Warga mengendarai sepeda di Kawasan Khusus Pesepeda di Jalan Thamrin-Sudirman, Jakarta, Ahad (6/9). Angka positif Covid-19 di DKI Jakarta selama sepekan terakhir mencapai 13 persen, angka tersebut melampaui ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ya | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

DKI Kaji Sepeda Balap Masuk Tol

Dishub DKI diklaim tak kunjung merespons syarat agar usulan sepeda masuk tol bisa diterima.

JAKARTA -- Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) hingga saat ini belum menerima hasil simulasi komputasi jalur sepeda di Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta. Kepala BPJT Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengaku, sudah menunggu hasil kajian Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, tapi belum juga diterima. "Saya belum menerima bahan simulasinya seharian dari Dishub DKI. Saya sudah tunggu, tapi belum ada, mungkin belum siap," kata Danang di Jakarta, Rabu (9/9).

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan berkirim surat ke Menteri PUPR Basuki Hadimuljono karena berkeinginan ada jalur sepeda khusus di tol untuk jenis sepeda balap (road bike). Surat permohonan bernomor 297/-1.792.1 tertanggal 11 Agustus 2020 yang berisi rencana pembuatan jalur sepeda di tol lingkar dalam Cawang-Tanjung Priok (ruas Kebon Nanas-Plumpang) sepanjang 10 kilometer menimbulkan pro kontra di masyarakat. Anies berharap, Kementerian PUPR menyetujui menutup tol dari kendaraan umum pada Ahad pukul 06.00 WIB-09.00 WIB agar bisa digunakan pesepeda yang jumlahnya terus meningkat di Ibu Kota belakangan ini.

Kajian dan simulasi komputasi untuk jalur sepeda di tol tersebut, menurut Danang, harus dilakukan Dishub DKI. Hal itu karena nantinya bahan tersebut digunakan untuk pembahasan rapat BPTJ bersama pihak berwenang lainnya di Kementerian PUPR. Alhasil, dalam konteks usulan sepeda boleh masuk tol, BPTJ tidak bisa memutuskan sendiri. "Kami mengevaluasi hasil data yang dikumpulkan oleh DKI untuk kemudian hasilnya direkomendasi ke menteri. Dari kemarin saya tunggu gak ada datang," ujar Danang.

Menurut dia, BPTJ dalam posisi siap menunggu langkah Dishub DKI agar sepeda boleh masuk jalur tol. Sayangnya, Danang mengaku, Dishub DKI tak kunjung memberi respons lanjutan sebagai syarat agar usulannya bisa diterima. "Belum ada kabar juga, coba tanya Pak Kadishub Syafrin," katanya.

Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub DKI Susilo Dewanto menuturkan, pihaknya masih mengkaji lebih dalam terkait usulan pesepeda balap dibolehkan masuk tol. Dia menyebut, pada awalnya pengumuman hasil simulasi teknis sepeda masuk tol diumumkan pada Rabu (9/9), tapi ditunda hingga waktu belum ditentukan. Menurut dia, Dishub DKI tidak ingin sembarangan membolehkan pesepeda masuk tol. Hanya mereka yang sudah mendaftar dan memiliki sepeda balap yang bisa menjajal kebijakan tersebut.

Sepeda balap memang identik dengan kecepatan dan jenis yang diizinkan pun hanya tertentu. "Jadi, yang akan dilakukan berkoordinasi dengan ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia) adalah melakukan pendaftaran agar sepeda tersebut bisa masuk ke dalam tol dan memanfaatkan akses jalan tol," ucap Susilo saat dikonfirmasi.

Dishub DKI bersama pihak terkait, seperti operator jalan tol terus menyempurnakan kajian secara intens supaya kebijakan itu bisa terealisasi. Dia menegaskan, apabila memang pembahasan dan kajian teknisnya sudah lengkap, pasti diumumkan ke publik. Pun termasuk syarat dan ketentuan pesepeda yang nanti dibolehkan masuk tol. "Jadi Dishub dan jajaran Pemprov DKI bersama pihak pengelola jalan tol saat ini masih membahasnya," ujar Susilo.

Sebelumnya, Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo menyatakan, jajarannya sedang mematangkan kajian rencana jalur sepeda di tol ruas Cawang-Tanjung Priok. Selain itu, petugas juga menggelar simulasi dengan menggunakan perangkat lunak transportasi guna mengantisipasi dampak kebijakan itu ketika nanti disetujui Kementerian PUPR. "Kami sedang melakukan simulasi, kami paparkan kepada stakeholder yang ada untuk mengambil kebijakan ke depan terkait dengan implementasi," katanya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpendapat, harus ada upaya untuk lebih menggiatkan penggunaan sepeda. Sebab kendaraan semacam ini memiliki banyak manfaat untuk warga Ibu Kota. Di antaranya adalah kesehatan dan bebas polusi.

Penggunaan sepeda juga harus didukung dengan infrastruktur jalan yang memadai. Yaitu jalan yang terbebas dari kemacetan, dan nyaman untuk dilewati. Sementara itu, jalan yang ada sudah dipadati kendaraan bermotor, terutama pada jam sibuk.

Kalau arus lalu lintas sudah mandek, polusi tak terhindarkan. Semua kendaraan mengeluarkan karbondioksida sisa pembakaran bahan bakar yang berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya. Tak terkecuali pejalan kaki dan pesepeda yang ada di dekat kendaraan bermotor tadi. Mereka sangat rentan terpapar karbondioksida dan berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan.

Selain itu, waktu mereka terbuang sia-sia akibat kemacetan jika terjebak macet. Waktu tempuh yang semula ditempuh 10 menit misalkan, menjadi dua kali lipatnya, bahkan lebih. Pengguaan sepeda yang merupakan olahraga yang menyehatkan menjadi tidak efisien dan berbahaya. Karena itulah, Pemprov DKI Jakarta mengusulkan agar pesepeda dapat mengakses jalan tol.

Pemprov DKI sudah mengajukan permohonan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengizinkan jalan tol lingkar dalam Jakarta bisa dilintasi sepeda balap. Dalam permohonan itu, Gubernur meminta satu ruas jalan tol lingkar dalam, yaitu Cawang-Tanjung Priok sisi barat, akan digunakan untuk lintasan road bike setiap hari Minggu pukul 06.00 - 09.00.

Saat ini, Kementerian PUPR masih dalam tahap mengkaji usulan Anies tersebut. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pun menyarankan Pemrov DKI Jakarta untuk menggelar simulasi lalu lintas road bike masuk tol itu mulai pekan ini.

Nantinya, hasil simulasi akan diberikan kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagai bahan pertimbangan apakah sepeda boleh masuk tol atau tidak. Bila dikabulkan, kemungkinan besar jalan tol akan ditutup selama periode waktu yang diajukan yakni setiap hari Minggu pukul 06.00-09.00 WIB atau selama sepeda melintas di ruas tol tersebut.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat