Mualaf asal Singapura ini terkesan pada akhlak dan ajaran agama Islam.

Masjid Besar al-Hidayah menjadi “saksi” kerukunan antarumat beragama.

Haji Sjihab menaruh perhatian besar pada upaya-upaya menjaga akidah umat.

Cucu penggubah kitab Simthud Duror itu berdakwah di tengah masyarakat Solo Raya.

Rezeki yang halal menimbulkan keberkahan dalam hidup walau tidak bisa diukur secara kuantitatif.

Di antara para pengikut atau pengagum Tarekat Syattariyah adalah Pangeran Diponegoro.

Kembalinya Abdurrauf dari Haramain bisa dianggap awal masuknya Tarekat Syattariyah ke dunia Melayu.

Penyerahan alat usaha tersebut merupakan wujud dari program

Pandangan Islam moderat dinilai sejalan dengan komitmen berbangsa dan bernegara.

Optimistis Persyarikatan Muhammadiyah dapat terus solid dan bergerak dalam koridor Islam berkemajuan.