Internasional
Dunia Sikapi Pembunuhan Fakhrizadeh
Pembunuhan Fakhrizadeh disebut untuk mempersulit hubungan Iran dan AS saat dipimpin Biden.
NEW YORK -- Berbagai pihak mengecam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, yang dilakukan Jumat (27/11) lalu. Namun, mereka juga menyerukan seluruh pihak untuk menahan diri.
“Kami mendesak semua pihak menahan diri dan menekankan pentingnya menghindari tindakan apa pun yang bisa mengarah pada eskalasi ketegangan di kawasan,” ujar seorang juru bicara PBB, Farhan Haq, yang dikutip Aljazirah, Sabtu (28/11). “Kami mengecam setiap pembunuhan atau penghilangan nyawa orang secara semena-mena.”
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengaku prihatin pada situasi terkini. “Kami prihatin pada situasi di Iran dan kawasan sekitarnya. Kami ingin melihat ketegangan diturunkan,” ujarnya kepada Sky News, Ahad (29/11).
“Kami masih menanti fakta terkumpul semua tentang apa yang terjadi di Iran. Namun, saya ingin katakan bahwa kita harus berpegang pada aturan hukum humaniter internasional yang sangat jelas menentang pembunuhan menyasar warga sipil,” kata Raab menambahkan.
Uni Eropa (UE) menyebut pembunuhan Fakhrizadeh sebagai “tindakan kriminal”. Tindakan itu disebut bertentangan dengan prinsip menghormati hak asasi manusia (HAM) yang dipegang UE.
“Pada saat yang tidak pasti ini, yang paling penting di atas segalanya untuk semua pihak adalah tetap tenang dan menahan diri semaksimal mungkin demi mencegah peningkatan ketegangan yang tentunya tidak dikehendaki siapa pun,” kata UE dalam pernyataannya.
Menlu Qatar Syekh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani juga mengecam pembunuhan Fakhrizadeh dan menyerukan seluruh pihak menahan diri. Hal ini diungkapkan saat ia bertelepon dengan Menlu Iran Javad Zarif.
Menurut al-Thani, pembunuhan tersebut “hanya akan menyiramkan minyak ke dalam api pada saat kawasan dan dunia internasional sedang mencari upaya meredakan ketegangan dan kembali ke meja perundingan untuk berdialog dan diplomasi”.
Sementara itu, Jerman menyerukan seluruh pihak menahan diri. “Kami menyerukan semua pihak untuk menghindari mengambil tindakan yang bisa mengarah pada ketegangan baru,” ujar seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman.
Melalui cicitan di Twitter, Menlu Argentina Jorge Arreaza mengecam pembunuhan Fakhrizadeh. Ia menyebut pembunuhan itu “serangan teroris”.
Turki juga menyebut pembunuhan Fakhrizadeh sebagai aksi keji. Pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu juga menyerukan seluruh pihak untuk menahan diri.
Menuding Israel
Pada Jumat, Fakhrizadeh diserang kelompok “teroris bersenjata” di timur Teheran. Baku tembak sempat terjadi antara pengawalnya dan kelompok penyerang. Namun, Fakhrizadeh tertembak.
Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong. Kementerian Pertahanan kemudian merilis informasi yang mengonfirmasi kematian Fakhrizadeh. Dalam keterangannya, mereka menyebut Fakhrizadeh sebagai kepala organisasi riset dan inovasi di Kementerian Pertahanan.
Pejabat politik dan militer Iran menuding Israel sebagai dalang di balik serangan dan pembunuhan terhadap Fakhrizadeh. “Sekali lagi, tangan-tangan jahat arogansi global dan para pembunuh bayaran Zionis (Israel) telah ternoda oleh darah seorang putra Iran,” kata Presiden Iran Hassan Rouhani.
Sementara itu, Menteri Kabinet Israel Tzachi Hanegbi mengeklaim negaranya sama sekali tidak mengetahui dalang pembunuhan Fakhrizadeh. “Saya tidak tahu siapa yang melakukannya,” kata Hanegbi kepada N12, Sabtu (28/11), dikutip al-Arabiya.
Laman the New York Times mengutip tiga sumber yang tak disebutkan namanya yang mengatakan Israel di balik pembunuhan Fakhrizadeh. Sementara itu, Antiwar melaporkan, Israel diyakini bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan atas ilmuwan Iran pada 2010-2012.
Analisis yang dimuat BBC pada Ahad menyebutkan dua kemungkinan alasan pembunuhan ini. Pertama, pembunuhan ini mungkin menjadi upaya untuk mempersulit hubungan Iran dan Amerika Serikat di bawah presiden mendatang, Joe Biden. Kedua, bisa saja pembunuhan ini untuk memancing Iran agar membalas dendam.
Dua pekan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump juga menanyakan kemungkinan serangan militer ke situs nuklir Iran. Pada Januari, Trump sesumbar tentang pembunuhan seorang jenderal Iran, Qasem Soleimani, dengan menggunakan pesawat nirawak atau drone AS.
Mohsen Fakhrizadeh merupakan ilmuwan yang hidup di balik bayang-bayang dan keamanan ketat. Tak ada yang mengetahui berapa usianya dan hanya sedikit orang yang tahu wajahnya.
Ia satu-satunya ilmuwan nuklir Iran yang disebut dalam naskah akhir kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015. Ia diyakini menjadi penentu dalam program nuklir Iran yang mengarah pada pembuatan senjata.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.