Internasional
IFRC: Perangi Berita Palsu Soal Vaksin Covid-19
Ada penurunan kepercayaan terhadap vaksin Covid-19.
NEW YORK -- Kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Francesco Rocca mengajak pemerintah dan institusi dunia memerangi berita palsu seputar vaksin Covid-19. Ia mengatakan, berita palsu sudah menjadi wabah kedua.
Pesan ini diungkap ketua jaringan organisasi kemanusiaan terbesar di dunia itu saat bertemu secara virtual dengan Asosiasi Koresponden PBB, Senin (30/11). Rocca mengajak pemerintah di seluruh dunia untuk membangun kepercayaan mengenai pentingnya vaksinasi. "Untuk mengalahkan pandemi Covid-19, pandemi ketidakpercayaan juga harus dikalahkan," katanya.
Ia mengutip data penelitian Johns Hopkins University di 67 negara. Hasil penelitian pada Juli hingga Oktober menunjukkan, penerimaan terhadap vaksin di sebagian besar negara menurun drastis.
"Makin besar keraguan terhadap vaksin biasa pada umumnya dan vaksin Covid-19 pada khususnya," katanya.
Rocca mengatakan, penelitian itu menemukan tingkat penerimaan vaksin di seperempat negara yang diteliti di bawah 50 persen. Jumlah responden yang menerima vaksin di Jepang turun dari 70 persen menjadi 50 persen. Angka di Prancis, misalnya, turun dari 51 persen menjadi 38 persen.
Rocca menekankan, ketidakpercayaan ini tidak hanya fenomena negara Barat. Ia mengutip penelitian IFRC yang menemukan persepsi risiko infeksi Covid-19 di delapan negara Afrika, yakni Kongo, Kamerun, Gabon, Zimbabwe, Sierra Leone, Rwanda, Lesotho, dan Kenya juga menunjukkan penurunan.
Menurutnya, makin banyak orang yang yakin virus korona tidak berdampak pada anak muda atau orang Afrika atau penyakit tidak nyata atau sudah berakhir. Keraguan terhadap vaksin di negara-negara Afrika yang diteliti memang tinggi.
"Di beberapa negara Afrika kami melihat skeptisisme terhadap vaksin secara umum, sudah jadi keyakinan umum negara asing menjadikan Afrika sebagai tempat uji coba kesehatan," kata Rocca.
Yang lebih mengejutkan, kata Rocca, di sejumlah kelompok masyarakat yang rentan dan termarginalisasi tidak mengetahui adanya pandemi. Ia mengutip survei IFRC di Pakistan yang menemukan sekitar 10 persen responden tidak mengetahui mengenai Covid-19.
Saat berita ini ditulis, data John Hopkins University menunjukkan jumlah kasus global Covid-19 mencapai kisaran 63,29 juta kasus dan sekitar 1,47 juta kematian. Kasus terbanyak di Amerika Serikat melampaui 13,54 juta kasus dan India melebihi 9,46 juta kasus. Brasil mencatatkan lebih dari 6,33 juta kasus dan Rusia melampaui 2,30 juta kasus.
Vaksin di Asia
Sejumlah vaksin Covid-19 menunjukkan efektivitasnya setelah melalui serangkaian uji coba. Kantor berita Reuters menyebutkan, efektivitas itu ditunjukkan pada vaksin produksi Pfizer Inc/BioNTech SE, Moderna Inc, dan AstraZeneca Plc. Sejumlah negara memutuskan penggunaan vaksin jenis lain.
Pengadaan vaksin di sejumlah negara tertentu dilakukan melalui skema Covax, sebuah inisiatif global vaksinasi yang digagas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Gavi, dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
Berikut adalah data yang dihimpun Reuters tentang perkiraan jadwal distribusi vaksin di sejumlah negara Asia termasuk Indonesia.
