Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri saat menunggu pasien di ruang isolasi Rumah Sakit Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Selasa (14/7/2020). Kementerian Keuangan menyatakan penyerapan anggaran kesehatan dalam pemulihan pandemi COVID | ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO

Jawa Timur

Sebanyak 295 Nakes Terpapar Covid-19

Sebanyak 78 orang di antara nakes itu adalah dokter.

SURABAYA -- Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid -19 Jatim Kohar Hari Santoso mengungkapkan, berdasarkan data yang masuk ke Gugus Tugas Jatim, hingga 9 Juli 2020 terdapat 295 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Terdiri dari perawat, dokter, hingga bidan.

Dari jumlah tersebut, 23 tenaga kesehatan di antaranya meninggal dunia. "Kalau jumlah tenaga kesehatan yang masuk (ke Gugus Tugas Jatim) yang terinfeksi Covid-19 malah baru sampai 9 Juli 2020. Jumlahnya 295 orang. Kemudian meninggal 23 orang, yang sudah sembuh 188 orang, dan masih dalam perawatan 84 orang," kata Kohar di Surabaya, Selasa (14/7).

Kohar melanjutkan, dari 295 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 tersebut, 78 di antaranya adalah dokter. Kohar menjabarkan, dari 78 dokter yang terpapar Covid-19, sebanyak 47 di antaranya dinyatakan sembuh, 11 dokter meninggal, dan 20 masih dalam perawatan.

Kohar menyatakan, data tersebut berdasarkan data yang dimiliki Gugus Tugas Jatim. Artinya, mungkin saja tenaga kesehatan yang terpapar atau meninggal akibat Covid-19 di Jatim lebih dari jumlah yang diungkapkannya.

"Kami ingin klarifikasi juga dari teman-teman mungkin ada data dari IDI, PPNI, dan lain-lain. Barang kali mereka punya data lebih valid lagi," ujar Kohar.

 
Mungkin saja tenaga kesehatan yang terpapar atau meninggal akibat Covid-19 di Jatim lebih dari jumlah yang terdata
KOHAR HARI SANTOSO, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim
 

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Nursalam mengungkapkan, hingga 12 Juli 2020, ada 277 perawat di wilayah setempat yang terpapar Covid-19. Dari total 277 perawat yang terpapar Covid-19 tersebut, 12 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Rinciannya tujuh perawat di Surabaya, dan sisanya di Tuban, Sidoarjo, Kota Malang, Sampang, serta Bojonegoro.

"Data Covid-19 perawat Jatim per 12 Juli 2020 itu yang terkonfirmasi positif ada 277. Kalau yang meninggal totalnya 12 orang," ujar Nursalam.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih mengungkap adanya perbedaan data yang dimiliki Dinkes dan IDI Jatim, terkait tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19. Perbedaan diketahui saat menggelar pertemuan dengan Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dan IDI Jatim. Hikmah mendorong Dinkes Jatim dan IDI bisa segera melakukan sinkronisasi data.

Dia pun mengingatkan, ketika Nakes penangan pasien Covid-19 yang meninggal, namun tidak terdata, kemungkinan tidak akan mendapatkan tunjangan. "Bayangkan keluarga para Nakes namun tak terdata sebagai Nakes maka tak mendapatkan uang duka (santunan)sebagai apresiasi," ujar polotikus PKB tersebut.

 

Beban RSUD berkurang

Sementara itu, Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi mengaku, beban rumah sakit yang dipimpinnya dalam merawat pasien Covid-19 mulai berkurang. Berkurang nya beban tersebut karena terbantunya RSUD dr Soetomo oleh rumah sakit lain yang mulai meningkatkan kemampuannya dalam merawat pasien Covid-19.

"Grafik pasien kita mulai menurun karena rumah sakit lain mulai bisa merawat (pasien Covid-19)," kata Joni, di Surabaya, Selasa (14/7).

Joni menjelaskan, pada Senin (13/7), RSUD dr Soetomo merawat 150 pasien dari kapasitas 198 bed. Mayoritas pasien tersebut dirawat di ruang High Care Unit (HCU). Menurut Joni, catatan tersebut menjadi catatan baik, karena biasanya bed yang tersedia di RSUD dr Soetomo dipenuhi pasien Covid-19.

"Ini pertanda baik karena tidak penuh," ujar pria yang juga menjabat ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur tersebut.

Joni menjelaskan, mulai Maret hingga saat ini, RSUD dr Soetomo sudah merawat 1.300 pasien Covid-19 dengan gejala klinis berat hingga kritis. Kabar baiknya, kata Joni, mayoritas pasien yang keluar dari RSUD dr Soetomo, dinyatakan sembuh. Adapun persentasenya mencapai 72 persen.

"Kematian terbesar adalah pasien yang dirawat di ICU, yang mem punyai gejala klinis berat hingga kritis. Setidaknya 60 persen pasien yang dirawat di ICU RSUD dr Soetomo meninggal. Itu tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan ICU di rumah sakit lainnya," kata Joni.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat