Bodetabek
RS Lapangan Bogor Beroperasi Tiga Bulan
RS lapangan menggunakan gedung Wisma Atlet Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor.
BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggunakan dana bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp 16 miliar untuk rumah sakit (RS) lapangan Kota Bogor. Dana tersebut, digunakan untuk RS lapangan yang rencananya beroperasi selama tiga bulan.
“Jadi, disampaikan anggaran total untuk rumah sakit ini mencapai angka Rp 16 miliar. Rumah sakit ini itu untuk operasional tiga bulan,” kata Kepala RS lapangan, dr Yeti Hariyati, Sabtu (10/1).
Yeti memerincikan, dana tersebut dialokasikan untuk insentif pegawai, alat kesehatan, obat-obatan, makan dan minum untuk pasien, para tenaga yang bekerja di sana, serta pemeriksaan laboratorium dan rongent X-ray mobile. Adapun, alat kesehatan yang akan tersedia di RS lapangan terdiri atas beberapa jenis. Yeti menjelaskan, di antaranya meliputi alat kesehatan, barang habis pakai (BHP) dan obat-obatan.
“Untuk alat kesehatan saja ada 23 item, hampir 25 item. BHP termasuk alat pelindung diri (APD), baju hazmat, sarung tangan dan sebagainya itu ada 20 item juga. Obat-obatan apalagi, obat-obatan bisa ada 30 item,” ujar dia.
Nantinya, alat-alat kesehatan yang akan tersedia di RS lapangan antara lain tempat tidur atau bed 2 crank untuk pasien, tiang infus, troli emergency, tabung oksigen, X-ray mobile, EKG, alat rekam jantung, alat tensimeter, stetoskop, alat pengukur suhu, oxymetry, dan peralatan lain yang menunjang untuk memantau kondisi pernapasan pasien. Sebagian dari alat-alat tersebut, kata Yeti, sebagian sudah mulai dimasukkan ke bagian dalam RS.
“Sebagian setengahnya yang bed 2 crank sebenarnya sudah pada naik ke atas, nyusul sisanya nanti sekitar tanggal 14 (Januari)-lah. Rencananya tanggal 15 sudah mulai jalan, cuma peresmian tertulisnya sama Pak Letjen Roni Monardo tanggal 18, Senin,” kata dia.
RS lapangan sendiri, menggunakan gedung Wisma Atlet yang juga bergabung dengan kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor. Untuk sementara waktu, kata Yeti, kantor Dispora dipindahkan ke gedung Perpustakaan, yang juga berada di kawasan GOR Pajajaran, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Sementara itu, peralatan perpustakaan juga dipindahkan ke tempat lain.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menambahkan, dana pengajuan pembuatan RS lapangan ini disetujui BNPB secara cepat. “Dana RS lapangan ini dana ke BNPB dan disetujui secara kilat, cepat. Kita terima kasih dengan BNPB,” kata Bima Arya.
Pembangunan RS lapangan ini terus dikebut karena tingkat kebutuhan akan tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19 sudah tinggi. Setelah beroperasi, nantinya RS lapangan bisa menampung 68 tempat tidur untuk pasien berstatus hijau dan kuning.
“Nanti di sini bisa menampung sekitar 68 tempat tidur dengan peruntukan pasien yang hijau dan kuning. Jadi, yang tidak bisa ditampung di rumah sakit diarahkan ke sini,” ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menjelaskan, besaran dana yang didapatkan oleh para tenaga kesehatan (nakes) di RS lapangan nanti sudah tertuang dalam peraturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Termasuk beberapa reward yang sudah diberikan kepada para nakes.
“Untuk insentif nakes, nanti kita lihat, masih belum tahu lagi yang ke depan," kata Syarifah.
Untuk insentif nakes, nanti kita lihat, masih belum tahu lagi yang ke depan.
Untuk tunjangan lain-lainnya di tahun ini, Pemkot Bogor juga masih menunggu arahan dari pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam hal penganggarannya. Di sisi lain, Pemkot juga belum menyediakan anggaran terkait hal itu.
"Tapi, kalau misalnya pusat tidak ada, kita punya cadangan Biaya Tak Terduga (BTT),” ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.