Nasional
Persi: Ada Lonjakan di RS Covid-19
Libur panjang akhir Oktober lalu berkontribusi terhadap penambahan kasus Covid-19.
JAKARTA – Tingkat positif atau positivity rate dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) pun mencatat, ada lonjakan keterisian tempat tidur rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.
“Peningkatan pasien mulai terasa, data menyebutkan keterisian di beberapa RS rujukan merangkak naik 50 persen menuju 60 persen,” kata Sekretaris Jenderal Persi, Lia G Partakusuma, saat dihubungi Republika, Ahad (15/11).
Lia mengatakan, lebih dari 1.000 rumah sakit milik pemerintah dan swasta menjadi rujukan pasien Covid-19 dan terus siaga menerima pasien. Kendati demikian, bukan berarti RS mampu menampung dan menerima berapapun pasien yang masuk ke rumah sakit.
“Persi berharap keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di bawah 50 persen, karena RS rujukan ini juga menerima pasien penyakit lain. Jangan sampai hanya fokus pada Covid-19 membuat pasien penyakit selain infeksi virus itu akhirnya terlantar. Pasien non-Covid juga harus kami jaga,” ujar dia.
Dia meminta masyarakat tidak meremehkan penularan virus ini. Persi berharap masyarakat lebih siaga, apalagi saat ini terlihat tren pasien Covid-19 yang masuk di rumah sakit berasal dari satu keluarga yang sama. “Kalau ada lonjakan Covid-19 dan masuk RS bersamaan kan repot,” ujar dia.
Kekhawatirannya pada lonjakan kasus Covid-19 bercermin penambahan kasus beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak pasien masuk RS hingga membuat kapasitas RS padat. Imbasnya, calon pasien saat akan masuk RS harus mengantre dan pelayanan pasien Covid-19 menjadi lambat dan ujung-ujungnya bisa protes ke pihak rumah sakit.
Pemerintah merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 4.106 orang dalam 24 jam terakhir pada Ahad (15/11). Angka ini turun cukup jauh dibanding penambahan kasus positif pada Sabtu (14/11), yakni sebanyak 5.272 kasus atau Jumat (13/11) dengan 5.444 kasus baru.
Bila dilihat lebih rinci, penurunan cukup tajam jumlah kasus baru hari ini sejalan dengan anjloknya kapasitas pemeriksaan, baik jumlah spesimen yang dites atau jumlah orang yang dites. Berdasarkan laporan Satgas Penanganan Covid-19 per Ahad (15/11), jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 32.861, dengan 25.396 orang diperiksa.
Angka pemeriksaan hari ini jauh di bawah capaian pada Sabtu (14/11) kemarin dengan 41.336 spesimen dan 38.710 orang diperiksa. Juga bila dibandingkan dengan Jumat (13/11) dengan 42.233 spesimen dan 37.892 orang diperiksa.
Pemerintah sendiri mengaku ada kecenderungan penurunan kapasitas testing setiap tanggal merah atau hari libur. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers pekan lalu menilai perlu dilakukan evaluasi operasional laboratorium di seluruh Indonesia.
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, Laura Navika Yamani, sudah memprediksi adanya peningkatan kasus Covid-19 usai libur panjang dua pekan lalu. Terutama di daerah-daerah yang menjadi kawasan wisata, seperti Jawa Barat.
“Ini mungkin salah satunya adalah dampak kegiatan libur panjang yang tidak mengindahkan protokol kesehatan selama mengunjungi tempat-tempat wisata atau tempat-tempat umum,” kata Laura.
Provinsi Jawa Tengah yang mengalami peningkatan jumlah kasus kematian, menurut Laura, perlu mendapatkan perhatian khusus. Apakah karena orang-orang yang terinfeksi adalah yang memiliki riwayat penyakit atau karena keterbatasan fasilitas rumah sakitnya.
Libur
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo, menilai, libur panjang pada akhir Oktober lalu kemungkinan berkontribusi terhadap penambahan kasus Covid-19 harian saat ini. “Libur panjang yang baru saja berlalu menyisakan kasus yang terjadi. Ya kita lihat tadi peningkatan. Jadi saya pikir ada keterkaitan,” kata Doni.
Doni mengatakan, meskipun saat ini terjadi peningkatan, namun relatif lebih bisa dikendalikan jika dibandingkan peningkatan kasus yang terjadi September lalu. Menurutnya, lonjakan kasus pada November tidak lebih parah dari lonjakan yang terjadi pada September lalu.
Walaupun demikian, persentase kasus aktif di Indonesia lebih rendah dari dunia. Demikian juga dengan kasus sembuh di Indonesia yang lebih tinggi dari dunia. Namun, terkait status meninggal masih lebih tinggi dari dunia.
Doni Monardo juga mengatakan, keterpakaian tempat tidur yang merawat pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta meningkat selama dua pekan terakhir. Peningkatan ini dialami di tempat tidur isolasi harian, ICU, dan juga RS Wisma Atlet. “Pada tanggal 1 November, persentase tempat tidur isolasi di DKI berada pada posisi relatif rendah, yaitu 52 persen, tapi dua pekan terakhir, peningkatan sampai angka 63 persen,” kata Doni, dalam telekonferensi, Sabtu (14/11).
Sementara itu, keterpakaian tempat tidur ICU pada tanggal 1 November berada pada posisi 58 persen, tapi hari ini mengalami peningkatan hingga 68 persen. Demikian juga di RS Wisma Atlet, pada 1 November berada pada posisi 32 persen, tapi saat ini menjadi 50,76 persen.
Walaupun demikian, menurut Doni, persentase ini lebih rendah dari peningkatan yang terjadi pada September yang lalu. Pada September, di DKI Jakarta ruang ICU sudah mencapai lebih dari 83 persen. Bahkan, RS Wisma Atlet sudah menampung hampir 90 persen.
Terkait hal ini, Doni mendorong masyarakat untuk terus bekerja sama menjaga diri dan orang lain. "Kita semua harus betul-betul saling bahu- membahu, saling membantu dalam menerapkan protokol kesehatan," kata dia lagi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.