Nasional
BPBD Lebak Siapkan Peralatan Evakuasi
Curah hujan yang tinggi mengharuskan semua daerah meningkatkan siaga bencana.
LEBAK — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten menyiapkan peralatan evakuasi untuk menghadapi ancaman bencana alam sehubungan puncak hujan terjadi Januari dan Februari 2021.
"Kami menyiagakan peralatan evakuasi itu guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Plh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Pebby Rizky Pratama di Lebak, Senin (26/1).
Petugas BPBD kini melakukan pemeriksaan dan perbaikan peralatan evakuasi agar kondisinya baik dan bisa dioperasikan untuk pertolongan masyarakat yang terdampak bencana alam.Apabila, peralatan itu rusak tentu akan menghambat untuk kecepatan melakukan pertolongan kemanusiaan.
Karena itu, BPBD Lebak kini mempersiapkan peralatan evakuasi dengan kondisi baik, seperti motor tempel, pelampung, perahu karet, dapur umum lapangan, logistik, gergaji mesin, kendaraan, tenda, dan tambang.Selama ini, kata dia, wilayah Kabupaten Lebak langganan banjir dan longsor dan perlu kesiapsiagaan,termasuk perlengkapan peralatan evakuasi.
Apalagi, BMKG mengeluarkan prakiraan cuaca buruk yang ditandai puncak hujan pada Januari dan Pebruari 2021, sebab beberapa daerah di Tanah Air,termasuk Kalimantan Selatan dilanda banjir.Dengan demikian, BPBD Lebak mempersiapkan peralatan evakuasi guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami bergerak cepat jika sewaktu-waktu menerima laporan adanya bencana alam itu," katanya.Ia mengatakan, petugas dan relawan mampu mengoperasikan peralatan evakuasi sehingga bisa cepat melakukan penyelamatan kemanusiaan.Meski peralatan evakuasi itu relatif terbatas.
Namun dinilai bisa mengatasi penanganan kebencanaan."Kami juga bila kekurangan peralatan evakuasi juga mendapat bantuan peralatan dari Kepolisian, Basarnas dan Relawan Tagana," katanya.
Pengungsi banjir Puncak sudah kembali
Sebagian besar pengungsi korban banjir Gunung Mas Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor mulai kembali ke rumahnya masing-masing. Saat ini, ada 191 jiwa dari 57 kepala keluarga (KK) masih mengungsi di pondokan milik Agro Wisata Gunung Mas.
Camat Cisarua Deni Humaedi mengatakan, dari 1.025 jiwa pengungsi yang tersebar di dalam dan luar area Gunung Mas Puncak, saat ini hanya tersisa warga yang mengungsi di dalam area Gunung Mas, yakni di pondokan.
“Mayoritas sudah kembali, di luar pada zona bahaya dan warga manula, sakit, atau hamil. Sekarang tidak ada lagi posko pengungsian di luar (area Gunung Mas),” kata Deni kepada Republika, Ahad (24/1).
Deni menjelaskan, petugas gabungan Polsek Cisarua, Taruna Tanggap Bencana (Tagana), beserta relawan mendata para pengungsi, sekaligus mengecek rumah yang ditinggalkan pascabencana. Hal itu dilakukan untuk melaksanakan pergeseran pengungsi ke rumahnya masing-masing.
Adapun posko pengungsian yang berada di luar area Gunung Mas, yakni Kampung Rawa Dulang, Kampung Cirohani, Kampung Pensiunan, dan Kampung Citeko yang masih berada di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua. “Semalam yang ngungsi ke Kampung Pensiunan pun sudah kembali, dan posko Kampung Pensiunan closed,” ujar Deni.
Deni menerangkan, petugas gabungan juga melakukan perbaikan instalasi air bersih di permukiman warga yang saluran airnya mengalami kerusakan berat akibat banjir bandang. Penormalan saluran sungai juga dikakukan dengan memasang turap, sekaligus membersihkan material longsor dan banjir menggunakan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor.
Semalam yang ngungsi ke Kampung Pensiunan pun sudah kembali, dan posko Kampung Pensiunan closed.
Meski warga sudah mulai dikembalikan ke rumahnya masing-masing, petugas gabungan tetap mendistribusikan bantuan ke rumah para pengungsi. “Kondisi logistik aman, kami bantu distribusikan logistik ke rumah masing-masing pengungsi,” ujar Deni.
Ketua RT 02/ RW 02 Kampung Gunung Mas Cecep Supriadi mengatakan, seluruh warga RT 02/ RW 02 yang sempat mengungsi, seluruhnya sudah bisa pulang. Cecep mengatakan, sebelumnya warganya didata terlebih dahulu sebelum bisa kembali ke kediamannya masing-masing.
“Seluruh warga RT 02/ RW 02 hari ini semuanya sudah bisa pulang, tapi yang masih ada di wilayah zona merah banjir, karena rumahnya terdampak banjir, masih bertahan di pondok pengungsian,” ujar Cecep.
View this post on Instagram
Sebelumnya, saat mengunjugi warga terdampak bencana di Gunung Mas, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan, kondisi di lokasi bencana banjir bandang semakin terkendali dan kondusif. Sehingga, warga bisa mulai kembali ke rumah secara bertahap.
“Sandang pangan aman, logistik sangat cukup, lokasi juga sudah bersih. Ada beberapa lokasi yang sudah bisa ditinggali kembali dan masyarakat dapat kembali ke rumahnya masing-masing," kata Ade Yasin.
Dia menilai, penanganan bencana di Desa Tugu Selatan kali ini, merupakan penanganan bencana tercepat di Kabupaten Bogor, yakni posko pengungsian menerima banyak sekali bantuan.
“Jadi, saya rasa juga terima kasih kepada relawan yang sudah membantu. Saya kira perlahan-lahan yang lain juga untuk kembali ke tempatnya masing-masing,” kata Ade.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.