Kisah Dalam Negeri
Menanamkan Rasa Takut kepada Allah dalam Hati Guru
Para guru agar memosisikan diri sebagai karyawan yang bekerja untuk Allah SWT.
OLEH INAS WIDYANURATIKAH
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) bersama Republika sukses menyelesaikan pelatihan guru sebanyak 20 sesi melalui dalam jaringan (daring) pada pengujung 2020. Pelatihan yang menitikberatkan nilai spiritual kepada guru ini dimulai sejak Agustus lalu dan berakhir pada Selasa (29/12) tanpa memungut biaya.
Presiden Direktur KPM, Ridwan Hasan Saputra, mengaku, materi yang diberikan selama pelatihan guru, antara lain, metode belajar menggunakan Matematika Nalaria Realistik (MNR). Ridwan yang juga merupakan pengisi program “Gemar Matematika” di TVRI ini menjelaskan, MNR adalah suatu konsep pembelajaran matematika yang menekankan penggunaan nalar dalam memahaminya.
Pada metode MNR, tidak mengajari matematika langsung dengan rumusnya. Ridwan menjelaskan, di dalam MNR anak diajak berpikir sebelum diberikan rumus matematika. Metode ini lebih mengutamakan menyelesaikan matematika untuk masalah sehari-hari, kemudian menarik kesimpulan dari masalah tersebut.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/040812100-1609242839-1280-856.jpg)
Ridwan berharap para guru yang mengikuti pelatihan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Ia berpesan agar para guru menyampaikan ilmu yang mereka dapatkan dengan niat mendapatkan ridho Allah SWT. "Jadi, mungkin awalnya dulu sebelum ikut pelatihan ini tidak berniat cari ridha Allah SWT. Sekarang ini diniatkan mencari ridha Allah SWT," kata Ridwan saat acara penutupan pelatihan yang disiarkan secara daring, Selasa (29/12).
Ia juga berpesan agar para guru memosisikan diri sebagai karyawan yang bekerja untuk Allah SWT. "Mulai sekarang, jadilah karyawan, bukan karyawan dari tempat Bapak-Ibu bekerja, tapi niatkan Bapak-Ibu kerjanya kepada Allah, karena Allah Maha Kaya," ujar Ridwan menambahkan.
Selanjutnya, Ridwan juga berpesan mengenai bagaimana cara agar para guru dihormati oleh murid-muridnya. Ia mengatakan, guru yang ingin dihormati murid harus takut kepada Allah SWT. Guru harus melakukan hal-hal yang tidak melanggar perintah Allah SWT.
"Harus takut sama Allah. Jadi, insya Allah kalau Bapak-Ibu terapkan, walaupun sekarang gajinya masih kecil, niatkan saja untuk mendapatkan ridha Allah. Jadi karyawan Allah, dan yang ketiga, takut sama Allah. Ibu dan Bapak akan menjadi guru yang berkualitas. Guru yang sejahtera dan dihormati," katanya menegaskan.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/033427500-1609242887-1280-856.jpg)
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi menuturkan, pelatihan yang dilakukan KPM-Republika ini tidak hanya terkait dengan kehidupan duniawi, tetapi juga spiritual. Elemen spiritual, budi pekerti, dan karakter kebaikan dibutuhkan dalam dunia pendidikan. "Pelatihan ini sangat membobotkan pada unsur yang tadi. Walaupun tetap, hal-hal duniawinya juga dapat, tapi tidak meninggalkan elemen spiritual tadi," kata Irfan.
Ia menegaskan, pendidikan sangat penting untuk kemajuan bangsa. Namun, pendidikan yang dibutuhkan Indonesia bukan yang semata-mata mengedepankan ilmu duniawi. Pelatihan gratis ini, menurut Irfan, menjadi penting dilakukan di tengah pandemi yang membuat banyak guru kebingungan melakukan pembelajaran daring.
Irfan mengatakan, pelatihan ini bisa menjadi salah satu upaya menjawab kebingungan guru untuk mengajar anak didiknya melalui metode daring.
Lebih lanjut, ia berharap kegiatan semacam ini bisa dilanjutkan kembali. Republika menegaskan ingin tetap membantu guru. Selain itu, harapannya kegiatan ini juga bisa berpengaruh pada kemajuan pendidikan generasi bangsa yang akan datang.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.