Ternak cerpelai di Denmark dimusnahkan demi mencegah penyebaran virus Covid-19. | EPA

Fokus Internasional

Perang Besar Menghabiskan Cerpelai

WHO telah melacak mutasi virus korona baru pada cerpelai ini sejak awal.

OLEH FERGI NADIRA

Pandemi Covid-19 masih memberikan berbagai dinamika baru di berbagai belahan dunia. Di Jerman, karena diduga menyebarkan virus korona, jutaan cerpelai akan dimusnahkan oleh pemerintah. Dugaan penyebaran virus Covid-19 di peternakan cerpelai juga membuat Inggris melarang pelancong dari Denmark masuk ke negaranya.

Larangan perjalanan Inggris ini diberlakukan pada Sabtu (7/11) pukul 04.00 waktu setempat. Hal ini berarti, para pelancong dari Denmark tidak akan dapat memasuki Inggris. Warga negara Inggris yang kembali ke negaranya pun akan dipaksa untuk karantina selama dua pekan.

Maraknya penularan Covid-19 karena cerpelai kian membuat Denmark berencana membunuh 17 juta cerpelai di peternakan. Hal itu karena ditemukannya mutasi virus korona pada hewan tersebut yang mampu menyebar ke manusia. Saat ini, terdapat 15 juta hingga 17 juta cerpelai di Denmark, sedangkan populasi manusia mencapai sekitar 5,5 juta.

photo
Sejumlah cerpelai yang dimusnahkan di Varde, Denmark, Sabtu (7/11/2020) - (John Randeris/Ritzau Scanpix/via REUTERS)

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan, keputusan untuk memusnahkan cerpelai tersebut dibuat dengan "berat hati". Namun hal itu dinilai diperlukan berdasarkan rekomendasi dari otoritas kesehatan.

Varian baru dari virus yang berasal dari cerpelai ini juga ditemukan telah menyebar ke manusia, dengan 214 infeksi yang dikonfirmasi pada Jumat. Pemerintah Denmark juga mengumumkan pembatasan untuk tujuh kotamadya di mana virus mutasi jenis baru tersebut terdeteksi. "Virus telah bermutasi di cerpelai. Virus yang bermutasi telah menyebar ke manusia," kata Frederiksen dikutip laman CNN, Ahad (8/11).

Otoritas Denmark yang menangani penyakit menular, Statens Serum Institut telah menemukan lima kasus virus di peternakan cerpelai dan 12 contoh pada manusia yang menunjukkan penurunan sensitivitas terhadap antibodi. Membiarkan virus menyebar, berpotensi membatasi keefektifan vaksin di masa depan.

Sebagai konsekuensi, semua populasi cerpelai di Denmark harus segera dimusnahkan untuk menghentikan penyebaran bentuk virus baru yang bermutasi. Direktur Staten Serum Institute Kare Molbak memperingatkan tentang bahaya mutasi virus korona di peternakan cerpelai di Denmark. "Skenario terburuk adalah pandemi baru, dimulai lagi dari Denmark," ujarnya.

 
Skenario terburuk adalah pandemi baru, dimulai lagi dari Denmark.
 
 

Menurut seorang ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia pada Juni lalu, mutasi virus korona diperkirakan tidak akan mengubah kemanjuran vaksin. Berbicara pada rapat pada Jumat, pakar WHO lainnya, Maria Van Kekhove, memperingatkan bahwa "mutasi virus adalah normal".

WHO, Kekhove mengungkapkan, telah melacak mutasi virus korona baru pada cerpelai ini sejak awal. "Kami telah melihat ini selama beberapa bulan dan yang kami pahami adalah, cerpelai telah terinfeksi dengan kontak dari manusia dan beredar di cerpelai. Kemudian dapat ditularkan kembali ke manusia," ujarnya.

WHO pun mengatakan telah bekerja sama dengan kantor regional Eropa, Pasifik, dan Amerika untuk mengawasi peternakan cerpelai di seluruh dunia. Pengawasan diperlukan agar pemerintah dapat mengambil keputusan dan langkah pencegahan yang tepat.

photo
Cerpelai dimusnahkan di Varde, Denmark, November 7, 2020. - (John Randeris/Ritzau Scanpix/via REUTERS)

Denmark adalah penghasil bulu cerpelai terbesar di dunia. Sedikitnya lima kasus virus baru telah ditemukan otoritas Denmark di peternakan hewan tersebut. Setidaknya 12 kasus pun telah ditemukan pula pada manusia.

Penyebaran virus Covid-19 yang berasal dari cerpelai juga berpotensi menjadi masalah baru di negara lain. Reuters melaporkan bahwa 90 ribu cerpelai telah dimusnahkan di Spanyol selama musim panas setelah adanya wabah di sebuah peternakan. Hal itu dilakukan setelah beberapa pekerja manusia di peternakan itu terinfeksi.

Pada Juni lalu, Reuters juga melaporkan bahwa 10 ribu induk cerpelai dan sekitar 50 ribu anak cerpelai dibunuh dengan gas di sebuah peternakan di kota De Mortel, Belanda selatan, sebagai bagian dari upaya negara yang lebih luas untuk memusnahkan sekitar 3.500 ekor.

photo
Cerpelai di peternakan Henrik Nordgaard Hansen and Ann-Mona Kulsoe Larsen dekat Naestved, Denmark, Jumat (6/11/2020) - (Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen via REUTE)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat