KH Ahmad Zuhdianoor (Guru Zuhdi) (kiri) memberikan ceramah saat peringatan Isra Miraj beberapa waktu lalu. | ANTARA FOTO

Khazanah

Guru Harus Punya Kematangan Spiritual

Dengan kematangan spiritual, guru akan semakin mudah mentransfer ilmunya kepada masyarakat.

JAKARTA – Bagi seorang guru, kematangan usia biologis saja tidak cukup. Ia juga harus memiliki kematangan spiritual.

“Guru harus memiliki kematangan spiritual, tidak hanya usia biologisnya yang matang,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof KH Nasaruddin Umar saat tampil sebagai penceramah Halal Bihalal Virtual KKG PAI Jakarta Pusat, Senin (1/6).

Halal bihalal virtual itu merupakan kerja sama Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Jakarta Pusat dengan Nasaruddin Umar Office (NUO). Acara yang mengusung tema “Menjadi Manusia Baru Setelah Berpuasa” itu dibuka oleh Ketua KKG PAI Jakarta Pusat, Hidayatullah.

Nasaruddin menerangkan, syarat memiliki kematangan spiritual bagi seorang guru (mursyid) adalah  memiliki niat yang tulus. Menurut dia, guru yang banyak maksiat tidak akan dapat melahirkan murid yang saleh. 

Kepada para guru, Nasaruddin juga mengingatkan untuk melakukan sejumlah persiapan mengajar yakni penyucian batin dengan Tahajud, shalat Dhuha, shalat Hajat, dan berdoa. “Selain itu, membaca surah al-Fatihah sebelum dan setelah berada di dalam kelas, dan mengajak murid untuk berdoa,” ucap dia. 

Nasaruddin mengemukakan, alam raya ini harus dibaca sebagai pengamalan atas perintah Allah sebelum Allah memerintahkan membaca kitab suci. “Guru para wali di antaranya para wali yang sudah wafat, bahkan diajar oleh Rasulullah SAW. Imam al-Ghazali mengatakan, ‘Saya tidak pernah mengutip sebuah hadis dalam Ihya ‘Ulumuddin tanpa konfirmasi kepada Rasulullah SAW. Rasulullah wafat tahun 630 H, al-Ghazali wafat 1111 H, tetapi masih berkomunikasi,” tuturnya.

Nasaruddin menegaskan, berjumpa dengan Nabi bagi orang yang hatinya bersih itu sangat mudah. Bagaimana kalau Nabi Muhammad langsung yang mengajar kita?

‘’Alangkah miskinnya kita kalau belajar hanya kepada orang yang masih hidup. Ibnu ‘Arabi mimpi dikasih buku oleh Rasulullah SAW (Khususul Hikam),” kata dia. 

Lebih lanjut ia mengemukakan, “Jangan pernah merasa bangga menjadi seorang guru. Tawadhu dan //khudu’//-lah kepada Allah SWT. Lihatlah wajah kita di cermin, bertanyalah pada diri sendiri, pantaskah kita menjadi guru? Sebagai guru jangan berhenti melakukan kontemplasi dan pembersihan diri,’’ ujar mantan wakil menteri agama ini. 

Panitia Penyelenggara Halal Bihalal Virtual KKG PAI Jakarta Pusat Ahmad Izzuddin mengatakan, kegiatan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan dalam menjaga silaturahim pada masa pandemi Covid-19.

“Halal bihalal virtual ini dihadiri 130 peserta, di antaranya Kepala Sudin Pendidikan Jakarta Pusat 1 Slamet , dan Kasi PAI Kanwil Kemenag DKI Jakarta H Dadi Suryadi,” kata Izzudin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat