Kabar Utama
Wisatawan Membeludak, Sulit Jaga Jarak
Pengetesan Covid-19 pun dilakukan di sejumlah destinasi wisata dan pintu masuk Jabar.
YOGYAKARTA -- Objek wisata di berbagai daerah ramai dikunjungi wisatawan pada libur panjang pekan ini. Sejumlah pemerintah daerah melaporkan tingkat okupansi hotel telah terisi 50 persen, bahkan ada yang mencapai 95 persen.
Di Kota Yogyakarta, kepadatan wisatawan mulai terlihat di Kawasan Malioboro, Taman Sari, dan destinasi wisata lainnya. Meski menggunakan masker, pengunjung tampak sulit jaga jarak karena saking ramainya wisatawan.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Hero Poerwadi mengakui ada peningkatan jumlah wisatawan dan kepadatan di berbagai tempat wisata. Heroe mengatakan, okupansi hotel di Kota Yogyakarta mencapai 95 persen dari kapasitas yang disediakan, terutama hotel yang ada di sekitar kawasan wisata.
"Wisatawan banyak yang berlibur ke Yogya. Kawasan Malioboro, Taman Sari, dan destinasi wisata lainnya, termasuk kuliner dan sebagainya dilaporkan memang penuh," kata Heroe, Jumat (30/10).
Untuk mencegah risiko penularan Covid-19, Heroe memastikan Pemkot Yogyakarta melakukan pengawasan seara ketat terkai penerapan protokol kesehatan, pelaksanaan protokol kesehatan. Sanksi pun diberlakukan bagi wisatawan, pelaku usaha maupun warga Kota Yogyakarta yang tidak menjalankan protokol kesehatan.
"Harapan kami, semua protokol kesehatan tetap dijalankan. Dan saya yakin, semua punya komitmen untuk menjalankan itu," kata dia.
Ia juga memerintahkan pengelola destinasi wisata untuk mengatur kepadatan pengunjung. Caranya dengan membatasi kapasitas kunjungan sebesar 50 persen atau dilakukan pembatasan seperti di Malioboro. Di Malioboro, kata dia, diberlakukan sistem pemindaian QR code dan zonasi.
Ada lima zona di kawasan Malioboro. Per zona hanya dapat diisi paling banyak 500 pengunjung dalam satu waktu. Menurut dia, semua wisatawan paham mengenai adanya pembatasan di obyek wisata.
"Hanya saja, ketika ada pembatasan kapasitas di dalam area destinasi, biasanya ada penumpukan pada antreannya. Yaitu pengunjung yang ada di luar yang belum masuk, maka saya minta juga membuat aturan tentang tata cara mengelola antrean," katanya.
Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan, kapasitas hotel dan resto yang disediakan di masa libur panjang sebesar 70 persen. Pihaknya menargetkan okupansi sebesar 80 persen dari kapasitas yang disediakan selama liburan panjang.
"Angka reservasi wisatawan yang sudah masuk di seluruh hotel anggota PHRI DIY sejak 27 Oktober, rata-rata berkisar 60 persen. Targetnya reservasi itu bisa meningkat menjadi 80 persen sampai libur cuti bersama ini habis 1 November," kata Deddy.
Di masa pandemi ini, hotel di bawah naungan PHRI DIY yang beroperasi hanya 142 hotel. Sementara, total ada 400 lebih hotel yang ada di bawah naungan PHRI DIY.
Destinasi wisata di wilayah Jawa Barat juga semakin ramai dikunjungi wisatawan. Salah satu obyek wisata yang ramai pengunjung adalah wisata Kebun Binatang Bandung. Meski ramai, jumlah kunjungan wisatawan dinilai masih rendah dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi covid-19 terjadi.
Humas Kebun Binatang Bandung Sulhan Syafii mengatakan, wisatawan yang berkunjung pada Rabu (28/10) sekitar 900 orang dan pada Kamis (29/10) mencapai 1.100 orang. Sedangkan pada kemarin siang, jumlah pengunjung mencapai 800 orang.
"Rabu-Jumat udah sampai 3.000 pengunjung, target 5 hari libur 6.000 pengunjung," ujarnya saat dihubungi, Jumat (30/10). Menurutnya, jumlah tersebut relatif lebih rendah dibandingkan dalam kondisi normal.
Ia mengatakan, pada kondisi normal sebelum terjadi pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan di hari libur panjang dapat mencapai 4.000-6.000 per hari. Para wisatawan berasal dari berbagai daerah, seperti Kota Bandung, Jakarta, Bekasi, Yogyakarta. dan lainnya.
Menurutnya, pandemi Covid-19 dan pembatasan kunjungan maksimal 30 persen membuat kunjungan masih belum dapat mencapai angka saat kondisi normal. Ia pun mengatakan protokol kesehatan tetap dilaksanakan selama aktivitas kebun binatang Bandung berlangsung.
"Protokol kesehatan tetap kita patuhi, yaitu 30 persen (kunjungan)," katanya.
Salah seorang pengunjung asal Bandung, Tri mengaku aktivitas wisatawan di Kebun Binatang Bandung ramai namun tidak terlalu sesak. Menurutnya, penerapan protokol kesehatan seperti jaga jarak dilakukan di destinasi wisata. "Ramai tapi gak crowded, masih bisa social distancing," katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengklaim bergerak cepat mencegah penyebaran Covid-19 pada libur panjang. Pengetesan Covid-19 pun dilakukan di sejumlah destinasi wisata dan pintu masuk Jabar.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar saat menghadiri rapat koordinasi antisipasi dampak libur panjang terhadap kenaikan kasus Covid-19 bersama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (30/10/20).
"Pemeriksaan tes masif pun kami lakukan di 54 titik. Pengetesan dilakukan secara acak melalui metode rapid test. Apabila ada yang reaktif, maka akan berlanjut dengan swab test," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil mengatakan, pemeriksaan Covid-19 amat krusial untuk menekan potensi lonjakan kasus. Ia tidak ingin libur dan cuti bersama agar tidak menjadi medium penularan virus corona.
“Kami melalui TNI dan Polri serta Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) terus berjaga semaksimal mungkin untuk memastikan protokol kesehatan 3M dilakukan oleh masyarakat yang berlibur ke tempat wisata,” katanya.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah provinsi intensif mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan, khususnya di tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan. “Upaya perbaikan terus didorong oleh pemerintah pusat, menyangkut protokol kesehatan dan isolasi terpusat. Saya mohon para kepala daerah agar tidak pernah bosan untuk menyampaikan protokol kesehatan 3M,” kata Luhut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.