Khazanah
Menag Baru Diminta Tingkatkan Pendidikan Islam
Menag baru diharapkan jadi menteri bagi semua.
JAKARTA – Menteri Agama (Menag) yang baru saja dilantik, Yaqut Cholil Qoumas atau yang biasa dipanggil Gus Yaqut, diharapkan fokus untuk meningkatkan mutu dan sumber daya manusia (SDM) pendidikan Islam. Dalam peta pendidikan Indonesia, mutu dan SDM madrasah dan pesantren masih belum sesuai harapan.
“Kita ingin Menag yang baru fokus pada penguatan mutu, kualitas, dan sumber daya lembaga pendidikan Islam, baik itu pesantren maupun madrasah,” ujar Ketua Umum Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) Mirdas Eka Yora saat dihubungi Republika, Jumat (25/12).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam, kata dia, Kemenag diminta memberikan banyak pelatihan di lingkungan madrasah dan pesantren. Dia juga meminta Menag untuk fokus mengatasi berbagai persoalan yang muncul pada masa pandemi Covid-19 ini.
“Terutama dengan adanya Covid-19 ini. Banyak yang kesusahan pembiyaaan operasional dan lain-lain,” ucapnya.
Mirdaz mengatakan, Menag yang baru juga perlu melakukan penguatan materi pembelajaran di lembaga pendidikan Islam. Misalnya, kata dia, dalam dunia global sekarang ini bahasa Inggris dan bahasa Arab sama-sama penting untuk diajarkan di madrasah maupun pesantren.
“Jangan malah beralih ke bahasa Cina. Bahasa Cina sebagai tambahan bisa, tapi jangan melupakan kekuatan bahasa Arab dan Inggris. Jadi, intinya penguatan pada hal-hal yang sudah menjadi core daripada madrasah dan pesantren itu,” kata dia.
Selain itu, dia berharap di bawah kepemimpinan Gus Yaqut, Kemenag bisa melakukan penguatan ekonomi pesantren dan madrasah, sehingga lembaga pendidikan Islam kedepannya bisa lebih mandiri. Karena itu, dia meminta Gus Yaqut bisa bekerja sama dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yang juga baru dilantik Sandiaga Uno.
“Itu bisa dikolaborasikan, sehingga pesantren dan madrasah ini juga bisa menghasilkan para santri entrepeneur. Jangan konotasinya madrasah dan pesantren hanya untuk menghasilkan guru ngaji saja,” kata dia.
Mirdaz menambahkan, Kemenag di bawah kepemimpinan Gus Yaqut juga harus bisa melakukan inovasi untuk memajukan pendidikan Islam di Indonesia. Misalnya, dengan menjadikan materi wakaf produktif sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran.
Menurut dia, hal tersebut harus dipetakan dalam bentuk langkah-langkah yang realistis. Terutama wakaf tunai yang bisa memberdayakan pesantren dan madrasah.
Sementara itu, Ketua LP Ma'arif NU KH Arifin Junaidi memlih untuk menunggu dan melihat dulu apa yang akan dilakukan Menag ke depan. Dia mengaku, belum mengetahui apa konsep yang dimiliki Gus Yaqut untuk memajukan pendidikan Islam.
Dia mengatakan, madrasah swasta yang berada di bawah naungan LP Ma'arif NU juga lebih banyak daripada madrasah negeri yang berada di bawah naungan Kemenag. Karena itu, dia tidak berharap banyak kepada Menteri Agama untuk membantu madrasah LP Ma'arif NU.
“Yang ingin sampaikan bahwa ada atau tidak ada dukungan dari Kemenag itu tidak masalah bagi madrasah Ma'arif. Jalan saja,” ujarnya saat dihubungi lebih lanjut.
Menurut dia, LP Ma'arif NU sangat mandiri untuk mengelola madrasah-madrasah di bawahnya. Saat ini, kata dia, LP Ma'arif NU bahkan tengah menggalakkan pelatihan-pelatihan kepada guru madrasah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu.
“Jadi, kita tahu kalau Kemenag memiliki anggaran yang terbatas,” kata Kiai Junaidi.
Jadi menteri bagi semua
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad berharap Gus Yaqut dapat menjadi menteri bagi semua agama di Indonesia. Dadang pun mengaku tidak mempersoalkan latar belakang organisasi dari Gus Yaqut, yakni berasal Nahdlatul Ulama (NU).
"Ya, berharap beliau menjadi menteri semua pemeluk agama di Republik Indonesia dan semua kelompok atau ormas agama manapun, untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar Dadang saat dikonfirmasi Republika.
Dadang mengatakan, PP Muhammadiyah memandang perombakan menteri merupakan hak prerogatif dari Presiden Joko Widodo. Karena, ia meyakini, siapa pun menteri yang diangkat sudah berdasarkan pertimbangan matang untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.
"Kepada semua menteri yang baru kami mengucapkan selamat semoga amanah dan sukses, membawa kebaikan bagi kita semua," ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.