Ekonomi
Sentimen Positif Terus Naungi Merger Bank Syariah
Bank Syariah Indonesia bisa menjadi penggerak utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.
Pergerakan saham BRI Syariah terus menunjukkan kenaikan signifikan menjelang merger resmi tiga bank syariah anak BUMN pada 1 Februari 2021. Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, tren pergerakan saham bank yang akan berubah nama menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk naik masih cukup kuat.
"Saya akui BRI Syariah masih sangat uptrend," katanya pada Republika, Kamis (7/1).
Saham BRI Syariah naik sekitar 200 poin atau 7,97 persen menjadi 2.710 per lembar pada perdagangan Kamis (7/1). Saham BRI Syariah bahkan sempat menyentuh titik tertinggi di level 2.920 per lembar. Dalam sepekan terakhir, saham BRI Syariah sudah melonjak 18,34 persen.
Menurut Nafan, investor saat ini cenderung mengamati kinerja dan hasil laporan keuangan perseroan. Meski bersifat tentatif, Nafan menilai, saham BRI Syariah prospektif untuk investasi jangka panjang. Menjelang merger resmi, sentimen positif juga masih lebih tinggi dibandingkan sentimen negatif.
Pada saat merger resmi dilakukan, porsi kepemilikan publik akan menyusut menjadi 4,4 persen dari posisi saat ini saham publik memiliki porsi 23,3 persen. Meski ada potensi penurunan, Nafan mengatakan semuanya akan tergantung mekanisme pasar.
Harga saham akan turun jika sentimen negatif jauh lebih besar dibandingkan sentimen positif. Untuk sementara ini, investor ritel juga berharap mendapatkan profit gain pada periode pembagian dividen pada waktu mendatang.
"Pergerakan harga saham mengikuti mekanisme pasar, jika masih terjadi strong demand maka pergerakan harga saham bisa terus uptrend," katanya.
Apalagi, Bank Syariah Indonesia berpotensi mengoptimalkan peluang pasar yang besar. Tidak hanya dari potensi bisnis industri halal yang sering digaungkan, juga jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas adalah Muslim.
Menanggapi kenaikan harga saham BRI Syariah yang signifikan, Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Mulyatno Rachmanto menilai hal itu adalah respons atas peningkatan kinerja perusahaan selama 2020. Menjelang merger resmi, performa unggul dari tiga bank syariah anak usaha BUMN akan digabungkan.
"Kami mengapresiasi masyarakat yang telah berinvestasi saham BRI Syariah," katanya.
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mengatakan Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa menjadi penggerak utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia. Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo Soedigno mengatakan, potensi besar bisa diraih karena BSI akan meneruskan pengembangan ekosistem halal yang sudah dirintis bank-bank pendahulunya.
"Dengan jaringan dan produk yang lengkap BSI dapat memperkuat kapasitas industri keuangan syariah untuk melayani masyarakat," katanya, Kamis (7/1).
Kehadiran BSI pun dipercaya membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi syariah secara umum ke depannya. Ventje mengatakan, BSI mempunyai customer base yang besar, produk lengkap, dan jaringan yang luas.
BSI juga bisa memperkuat kapabilitas dan eksposur pembiayaan wholesale baik di dalam dan luar negeri, melayani segmen UMKM dengan skema value chain, serta meningkatkan kapabilitas TI dan SDM.
Ventje mengungkapkan, BSI harus memiliki manajemen yang kuat agar dapat segera berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Keberadaan manajemen yang kuat bisa memastikan terjaganya kualitas pelayanan terhadap nasabah yang sudah ada maupun baru.
"Untuk dapat segera take-off, BSI harus memiliki Project Management yang kuat, menjaga service level kepada nasabah existing, secara paralel melakukan konsolidasi sistem SDM maupun tata kelola, serta membangun iklim inovasi untuk dapat terus kompetitif, efisien, dan berkelanjutan," ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.