Internasional
Kurz: Musuh Kita Terorisme Islam
Menurut Kurz, ini bukanlah konflik Kristen dan Muslim atau warga Austria dan migran.
WINA -- Kanselir Austria Sebastian Kurz, Selasa (3/11), menyerukan persatuan pascainsiden penembakan di sejumlah lokasi di Wina pada Senin (2/11). Dia menuding terorisme Islam hendak memecah belah masyarakat di sana melalui serangan tersebut.
"Kita harus sadar bahwa ini bukanlah konflik antara Kristen dan Muslim atau antara warga Austria dan migran. Musuh kita, terorisme Islam, tidak hanya ingin menyebabkan kematian dan penderitaan, tetapi juga ingin memecah belah masyarakat kita," kata Kurz dalam pidato yang disiarkan Selasa, dikutip laman Deutsche Welle.
Kurz bersumpah bahwa Austria akan mempertahankan demokrasi, hak-hak fundamental, dan cara hidup liberal. "Kita tidak akan pernah membiarkan kebencian ini berkembang," ujarnya
Pada Senin malam lalu sejumlah orang bersenjata menyerang enam lokasi di Wina tengah. Serangan pertama dimulai di luar sinagoge utama. Beberapa saksi mengatakan para pelaku turut menembaki orang-orang di bar dengan senapan otomatis. Sejauh ini tiga warga sipil telah dilaporkan tewas akibat serangan tersebut, terdiri dari dua pria dan satu wanita.
Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer menyebut serangan penembakan yang terjadi di Wina dilakukan setidaknya satu "teroris Islam". "Kami mengalami serangan kemarin malam dari setidaknya satu teroris Islam," kata Nehammer dalam sebuah konferensi pers pada Selasa.
Nehammer mengungkapkan terdapat beberapa pelaku yang terlibat dalam aksi penembakan. Satu di antaranya telah ditembak mati oleh polisi. Nehammer mengatakan pelaku tersebut merupakan simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Saat melancarkan serangan, dia mengenakan sabuk bahan peledak, tapi ternyata palsu.Menurutnya serangan itu merupakan upaya untuk melemahkan atau memecah masyarakat demokratis Austria. Dia menyerukan agar warga di kota tersebut tetap di rumah. Serangan mematikan di Wina ini mengundang solidaritas dari berbagai pemimpin dunia.
Mereka antara lain Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kandidat presiden AS Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, "Saya mengikuti perkembangan ini dengan keprihatinan mendalam terhadap serangan teror di Wina, salah satu markas PBB kita. Saya mengecam serangan ini sekerasnya dan memperkuat solidaritas PBB dengan rakyat dan Pemerintah Austria.
"Sedangkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan, "Kementerian Luar Negeri menyampaikan Kerajaan Arab saudi mengencam keras dan mencela serangan teroris... dan menegaskan solidaritas Kerajaan dengan Republik Austria dalam mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan keamanan dan melindungi keselamatan dari semua bentuk kecenderungan ekstremisme dan tindakan terorisme serta segala bentuk kekerasan."
Sementara, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wina meminta para warga negara Indonesia (WNI) di Wina dan sekitarnya untuk meningkatkan kewaspadaan. Ini menyusul insiden serangan teror yang menewaskan empat orang, Senin (2/11) malam waktu setempat.
"Kepada WNI di Austria, khususnya di Kota Wina agar waspada dan menghindari tempat umum dan angkutan umum di kawasan pusat kota Wina, terkait dengan insiden penembakan dan operasi kepolisian di wilayah tersebut," cicit akun @kbriwina di Twitter.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.