Bodetabek
Kota Bekasi akan Vaksinasi 11.983 Nakes untuk Cegah Covid-19
Nakes pada garda terdepan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 sehingga butuh vaksinasi.
BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi akan memvaksin sebanyak 11.983 tenaga kesehatan (nakes) di wilayahnya. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, para nakes yang sudah terdaftar tidak boleh menolak vaksin dari pemerintah.
“Kalau nakes wajib divaksin, kalau dia enggak mau nanti risikonya akan baik buat diri dia sendiri maupun bagi orang lain,” kata Pepen, sapaan akrabnya, di Kota Bekasi, Sabtu (9/1).
Politisi Partai Golkar itu menuturkan, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan. Sehingga, mereka adalah pihak yang paling membutuhkan vaksin.
“Siapa yang setiap hari berhubungan dengan pandemi. Berarti kan tenaga nakes,” kata dia.
Pernyataan Pepen ini sejalan dengan jumlah nakes yang sudah terpapar Covid-19 di wilayah Kota Bekasi. Sepanjang pandemi berlangsung, sudah ada 348 tenaga kesehatan di kota patriot yang dinyatakan positif Covid-19 sejak awal pandemi korona pada Maret 2020.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dezy Syukrawati, mengatakan, jumlah nakes yang paling banyak terpapar merupakan perawat, yakni sebanyak 181 orang. Di samping itu, ada pula 72 dokter, 50 pramusaji, 15 bidan, 10 Dinas Kesehatan, 9 petugas administrasi, 9 analis, seorang petugas rekam medis, dan seorang petugas kesling.
Melihat data yang ada, Dezy mengatakan, seluruh nakes yang ada di Kota Bekasi akan terdaftar sebagai penerima vaksin yang terdata dari Kemenkes. “Misalnya, kalau dia nakes, berarti kan terdaftarnya di Kementerian Kesehatan, jadi dia ngambil data dari kementerian kesehatan ,” kata Dezy.
Adapun, proses vaksinasi tahap pertama akan berlangsung pada Januari hingga April 2021. Pada tahap pertama, penerima vaksin terdiri atas tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang, serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Divaksin pertama
Pepen juga menyatakan bersedia menjadi orang pertama di Kota Bekasi yang disuntik vaksin Covid-19 meski menaruh perhatian lebih kepada tenaga kesehatan (nakes). Rahmat meminta masyarakat tidak menganggap dirinya takut divaksin terlebih menginginkan untuk divaksin terlebih dahulu demi kesehatan pribadi.
"Kalau saya juga boleh, kapan saja boleh, tapi kan harusnya pemimpin itu belakangan, tidak mementingkan kepentingan pribadi bahwa saya harus divaksin dulu, sementara nakesnya belakangan," kata dia.
Menurut dia, tenaga kesehatan layak ditempatkan di garis terdepan penerima vaksin mengingat mereka adalah pahlawan masyarakat yang setiap harinya berjibaku mengatasi virus korona selama pandemi berlangsung. "Kalau saya mengambil jatah tenaga kesehatan satu untuk kepentingan saya, berarti saya sudah mengurangi siapa yang paling membutuhkan," kata dia.
Ia berharap, seluruh tenaga kesehatan yang telah terdaftar sebagai penerima vaksin tahap pertama di Kota Bekasi mau menjalani vaksinasi mengingat tingginya tingkat risiko terpapar Covid-19 dari kalangan mereka.
"Saat ini kita tinggal menunggu Dinas Kesehatan Jawa Barat, kapan akan didistribusikan ke kita karena vaksin itu membutuhkan alat dan perlengkapan lain," ujar Pepen.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.