Hikmah | Republika

Hikmah

Kualitas Semakin Meningkat

Syawal adalah bulan meningkatkan kualitas diri setelah sebulan digembleng puasa.

Oleh NUR FARIDAH

OLEH NUR FARIDAH

Bulan Ramadhan yang penuh berkah telah berlalu. Kita memasuki bulan Syawal yang menurut bahasa berarti “peningkatan”. Maksudnya, amal-amal saleh, baik yang berupa ibadah mahda maupun ghair mahdah meningkat.

Dengan kata lain, bulan ini adalah bulan meningkatkan kualitas diri setelah sebulan penuh sebelumnya digembleng dengan puasa pada siang hari dan beribadah saat malam hari. 

Oleh karena itu, pada Syawal kita disunahkan untuk berpuasa enam hari sebagai wujud kontinuitas dalam beramal salah tanpa terputus. Meskipun kita telah berpuasa sebulan penuh, setelah itu tidak berarti ibadah puasa kita terputus. Kita masih dianjurkan untuk berpuasa Syawal yang pahalanya sangat besar.

Nabi bersabda, “Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh.” (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Termasuk ibadah yang seyogianya ditingkatkan setelah Ramadhan adalah ibadah malam. Saat Ramadhan, kita dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam dengan shalat Tarawih dan iktikaf, terutama di sepuluh malam terakhir Ramadhan untuk mendapatkan Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Nabi mengatakan, “Barang siapa yang bangun malam di bulan Ramadhan (untuk beribadah) karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya dosa-dosanya yang lalu diampuni Allah.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Selepas Ramadhan, kita seyogianya lebih meningkatkan lagi ibadah malam, minimal tidak berkurang dari ibadah malam di bulan Ramadhan. Setelah Ramadhan berlalu, tidak ada shalat Tarawih, tetapi pada setiap malam, pada sepertiga malam terakhir, Allah turun ke dunia mencari orang-orang yang tetap konsisten beribadah malam, seperti disabdakan Nabi, “Tuhan kita turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barang siapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.’” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Pada Ramadhan juga, kita dianjurkan untuk banyak bersedekah dan membantu kaum miskin, seperti Nabi yang digambarkan sangat dermawan di bulan Ramadhan melebihi angin yang berembus semilir. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Setelah Ramadhan, semangat ini mestinya tidak melemah, justru harus meningkat, “Perumpamaan sedekah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS al-Baqarah [2]: 261). 

Syawal menjadi bulan pembuktian apakah kita berhasil melewati bulan Ramadhan dengan baik. Apakah ibadah dan amal saleh kita makin meningkat selepas Ramadhan, atau justru makin menurun. Bila ibadah kita makin meningkat atau konsisten seperti ibadah di bulan Ramadhan, berarti kita berhasil mendapatkan keberkahan Ramadhan.

Bila sebaliknya, kita mesti segera mengintrospeksi diri, bisa jadi amal-amal selama bulan Ramadhan kita tidak membekas atau berpengaruh. Ramadhan mendorong kita untuk menjadi pribadi berkualitas, jangan sampai justru kualitas kita merosot setelah Ramadhan lewat. Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat