Kabar Utama
Masjid Istiqlal Kinclong Luar Dalam
Presiden menyebut renovasi Masjid Istiqlal bukan sekadar gagah-gagahan.
OLEH ALI YUSUF, SAPTO ANDIKA CANDRA
Dilihat sekilas dari jauh, Masjid Istiqlal masih seperti yang dulu. Berdiri megah dengan arsitekturnya yang ikonis. Kendati demikian, cobalah mendekat, masjid paling besar se-Asia Tenggara itu tampak lebih indah dan bercahaya.
"Jadi, renovasi ini bukan semuanya diganti, melainkan dikinclongkan," kata Wakil Ketua Bidang Peribadatan KH Abu Hurairah kepada Republika, Jumat (8/1). Pada Kamis (7/1), renovasi masjid tersebut yang dikerjakan sejak pertangahan 2019 akhirnya diresmikan penuntasannya.
Abu Hurairah mengatakan, peresmian kemarin merupakan tahap pertama renovasi. Area yang paling monumental direnovasi adalah pembuatan ruang bawah tanah dua lantai untuk parkir kendaraan. "Memang itu tadinya tidak ada, tapi diadakan, jadi benar-benar baru untuk tempat parkiran," katanya.
Kemudian, pada penyelesaian renovasi tahap pertama ini adalah penataan pinggir kali Ciliwung yang melintas di Masjid Istiqlal, penambahan area hijau menjadi 30 persen. Sebelum direnovasi, masjid tak memiliki area hijau. "Sekarang macam-macam ditanam, ada pohon tin, palem saja sudah puluhan macam," ujarnya.
Abu Hurairah mengatakan, bagian luar masjid memang tak disentuh dan tak diubah bentuknya sama sekali. Hal ini karena bangunan masjid ini merupakan cagar budaya. Hanya yang kusam-kusam yang diganti dan dibersihkan. "Marmer yang copot diganti, kalau yang buram tinggal digosok dan kinclongkan kembali," katanya.
Sebenarnya, kata dia, pada renovasi tahap pertama ini yang paling banyak disentuh adalah di lantai dasar sebagai area kantor. Yang direnovasi bukan hanya fisik, melainkan sistem pendingin ruangannya dibuat sedemikian rupa bagusnya. "Sehingga ramah lingkungan, jadi tidak lagi satu ruangan satu AC," ujarnya.
Sebelum tersentuh renovasi kabel instalasi listrik bergelantungan ke sana-kemari, semua kabel arus semrawut dan membahayakan. Sekarang semua ditata dan diganti dengan sistem teknologi muktahir. "Lalu termasuk yang paling besar di rombak itu adalah instalasi listriknya mengikuti perkembangan zaman ramah lingkungan, juga tidak terlalu banyak wattnya," tuturnya.
Semua sistem pencahayaan di luar dan di dalam sudah diprogram yang dikenal dengan programmable logic controller (PLC). Jadi, pengguna tidak perlu lagi repot-repot naik- turunkan lampu ketika ingin menerangi suatu area tinggal menyentuh aplikasi lampu bisa menyala dan mati sendiri.
"Lampu sekarang itu pakai aplikasi. Semua sistemnya diperbaiki. Misalnya, kita mau habis Ashar ini mati lampu, Maghrib nyala lagi bisa," katanya. Intinya semua sistem teknologi mutakhir diterapkan di Masjid Istiqlal, mulai dari listrik, pendingin ruangan, CCTV, dan sistem suara.
Presiden Joko Widodo hadir meresmikan penuntasan renovasi itu pada Kamis (7/1) petang. "Mohon perhatian Presiden Republik Indonesia tiba di tempat acara ...," begitu imbauan dari protokol setelah Jokowi keluar dari kendaraan dinasnya.
Terpantau pejabat yang hadir, di antaranya Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Presiden Jokowi juga menjalankan shalat Maghrib berjamaah di Masjid Istiqlal, perdana pada 2021. "Saya melihat Masjid Istiqlal telah berubah total dan tampak seperti baru lagi. Landscape-nya ditata ulang menjadi indah dan semakin kelihatan tertata rapi. Lantainya juga saya lihat lebih berkilau. Tata cahayanya juga diganti, sangat modern dan indah. Dan, sungai yang membelah Istiqlal juga semakin bersih dan rapi," ujar Presiden Jokowi dalam sambutan peresmian, Kamis (7/1).
Presiden mengapresiasi proses renovasi yang dilakukan pertama kali sejak 42 tahun Masjid Istiqlal berdiri karena pengerjaannya tidak sekadar memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, tetapi juga memperhatikan aspek arsitektur, aspek seni, aspek estetika, dan mempertahankan kaidah cagar budaya bangunan masjid. "Renovasi masjid Istiqlal agar menjadi semakin megah, bukan untuk gagah-gagahan," ujarnya.
Jokowi juga menyebutkan, renovasi ini tidak hanya menjadikan Istiqlal sebagai bangunan kebanggaan umat Islam, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. "Semangat ini jelas terekam pada 1953 ketika para tokoh umat Islam berkumpul untuk mencetuskan ide mendirikan sebuah masjid sebagai simbol kemerdekaan RI, dan disepakati ‘Istiqlal’ sebagai nama masjid yang bahasa Arabnya memiliki arti ‘Kemerdekaan’," katanya.
Kendati sudah diresmikan penggunaannya, Presiden Jokowi meminta masyarakat, khususnya umat Muslim yang menggunakan Masjid Istiqlal, agar tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat mengingat belum redanya pandemi Covid-19.
Imam Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa renovasi masjid terbesar di Indonesia itu menelan biaya Rp 511 miliar dengan waktu pengerjaan selama 14 bulan yang melibatkan sekira 1.000 orang pekerja. Selanjutnya, renovasi itu juga akan membangun terowongan bawah tanah yang menghubungkan Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
Selama 42 tahun baru kali ini Masjid Istiqlal tersentuh renovasi besar-besaran.
Pada kesempatan itu, Prof Nasaruddin menyampaikan terima kasih kepada Jokowi yang telah menyetujui Istiqlal direnovasi besar-besaran. "Karena, selama 42 tahun baru kali ini Masjid Istiqlal tersentuh renovasi besar-besaran," ujarnya.
Prof Nasaruddim memastikan bahwa renovasi ini dilakukan secara serius dan profesional oleh Kementerian PUPR dengan menunjuk PT Waskita Karya sebagai pelaksananya. Renovasi Ini, kata dia, dengan memperhatikan sensitivitas gender dan disabilitas.
View this post on Instagram
“Secara khusus kami berterima kasih kepada Presiden terhadap gagasan untuk membangun terowongan silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral," katanya.
Tentunya, kata dia, Presiden tidak hanya membuat lubang penghubung bawah tanah, tapi karena torowongan silaturahim ini ikon tersendiri di Ibu Kota. "Yang kami bayangkan, insya Allah akan ada semacam diorama yang menampilkan potret toleransi kemanusiaan yang menjadi salah satu kebanggaan Indonesia," ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.