Internasional
Sekjen PBB: Dunia Terbelah Dua
Sekjen PBB mengingatkan perselisihan AS dan Cina membuat dunia terbelah dua.
NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak dunia usaha memimpin pemulihan dunia yang adil dan berkelanjutan setelah dihantam pandemi Covid-19, Senin (25/1). Ia mengingatkan, perselisihan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina telah membuat dunia terbelah dua.
"Kita sampai pada kenyataan, pada 2021 kita harus menangani kerentanan ini dan mengembalikan dunia ke jalurnya semula," kata Guterres dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang digelar secara virtual.
"Kita mengandalkan dunia usaha agar mereka sendiri bisa berperan penting dan menekan pemerintah agar melakukan hal yang benar," katanya.
Guterres mencemaskan 'keretakan besar' antara AS dan Cina. Kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu terpecah pada sisi dominan yang berbeda, mulai dari mata uang, aturan perdagangan dan keuangan, internet, geopolitik, hingga strategi militer.
"Kita harus berbuat apapun yang memungkinkan demi menghindari pemisahan itu," kata Guterres.
Ia juga menyebutkan ancaman lain, yaitu krisis iklim. Sedangkan ancaman lainnya adalah meningkatnya risiko pengembangan senjata nuklir dan senjata kimia.
Menurut Guterres, cara tercepat untuk membuka kembali perekonomian global adalah distribusi vaksin korona yang merata. "Jika negara maju berpikir bahwa mereka akan selamat jika memvaksin rakyat mereka sendiri sambil mengabaikan negara berkembang, maka mereka keliru," katanya.
Belum usai
Dalam WEF, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, pandemi Covid-19 masih jauh dari usai. Ia menyebut dunia telah mencapai kemajuan awal dalam perang melawan Covid-19.
“Kemunculan kembali kasus Covid-19 baru-baru ini mengingatkan kita bahwa kita harus terus berjuang. Namun, kami tetap yakin bahwa musim dingin tidak bisa menghentikan datangnya musim semi dan kegelapan tidak akan pernah bisa menyelimuti cahaya fajar," ujar Xi, dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (26/1).
Xi mendesak komunitas global meninggalkan prasangka ideologis. Sebaliknya dunia perlu hidup berdampingan secara damai dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
“Tidak ada dua daun di dunia yang identik, dan tidak ada sejarah, budaya, atau sistem sosial yang sama. Setiap negara memiliki keunikan dengan sejarah, budaya, dan sistem sosialnya masing-masing, dan tidak ada yang lebih unggul dari yang lain," kata Xi.
Xi menyerukan pendekatan multilateral dalam upaya mengatasi krisis ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19. Ia menghindari menyebutkan nama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden atau AS dalam pidato pertamanya ini, sejak Trump meninggalkan Gedung Putih, pekan lalu.
"Membangun lingkar kecil atau memulai perang dingin yang baru, menolak, mengancam, atau mengintimidasi pihak lain, atau menerapkan pemisahan sepenuhnya, mengganggu pasokan, dan menerapkan sanksi dan menciptakan isolasi atau pengasingan, hanya akan mendorong dunia ke perpecahan dan konfrontasi yang lebih buruk lagi," kata Xi, dikutip the Guardian, Selasa.
Vaksin untuk Yaman
Sementara, pemerintah Arab Saudi berencana menyediakan vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah, seperti Yaman dan negara-negara Afrika. Riyadh mengaku sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa produsen vaksin.
"Kami sedang bernegosiasi dengan banyak perusahaan vaksinasi untuk memberikan lebih banyak vaksinasi terutama ke negara-negara berpenghasilan rendah," kata Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan saat memberikan pidato di Forum Ekonomi Dunia yang digelar virtual, Selasa (26/1), dikutip laman Asharq Al-Awsat.
Menurut al-Jadaan, Yaman dan sejumlah negara Afrika tidak mungkin memenuhi kebutuhan vaksinnya dengan hanya mengandalkan Covax. Covax adalah program yang diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Misinya adalah menyediakan 20 persen vaksin Covid-19 gratis bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.