Nasional
Menkes Upayakan Penyuntikan Vaksin Covid-19 Rampung Setahun
Menkes berupaya agar proses penyuntikan vaksin Covid-19 rampung kurang dari satu tahun.
JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku akan berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan permintaan Presiden Joko Widodo agar proses penyuntikan vaksin Covid-19 rampung kurang dari satu tahun. Jangka waktu ini lebih cepat dibanding rencana awal, yakni 15 bulan.
“Presiden memberikan tantangan apakah bisa dipercepat sehingga bisa selesai dalam waktu 12 bulan? Kami akan berusaha keras dan kami butuh dukungan dari teman-teman untuk melakukan hal ini,” kata Budi dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Rabu (6/1).
Presiden Jokowi sebelumnya meminta agar program vaksinasi ini dapat selesai dalam waktu kurang dari setahun. “Di negara kita insya Allah kemarin saya mendapat informasi itung-itungan Pak Menteri 15 bulan. Namun, masih saya tawar kurang dari setahun harus selesai,” ujar Jokowi.
Sementara, program vaksinasi untuk seluruh negara di dunia diperkirakan akan selesai dalam waktu 3,5 tahun. Jokowi mengingatkan, meskipun vaksinasi akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat, masyarakat dimintanya agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
Sejumlah langkah pun disiapkan agar vaksinasi bisa dilakukan secara cepat dan efisien. Pertama, Budi meminta puskesmas, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya untuk segera mendaftarkan unitnya melalui aplikasi PCare atau Primary Care BPJS Kesehatan. Melalui aplikasi ini, fasilitas kesehatan bisa mencatatkan penerima vaksin Covid-19 dan melaporkan adanya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
“Kalau belum mendaftarkan, akan sulit bagi mereka untuk bisa melayani vaksinasi ini, terutama untuk mencatat dan menangani kalau ada KIPI,” kata Budi.
Menkes juga meminta seluruh puskesmas dan fasilitas kesehatan yang kekurangan fasilitas lemari pendingin untuk menyimpan vaksin Covid-19 agar segera melapor ke dinas kesehatan setempat. Pemerintah, kata dia, akan berupaya maksimal memenuhi kebutuhan fasilitas penyimpanan vaksin agar program vaksinasi Covid-19 bisa berlangsung lancar.
“Tolong segera mengontak dinas kesehatan terdekat. Tolong kontak Kementerian Kesehatan aparatnya yang terdekat kalau perlu juga bisa dikirimkan ke Twitter sama Instagram saya atau Facebook saya supaya kami bisa cepat menangani,” kata Budi.
Budi menambahkan, ketersediaan fasilitas pendingin vaksin di daerah menjadi sangat krusial saat ini. Program vaksinasi Covid-19 yang akan dimulai pekan depan, kata Budi, menyasar 1,6 juta tenaga kesehatan.
Khusus untuk vaksinasi Covid-19 bagi lansia, Budi juga sempat menyampaikan bahwa hasil uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tetap menjadi dasar. BPOM nanti akan menentukan apakah vaksin Covid-19, termasuk jenis atau mereknya, aman diberikan kepada lansia.
Hal ini karena uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan oleh Unpad dan Bio Farma di Bandung hanya diberikan kepada relawan berusia 18-59 tahun. “Itu sebabnya hasil diskusi kita dengan ITAGI secara saintifik, memang disarankan menggunakan vaksin Sinovac sesuai dengan yang diujikliniskan tahap tiga di Bandung,” kata Budi.
Hanya, uji klinis vaksin Sinovac di Turki dan Brasil dilakukan juga terhadap relawan berusia di atas 60 tahun. Adanya perbedaan rentang usia inilah yang membuat pemerintah meminta BPOM mengkaji lebih dalam sebelum memutuskan vaksinasi untuk lansia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.