Ekonomi
Kementan Naikkan Target Produksi Kedelai
Volume importasi kedelai pada 2021 diperkirakan mencapai 2,6 juta ton.
JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan telah menyiapkan strategi menggenjot produksi kedelai pada tahun ini. Ditargetkan produksi kedelai bisa mencapai 500 ribu ton dengan areal penanaman sebanyak 325 ribu hektare (ha). Apabila hal itu terwujud maka akan terjadi peningkatan produksi sebesar 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan rencanan penyediaan kedelai lokal lewat penanaman langsung untuk periode Januari-Juni 2021. Untuk tahap pertama atau periode Januari-Maret 2021 akan dilakukan penanaman kedelai di lahan seluas 37 ribu ha.
"Ini sebagian besar akan disiapkan untuk benih yang cukup untuk penanaman 18 ribu hektare dan ditanam mulai bulan April-Juni," kata Suwandi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR, Rabu (13/1).
Suwandi mengatakan, persiapan benih itu akan membantu dalam periode penanaman kedelai secara lebih luas pada April hingga Juni 2020. Ditargetkan, total penanaman mencapai 325 ribu hektare. Lahan tersebut tersebar di Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Lampung, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, serta Kalimantan Selatan.
Ini (benih unggul) harus dikejar dan juga harus dikawal karena benih kedelai rawan hama penyakit.
SUWANDI, Dirjen Tanaman Pangan Kementan
Kategori lahan untuk penanaman kedelai di antaranya lahan kering, lahan tadah hujan, lahan tumpang sari dengan jagung dan tebu, serta di perkebunan kelapa sawit yang baru berusia empat tahun.
Dengan tingkat produktivitas 1,5 ton per ha, Suwandi mengklaim luasan tersebut bisa menghasilkan produksi sekitar 500 ribu ton. "Ini bisa masuk 500 ribu ton kedelai sampai September," kata Suwandi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, ketersediaan APBN untuk mendukung penanaman kedelai hanya bisa mencapai 125 ribu hektare. Tambahan anggaran negara untuk penanaman kedelai masih dimungkinkan lewat langkah realokasi anggaran Kementerian Pertanian.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya agar ada investasi dari swasta untuk ikut melakukan penanaman. Pengusaha maupun petani dapat memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk melakukan penanaman kedelai. "Tahun lalu KUR untuk kedelai sekitar Rp 700 miliar, kita dorong lagi supaya meningkat dan mendukung ini," katanya.
Sebagai gambaran, rata-rata produksi kedelai nasional saat ini hanya sekitar 400 ribu ton. Kemampuan produksi itu baru sekitar 13 persen dari total kebutuhan kedelai untuk produksi tahu dan tempe sebanyak 3 juta ton per tahun.
Jika produksi bisa naik menjadi 500 ribu ton, setidaknya ada peningkatan sekitar 25 persen. Suwandi menuturkan, perlu adanya peningkatan produktivitas kedelai lokal dari yang saat ini sekitar 1,5 ton per hektare. Ia menuturkan, kunci peningkatan produktivitas adalah dengan menggunakan benih unggul.
"Ini (benih unggul) harus dikejar dan juga harus dikawal karena benih kedelai rawan hama penyakit," kata dia.
Volume importasi kedelai pada 2021 diperkirakan akan mencapai 2,6 juta ton. Pasokan tersebut diimpor khusus untuk kebutuhan produksi tahu dan tempe di dalam negeri.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi mengatakan, hingga Maret 2021, total pasokan impor kedelai yang masuk ke Indonesia diperkirakan mencapai 650 ribu ton. Selain stok impor, juga tersedia produksi 2020 yang mencapai 411 ribu ton serta produksi dalam negeri sebanyak 28,7 ribu ton.
Dengan kata lain, total ketersediaan kedelai di Indonesia periode Januari-Maret 2021 diperkirakan mencapai 1,09 juta ton. Diperkirakan, kebutuhan kedelai pada saat itu yakni 778,1 ribu ton sehingga terdapat surplus 312 ribu ton.
Sementara itu, untuk tingkat harga pemerintah menggandeng sejumlah pemangku kepentingan agar bisa lebih rendah dari tren kenaikan harga saat ini. "Kami terus kerja sama dengan para stakeholder dan Satgas Pangan. Solusinya menurunkan harga di distributor Rp 8.500 per kg," kata Agung.
Seiring dengan kenaikan target produksi, petani meminta pemerintah memberikan jaminan pendampingan. Ketua Harian Dewan Pimpian Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat Entang Sastraatmaja menilai, pemerintah perlu menyiapkan strategi yang matang agar iklim usaha pertanian kedelai bisa menguntungkan petani.
"Secara skala ekonomi, kedelai belum bisa untungkan petani. Apalagi ini termasuk tanaman manja, perlakuan khusus. Petani mengurus diri dan keluarganya saja sudah susah. Ini persoalan serius," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.