Hikmah
Petuah Nabi untuk Perempuan
Dengan penuh rasa cinta, Nabi berabad-abad lampau memberi wejangan bagi kaum perempuan.
Oleh ARMAWATI
OLEH ARMAWATI
Dengan penuh rasa cinta, Rasulullah SAW berabad-abad lampau memberikan wejangan bagi kaum perempuan. Petuahnya tetap relevan pada zaman kini karena tak hanya menyangkut kepentingan dunia, tetapi juga kepentingan akhirat.
Alkisah, Aisyah, istri Rasulullah SAW, dikunjungi seorang perempuan yang memiliki dua anak perempuan. Perempuan itu meminta makanan. Saat itu, Aisyah hanya memiliki sebiji kurma dan memberikannya. Perempuan itu lantas membagi sebiji kurma itu kepada kedua anaknya tanpa sedikit pun ia makan.
Ketika bersua Rasulullah SAW, Aisyah menceritakan kejadian tersebut. Rasulullah SAW pun bersabda, “Barang siapa diuji dalam pengasuhan anak-anak perempuan, lalu ia dapat mengasuh mereka dengan baik, maka anak perempuannya itu akan menjadi penghalangnya dari api neraka kelak.” (HR Muslim).
Perhatikanlah seorang perempuan yang memberikan sebiji kurma tanpa mencicipi sedikit pun. Demikianlah sikap seorang ibu yang terkadang rela menanggung lapar asalkan anaknya bisa kenyang.
Dalam sabda beliau SAW yang lain, “Barang siapa dapat mengasuh dua orang anak perempuannya hingga dewasa, maka aku akan bersamanya pada hari kiamat kelak.” Beliau SAW lantas merapatkan kedua jarinya (HR Muslim).
Pada lain kesempatan, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah perempuan bepergian dalam perjalanan tiga hari atau lebih, kecuali bersama bapak, atau saudara, atau anak laki-laki, atau suami, atau mahramnya.” (HR Ibnu Majah).
Banyak pihak mengatakan hal tersebut tak lagi relevan. Bila berpikir jernih, kejadian yang membahayakan perempuan masih juga terjadi meskipun tidak bepergian jauh, seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, dan tindakan kriminalitas lainnya. Alangkah bijak apabila kaum perempuan tak mengabaikan pesan Rasulullah SAW tersebut.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW pernah mengisahkan seorang perempuan yang mengurung kucing sampai mati kelaparan. Perempuan itu pun masuk neraka karena tidak memberinya makan dan minum (HR al-Bukhari). Pelajaran yang dapat dipetik bahwa perempuan yang memelihara binatang harus menunjukkan kasih sayang. Jangan sampai menelantarkan binatang karena bisa membuat terjerembap ke neraka.
Rasulullah SAW pernah juga mengabarkan tentang perempuan pezina dari Bani Israil. Perempuan itu melihat seekor anjing yang sedang berputar-putar dekat sebuah sumur dan hampir mati karena kehausan. Disebabkan membantu anjing itu mendapatkan air untuk diminum, perempuan itu diampuni dosanya (HR al-Bukhari). Ternyata, belas kasih terhadap binatang bisa pula mengundang ampunan Allah SWT.
Pintu ampunan Allah SWT selalu terbuka lebar. Selama bukan dosa syirik, Allah SWT dengan rahmat-Nya bisa mengampuni pelaku dosa lewat perbuatan baik yang terkadang dianggap sepele. Sekalipun berbuat baik kepada binatang, hal itu tetap perbuatan mulia yang akan memperoleh balasannya.
Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.