Ekonomi
Prediksi Harga dan Mimpi Indonesia Kurangi Impor Kedelai
Jokowi menyoroti masalah komoditas pangan yang masih diimpor dari negara lain.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memperkirakan, harga kedelai akan terus menguat hingga akhir Mei 2021. Dia berharap harga komoditas tersebut mulai membaik pada Juni 2021. Kendati terjadi kenaikan harga, Lutfi memastikan stok kedelai di Tanah Air akan tetap tersedia selama tiga sampai empat bulan ke depan.
"Memang hasil dari crop pada 2021 dinyatakan baik. Brasil akan kembali berproduksi, mungkin lebih baik dari tahun sebelumnya," ujar Lutfi dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (11/1).
Lutfi mengatakan, lonjakan harga kedelai terjadi akibat kombinasi gangguan produksi dan peningkatan permintaan dunia. Gangguan cuaca terjadi di negara Amerika Latin terutama Brasil dan Argentina yang merupakan produsen kedelai.
Di sisi lain, permintaan kedelai melonjak drastis untuk kebutuhan pakan ternak di Cina. Lutfi menjelaskan, pada 2019 hingga 2020, dunia peternakan di Cina menghadapi wabah flu babi. Sehingga, seluruh ternak babi harus dimusnahkan. Saat ini, peternak babi di Cina mulai kembali menggeliat sehingga memicu permintaan kedelai naik dua kali lipat sebagai sumber pakan.
"Permintaan kedelai Cina naik dari 15 juta ton menjadi 28 juta ton,” ujar Lutfi.
Peristiwa tersebut turut berdampak kepada Indonesia. Hal ini terutama karena 90 persen pasokan kedelai berasal dari impor.
Kemendag menegaskan akan menjadi penengah antara pengrajin tahu tempe dengan pasar. Lutfi akan membantu dengan memberikan perkiraan harga wajar tahu dan tempe secara bulanan. Saat ini, ujarnya, harga wajar tahu dan tempe adalah Rp 15 ribu per kilogram.
"Di kemudian hari ketika harga akan naik, kami akan umumkan ke pasar berapa harga wajar untuk tahu dan tempe," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti masalah komoditas pangan yang masih diimpor dari negara lain seperti kedelai, jagung, gula, bawang putih, dan beras. Menurut Jokowi, masalah impor pangan harus segera diselesaikan untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu, ia meminta jajarannya serius membenahi pengelolaan komoditas pertanian dan pangan.
“Barang-barang ini harus diselesaikan. Urusan bawang putih, gula, jagung, kedelai, dan komoditas yang lain yang masih impor tolong ini menjadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, tanaman kedelai dapat tumbuh baik di Indonesia. Namun para petani enggan menanam kedelai karena harganya yang kalah saing dengan kedelai impor. Begitu juga dengan komoditas bawang putih. Saat ini, tak banyak petani yang mau menanam bawang putih karena harganya juga kalah bersaing dengan bawang putih impor.
Karena itu, Jokowi pun meminta agar lahan pertanian lebih diperluas sehingga produksinya semakin besar dan dapat bersaing dengan komoditas pangan impor.
“Kalau suruh menjual dengan harga yang impor, ini harga pokok produksinya tidak nutup. Sehingga harus dalam jumlah yang besar agar harganya bisa melawan harga yang impor,” jelasnya.
Presiden pun menginstruksikan para menterinya untuk mengawasi pembangunan lumbung pangan di Indonesia. Jika berhasil, maka program ini juga akan dilaksanakan di sejumlah provinsi lainnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.