AUSTRALIA
Negara ini sepakat membeli 135 juta dosis vaksin dengan perincian 34 juta dosis dari AstraZeneca, 40 juta dosis dari Novavax Inc, 10 juta dosis dari Pfizer, dan 51 juta dosis dari CSL Ltd. sebanyak 3,8 juta dosis pertama dari AstraZeneca akan dikirimkan pada Januari dan Februari tahun depan.
CINA
Cina belum mengumumkan kesepakatan penjualan vaksinnya dengan produsen di Barat. Cina lebih memilih bermitra dengan perusahaan swasta.
Vaksin AstraZeneca mungkin akan disahkan di Cina pada pertengahan 2021. Mitra AstraZeneca di Cina, yaitu Shenzhen Kangtai Biological Products, berencana memproduksi sekurangnya 100 juta dosis per tahun mulai akhir tahun ini.
Vaksin produksi Pfizer/BioNTech bekerja sama dengan unit Shanghai Fosun Pharmaceutical Group. Kini, mereka berencana melakukan uji coba tahap kedua.
Tibet Rhodiola Pharmaceutical Holding bekerja sama dengan kandidat vaksin Rusia, yaitu Sputnik V. Vaksin tersebut akan diujicobakan untuk tahap awal dan kedua di Cina. Cina juga sudah menyetujui penggunaan tiga vaksin produksi dua produsen, yaitu Sinovac dan Sinopharm untuk kepentingan darurat.
JEPANG
Jepang sepakat membeli 120 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech, 120 juta dosis vaksin AstraZeneca, dan 250 juta dosis vaksin Novavax. Jepang juga sedang membahas kemungkinan pembelian vaksin Johnson & Johnson dan Shionogi & Co.
INDIA
Vaksin AstraZeneca yang dibuat lokal diupayakan untuk disahkan penggunaannya untuk keperluan darurat akhir tahun ini. India juga siap meluncurkan vaksin produksi sendiri paling cepat Februari. Saat ini, India sedang melakukan uji coba tahap akhir vaksin Sputnik V.
KOREA SELATAN
Negeri ini akan mendapatkan prioritas 10 juta dosis vaksin dari skema Covax dan 20 juta dosis vaksin dari kesepakatan tersendiri dengan produsen vaksin. Jadwal pengadaan vaksin akan disesuaikan kemudian. Pemberian vaksin mungkin mulai dilakukan pada kuartal II 2021.
TAIWAN
Taiwan akan mengamankan sekitar 15 juta dosis vaksin melalui skema Covax dan pembelian langsung dari produsen untuk tahap awal. Vaksinasi mungkin mulai dilakukan kuartal I 2021.
MALAYSIA
Negeri jiran ini sepakat membeli 12,8 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech. Tahap pertama yaitu 1 juta dosis dikirimkan kuartal pertama 2021.
Malaysia menjadi negara pertama Asia yang menyepakati pembelian vaksin dengan produsen tersebut. Sebelumnya, mereka ragu karena vaksin ini memerlukan penyimpanan ultradingin.
FILIPINA
Mereka sepakat membeli 2,6 juta dosis vaksin AstraZeneca. Kini, Filipina mencari kemungkinan membeli 20 juta-50 juta dosis vaksin Sinovac dan menjalin pembicaraan dengan produsen lain, termasuk Pfizer.
INDONESIA
Indonesia termasuk 92 negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Maka, Indonesia mendapat akses vaksin melalui skema Covax untuk 20 persen populasi, yaitu 106 juta-107 juta dosis vaksin.
Indonesia sedang menguji vaksin Sinovac dan vaksinasi massal untuk tenaga medis dan orang-orang di garda terdepan penanganan Covid-19 diperkirakan mulai akhir Januari 2021.
VIETNAM
Vietnam akan mendapat vaksin melalui skema Covax untuk 20 persen populasinya. Negeri ini diperkirakan mengupayakan kesepakatan terpisah dengan pihak swasta.
BANGLADESH
Bangladesh sepakat membeli 30 juta dosis vaksin AstraZeneca yang diproduksi di India. Bangladesh mungkin akan mendapat 68 juta dosis vaksin melalui skema Gavi dengan harga subsidi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.