Nasional
Erick Ajak MUI Lihat Produksi Vaksin di Cina
Vaksin tersebut saat ini tengah masuk dalam uji klinis tahap ketiga.
JAKARTA -- Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Erick Thohir akan mengajak Majelis Ulama Indonesia ( MUI) ke Cina untuk melihat proses produksi vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan vaksin Covid-19 buatan Cina terjamin kehalalannya. Pada Jumat (11/9), Erick juga telah bertemu dengan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin untuk melaporkan kehalalan vaksin tersebut.
“Kita juga pastikan vaksin ini halal dan juga standar kita, karena itu kita kirimkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ke UAE (Uni Arab Emirat) dan Insya Allah ke Cina bersama MUI Oktober ini,” ujar Erick dalam webinar Transportasi Sehat Indonesia Maju, Selasa (15/9).
Di Cina saat ini, kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, juga tengah dilakukan uji vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Erick memastikan, saat uji coba vaksin pertama di Bandung juga dihadiri MUI untuk memastikan kehalalannya.
Erick menegaskan, pada dasarnya, Indonesia tidak boleh tertinggal dalam produksi vaksin Covid-19. "Program vaksin yang ada di Inggris populasinya 60 juta dia secure-nya hampir 250 juta. Kita tidak boleh tertinggal karena itu kita agresif," jelas Erick.
Erick sebelumnya sudah datang ke Cina dan UAE untuk bekerja sama dalam memproduksi vaksin tersebut. Dengan upaya tersebut, Erick mengharapkan nantinya dapat menstabilkan kesehatan masyarakat Indonesia. "Ini kita lakukan sampai kita juga bisa memproduksi vaksin Merah Putih," tutur Erick.
Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibitnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia oleh Lembaga Eijkman. Saat ini, PT Bio Farma juga tengah mengembangkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal Cina.
Vaksin tersebut saat ini tengah masuk dalam uji klinis tahap ketiga di Indonesia, Bangladesh, Arab Saudi, dan Turki. Pemerintah menargetkan imunisasi massal di Indonesia pada awal 2021. Hal tersebut dapat dilakukan jika proses uji klinis yang dilakukan saat ini berjalan lancar sesuai rencana.
Erick juga mengatakan, tahun ini, Indonesia harus fokus terlebih dahulu ke sektor kesehatan dengan melaksanakan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Kalau melihat tren ini, maka ini timeline yang disepakati komite tidak bisa dibalik-balik. Testing, tracing, treatment sebuah keharusan,” katanya. Setelah Indonesia Sehat berhasil dicapai, lanjut Erick, maka langkah selanjutnya adalah Indonesia Tumbuh.
Tambah dosis
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ia akan berbicara dengan pemerintah UEA untuk meminta tambahan 20 juta dosis vaksin Covid-19 tahun ini. Luhut dalam Sarasehan 100 Ekonom secara daring di Jakarta, Selasa (15/9), mengatakan Indonesia akan menerima 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada kuartal IV tahun ini.
Namun, ia mendorong agar jumlahnya bisa mencapai 50 juta dosis dengan tambahan dari UEA. "Vaksin ini kita akan dapat tahun ini kira-kira 30 juta dosis dan kami coba sampai ke 50 juta (dosis). Nanti mungkin dari G42 dari Abu Dhabi ketemu. Saya nanti (Selasa) sore mau bicara sama Menteri Suhail (Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei) mau minta tambahan 20 juta lagi masuk sini," katanya.
Menurut Luhut, tiga bulan ke depan menjadi waktu yang krusial bagi Indonesia untuk mengendalikan Covid-19. Presiden Jokowi pun telah memerintahkan dirinya fokus dalam penanganan Covid-19 di delapan provinsi yang berkontribusi hingga 75 persen dari kasus nasional. "Jadi kalau kita pakai strategi mengatasi itu, the rest (sisanya) menurut saya sih sangat terkendali sampai nanti kita dapat vaksin," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.