Trump versus Biden | AP

Laporan Utama

PM Palestina: Tuhan, Tolonglah Kami

Terpilihnya Trump dinilai menjadi bencana bagi rakyat Palestina dan semua negara.

 

Palestina akan menjadi negara yang ikut menderita jika Donald Trump kembali terpilih menjadi presiden Amerika Serikat dalam pemilu November mendatang. Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengungkapkan, terpilihnya Trump menjadi bencana bagi rakyatnya dan semua negara di dunia.

"Jika kami akan hidup empat tahun lagi dengan Presiden Trump, Tuhan tolonglah kami, Tuhan menolong Anda, dan Tuhan tolonglah seluruh dunia," ujar Shtayyeh, dikutip dari AP.

Secara tradisional, Palestina menahan diri untuk menyatakan posisinya secara eksplisit dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat. Pernyataan Shtayyeh menggambarkan rasa keputusasaan dari warga Palestina dengan manuver Amerika Serikat yang membiarkan mereka semakin lemah dan terisolasi.

 
Pernyataan Shtayyeh menggambarkan keputusasaan warga Palestina atas manuver AS yang membiarkan mereka kian lemah dan terisolasi.
 
 

Komunikasi Palestina terputus dengan AS setelah Pemerintahan Donald Trump mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017. Trump bahkan memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke tempat suci bagi tiga agama besar di dunia itu.

Trump juga memotong bantuan senilai ratusan juta dolar untuk Palestina. Mereka bahkan mematikan kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington. Tak hanya itu, AS mengajukan proposal perdamaian dengan jalan aneksasi.

Pemerintahan Trump juga secara aktif mendorong dua negara Arab, yakni Uni Emirat Arab dan Bahrain, untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Kesepakatan ini telah menghancurkan konsensus di antara negara-negara Arab yang hanya mengakui Israel setelah Palestina merdeka. Sebaliknya, Shtayyeh mengungkapkan harapannya jika Joe Biden-Kamala Harris berhasil mengalahkan Trump. Kemenangan Biden dinilai akan meningkatkan kemungkinan perjanjian damai.

photo
Donald Trump saat kampanye di Harrisburg International Airport di Middletown, Amerika Serikat, pada 26 September 2020 - (AP/Steve Ruark/FR96543 AP)

Pengamat kawasan Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, mengatakan, kebijakan yang diambil pemerintahan Trump terhadap penyelesaian masalah antara Palestina dan Israel dapat menjadi gambaran posisi Amerika --jika Trump kembali menang-- dalam penyelesaian konflik dua negara tersebut.

Yon berpendapat, dalam Pilpres Amerika, Israel akan sangat mengharapkan Trump mendapatkan kemenangan untuk melancarkan rencana mereka memperluas kekuasaan di Palestina.

 
Israel akan sangat mengharapkan Trump mendapatkan kemenangan untuk melancarkan rencana mereka memperluas kekuasaan di Palestina.
YON MACHMUDI, Pengamat Kawasan Timur Tengah dari UI
 

Yon melihat pasangan Joe Biden-Kamala Harris mempunyai komunikasi yang lebih bersahabat dengan negara-negara Timur Tengah dibandingkan dengan Trump. Terlebih, Kamala Harris memiliki karakter multietnis yang memungkinkan pasangan Joe Biden-Kamala Harris lebih diterima negara-negara Timur Tengah.

"Biden tampaknya tidak seperti Trump secara keseluruhan. Walaupun sebenarnya siapa pun presidennya kan biasanya komitmen kepada Israel selalu diberikan," kata dia kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Menurut Yon, sikap Joe Biden terhadap negara-negara Timur Tengah tidak akan seagresif Trump yang mendorong normalisasi dengan Israel. Dia menilai Palestina memang berharap Joe Biden bisa bernegosiasi dan memberikan ruang untuk kepentingan Palestina. Terlebih, sikap Biden yang lebih bersahabat kepada Muslim sangat memungkinkannya bisa didukung Muslim Amerika.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, negara-negara di kawasan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, sangat bergantung kepada Amerika Serikat. Khususnya dalam upaya membantu penyelesaian masalah yang terjadi di kawasan Teluk. Dia menjelaskan, negara-negara yang memiliki ancaman luar negeri pasti menginginkan keberadaan Amerika di kawasan tersebut.

photo
Calon presiden yang diusung Partai Demokrat Joe Biden saat tampil pada kampanye pilpres di the William Hicks Anderson Community Center di Wilmington, Amerika Serikat, Selasa (28/7/2020) - (AP/Andrew Harnik)

Yon menilai, jika Donald Trump-Mike Pence yang memenangkan pilpres, pasangan pejawat tersebut cenderung akan menjalin hubungan lebih kuat dengan negara- negara Timur Tengah dalam perspektif bisnis. Trump dinilai akan meminggirkan isu penyelesaian konflik yang terjadi antara negara-negara di Timur Tengah.

Wakil Ketua MUI yang sebelumnya menjabat ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KH Muhyiddin Junaedi mengatakan, dalam sejarah Pilpres Amerika, calon-calon yang diusung Partai Demokrat cenderung menggunakan pendekatan lebih lembut dalam pemerintahan. Itu berbanding terbalik dengan Partai Republik yang cenderung keras dalam kebijakannya. Lebih dari itu, Kiai Muhyiddin menjelaskan, pengaruh Yahudi dalam Pilpres AS akan sangat besar.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah tak mau mengeluarkan pendapat tentang pengaruh Pilpres AS bagi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. "Terlalu awal untuk dikomentari. Lazimnya pun kita tidak mengomentari proses politik di satu negara sampai selesai pemilunya," kata dia.

 
Biden tampaknya tidak seperti Trump secara keseluruhan. Walaupun sebenarnya siapa pun presidennya kan biasanya komitmen kepada Israel selalu diberikan.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat