan antara tujuan ekonomi dan manfaat komersialnya," tuturnya.
Sri mengatakan, LPI juga memiliki landasan hukum yang kuat sehingga mampu memberikan kepastian dan memiliki fleksibilitas dalam melakukan investasi. Lembaga ini juga mempunyai dukungan yang kuat dari negara.
Pelantikan dewan pengawas LPI memberikan sentimen positif terhadap sejumlah saham emiten pelat merah sektor konstruksi. Saham BUMN tersebut mengalami kenaikan di tengah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung melemah.
"Pelantikan Dewas LPI merupakan salah satu sentimen positif yang mendorong kenaikan BUMN kontruksi pada hari ini (kemarin)," kata Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji.
Menurut Nafan, investor optimistis keberadaan LPI akan berdampak positif terhadap kinerja BUMN konstruksi. Lembaga ini akan menarik dana asing untuk berinvestasi ke proyek infrastruktur. Hal ini dinilai akan menyehatkan arus kas BUMN konstruksi.
Penguatan dipimpin oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang melesat naik ke level 1.960 atau menguat hingga 14 persen setelah sebelumnya sempat jatuh ke level 1.600. Dalam sepekan terakhir, WIKA telah terkoreksi hingga 8,41 persen.
Selanjutnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga menguat 9,83 persen ke level 1.620. WSKT kembali naik setelah empat hari berturut-turut terjebak di zona merah. Dalam sepekan, WSKT telah terkoreksi sebesar 12,43 persen.
Selain itu ada pula PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) yang menguat sebesar 9,79 persen ke level 1.850. Sebelumnya, PTPP sempat jatuh ke level 1.570 dan lalu menguat kembali menjelang akhir perdagangan sesi pertama ke level 1.815.
Sementara itu, IHSG di akhir perdagangan sesi pertama ditutup melemah 0,79 persen ke posisi 6.091. Sebelumnya IHSG sempat jatuh lebih dalam dan menyentuh kembali level 5.900.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.