Nusantara
Banjir Merendam 12 Desa di Kabupaten Landak
Banjir juga terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Sabtu (5/9).
LANDAK — Banjir merendam 12 desa di enam kecamatan, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, hingga Ahad (6/9) pagi. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menuturkan, banjir disebabkan luapan lima sungai setelah hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Kelima sungai yang meluap tersebut meliputi Sungai Behe, Sungai Dait, Sungai Landak, Sungai Menyuke, dan Sungai Meranti setelah hujan melanda sejak Jumat (4/9) hingga Sabtu (5/9). Desa-desa yang terdampak berada di Kecamatan Meranti, Kecamatan Menjalin, Kecamatan Banyuke Hulu, Kecamatan Menyuke, Kecamatan Kuala Behe, dan Kecamatan Air Besar.
Banjir dengan ketinggian sekitar 80-110 sentimeter (cm) menggenangi sedikitnya 416 rumah yang dihuni 416 kepala keluarga. Selain itu, satu unit rumah dilaporkan rusak sedang dan tiga rumah lainnya mengalami rusak ringan akibat longsor. BPBD Kabupaten Landak beserta tim gabungan dari berbagai instansi sampai saat ini telah berupaya membuka jalur terdampak banjir dan longsor menggunakan alat berat di Desa Semunti, Kecamatan Air Besar.
Pendistribusian logistik dan evakuasi warga dengan perahu juga telah dilakukan BPBD Kabupaten Landak. Aktivasi posko darurat bencana juga telah dilakukan oleh tim setempat. Bupati Landak Provinsi Kalimantan Barat Karolin Margeret Natasa mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor yang masih akan terjadi di daerah itu.
“Menyikapi prakiraan cuaca dari BMKG, situasi Landak masih akan mengalami hujan maka pemerintah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana banjir dan tanah longsor,” kata Karolin di Ngabang, Ahad (6/9).
Dirinya meminta agar masyarakat bisa bersama-sama bergotong royong membersihkan lingkungan dan saluran air di sekitar lingkungan. Dia mengatakan, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh BPBD Landak, kondisi sampai hari ini bahwa banjir terjadi hampir di semua wilayah Kabupaten Landak.
“Yang terparah di Meranti, petugas sudah bergerak dengan membawa perahu fiber dan logistik untuk evakuasi warga yang membutuhkan. Kemudian, longsor juga terjadi di Emprija, yang Ahad diperkirakan alat berat datang, dan untuk sisa-sisa lumpur dibersihkan dengan mesin penyemprot air sebanyak dua unit,” tuturnya.
Dia menambahkan, untuk daerah lain belum terbagi perhatian, seperti Katio, Sejowet, Songga, Darit, Mandor, dan lain-lain yang laporannya belum sempat direspons. Namun, ada yang sudah diarahkan ke desa dan camat yang bersangkutan. “Kami akan terus memantau kondisi terkini di lapangan dan meminta kepada petugas untuk melakukan pendataan terhadap jumlah masyarakat yang terdampak banjir. Yang jelas kita akan melakukan yang terbaik untuk masyarakat,” katanya.
Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Sabtu (5/9) pada pukul 06.00 WIB. Menurut laporan sementara yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota, banjir tersebut terjadi setelah Sungai Harau meluap karena dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengutip laporan sementara bahwa banjir terjadi di Nagari Taram, Kecamatan Harau dan Nagari Batu Payung di Kecamatan Lereh Sago Halaban. "Hasil pantauan melalui udara, beberapa rumah, ruas jalan dan area persawahan terendam banjir," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (5/9).
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota masih melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Sementara itu, menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau, sebagian besar wilayah Provinsi Sumatra Barat masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang.
Adapun beberapa wilayah tersebut meliputi, Kepulauan Mentawai (Siberut Utara, Siberut Barat), Lima Puluh Kota (Kapur IX, Gunung Mas, Bukit Barisan), Padang Pariaman (Batang Anai), Kabupaten Solok (Hampir merata di seluruh wilayah kecamatan), Kota Solok, Padang (Koto Tangah), Sijunjung (Sumpur Kudus, Koto Tujuh, Kupitan, IV Nagari, Tanjung Gadang, Sijunjung), Sawahlunto, Pesisir Selatan (Koto IX Tarusan, IV Nagari Bayang, Bayang, IV Jurai), Solok Selatan (Sangir Batang Hari, Sangir Balai Janggo), Dharmasraya (IX Koto, Asam Jujuhan, Koto Besar, Pulau Punjung).
Selain itu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang juga dapat meluas ke wilayah Padang Pariaman (Lubuk Alung), Tanah Datar, Payakumbuh, Limapuluh Kota (Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, Luhak, Harau, Mungka) dan wilayah di sekitarnya.
"Melihat adanya dampak dari bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dan hasil prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan di daerah dapat melakukan upaya mitigasi bencana dan segera mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam kaitan pengurangan risiko bencana," ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.