Peserta mengukuti workshop & sharing session Inspirashe kerja sama Republika dan Huawei di Jakarta, Rabu (20/5/2020). | Prayogi/Republika

Keluarga

Teknologi Digital Berperan dalam Memberdayakan Perempuan

Perempuan tetap berdaya di era teknologi digital.

OLEH DESY SUSILAWATI

Perkembangan teknologi digital yang begitu cepat telah memengaruhi dan mengubah hampir segala aspek kehidupan manusia. Bukan hanya dalam hal pengembangan perangkat maupun sistem untuk menjalankan transformasi digital, tapi juga sumber daya manusia.

Dalam dunia yang berubah cepat, sebagian besar pekerjaan di masa depan akan bergantung pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pekerjaan dengan cara lama akan ditinggalkan. Sebagai gantinya, muncul beragam pekerjaan baru yang berbasis pada TIK.

Dukungan perangkat cerdas dan teknologi konektivitas berkecepatan tinggi telah membuka peluang pekerjaan yang bersifat fleksibel, yaitu jenis pekerjaan yang bisa dilakukan jarak jauh ataupun yang bisa dilakukan di rumah. Hal ini memberikan kesempatan bagi perempuan yang selama ini kerap dihadapkan pada dua pilihan antara bekerja atau mengurus rumah tangga.

Kemajuan teknologi digital juga bisa menjadi alat bagi perempuan untuk lebih berpartisipasi dalam berbagai bidang sekaligus mempromosikan kesetaraan gender. Bagaimanapun, kesetaraan gender masih menjadi isu penting dengan masih ditemukannya diskriminasi perempuan di berbagai lini kehidupan. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai belahan dunia. Berdasarkan riset McKinsey pada 2018, tercapainya kesetaraan gender berpotensi meningkatkan perekonomian Indonesia hingga 135 miliar dolar AS pada 2025.

photo
Para pembicara berbincang dalam workshop dan sharing session InspiraShe yang diadakan secara online dan disiarkan live di Instagram, Facebook, Youtube, hasil kerja sama Republika dan Huawei, Rabu (20/05/2020). Tampak Yenty Joman (tengah), Leila Mona Ganiem (kanan), dan Yeyen Rostiyani sebagai moderator - (Republika/nur hasan murtiaji)

 

Menurut Director of Government Affairs PT Huawei Tech Investment, Yenty Joman, dalam konteks ini, kaum perempuan dapat menjadi pahlawan bagi siapa saja di era digital ini, selama mereka mendapat kesempatan yang sama dan didukung dengan perangkat yang tepat dalam berkarya.

"Dalam bidang ekonomi, keterbukaan dunia usaha terhadap perempuan untuk bekerja dan mengembangkan diri menjadi faktor penting," kata Yenty dalam acara Workshop and Sharing Session InspiraShe, "Empowering Woman to Innovate, Inspiring Women in 4.0 Era", yang diselenggarakan Republika dan Huawei, Rabu (20/5).

Yenty mencontohkan, di Huawei, kaum perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dengan pria untuk berkarya dan mengembangkan diri. Sebagai gambaran, jumlah karyawan perempuan mencapai 20 persen dari total karyawan Huawei sebanyak 194 ribu orang.

Huawei yang saat ini beroperasi di lebih dari 170 negara meyakini bahwa perempuan memiliki kemampuan untuk bekerja di industri teknologi komunikasi, bahkan mendorong perempuan untuk menapak jenjang karier yang lebih tinggi.

Faktor berikutnya adalah perangkat yang dapat mendukung perempuan makin berdaya dan lebih berpartisipasi dalam segala bidang, salah satunya adalah TIK. Perkembangan teknologi komunikasi yang ditunjang oleh sistem jaringan dan konektivitas yang mumpuni telah memudahkan perempuan dalam melaksanakan pekerjaannya di rumah.

Selain itu, kata Yenty, peningkatan aktivitas berbasis digital menyebabkan munculnya bentuk-bentuk pekerjaan teleworking, contohnya pekerja lepas, yang memungkinkan perempuan dapat menyelesaikan pekerjaan dari rumah sambil mengurus anak.

Perubahan perilaku transaksi masyarakat berbasis digital juga memungkinkan bentuk usaha yang tidak memerlukan tempat khusus, seperti misalnya penjualan secara daring yang tidak harus memiliki toko secara fisik, tapi bisa dialihkan di rumah. Seiring dengan itu, banyak bermunculan perusahaan rintisan di bidang pelatihan maupun e-learning yang bisa meningkatkan kompetensi kaum perempuan.

"Dengan kemajuan teknologi komunikasi saat ini, perempuan bisa melakukan berbagai aktivitas, mulai dari mengerjakan tugas kantor, berjualan secara daring, menggerakkan masyarakat maupun komunitas melalui media sosial, hingga mencari informasi soal gizi maupun pendidikan anak," tutur Yenty.

 
Informasi tanpa batas dan terkoneksi sepenuhnya menjadi kunci bagi pemberdayaaan perempuan di era digital.
YENTY JOMAN, Director of Government Affairs PT Huawei Tech Investment
 

Informasi tanpa batas dan terkoneksi sepenuhnya menjadi kunci bagi pemberdayaaan perempuan di era digital ini. Huawei sebagai perusahaan terkemuka global dalam penyediaan infrastruktur TIK dan peranti cerdas sangat menyadari hal ini.

Sejak didirikan pada 1987, Huawei terus melahirkan inovasi teknologi digital, termasuk artificial intelligent (AI) dan konektivitas 5G demi terwujudnya dunia digital yang cerdas dan terkoneksi sepenuhnya. "Konektivitas yang dihadirkan oleh Huawei mendukung perempuan untuk dapat selalu berkarya dan melakukan hal yang menginspirasi kapan pun dan di manapun," kata Yenty.

photo
Peserta menyimak paparan dalam Workshop dan Sharing Session Inspirashe hasil kerja sama Republika dan Huawei, Rabu (20/5/2020) - (Republika/nur hasan murtiaji)

Bukan hal aneh, lanjutnya, melihat banyak perempuan yang saat ini berkarier dan sukses di berbagai bidang, termasuk teknologi yang selama ini diasosiasikan dengan kaum pria. "Teknologi telah membantu memunculkan perempuan-perempuan inspirasional di dunia internasional maupun di dalam negeri," katanya.

Kemajuan teknologi digital telah mengubah wajah dunia serta menghadirkan pekerjaan baru dan peluang tanpa batas bagi perempuan. Kendati demikian, Yenti mengingatkan bahwa hal tersebut juga menuntut tanggung jawab baru. Perlu peningkatan literasi digital bagi kaum perempuan serta lebih bijak dalam menyaring informasi yang kini mengalir begitu deras.

"Perempuan sekarang harus lebih peduli dengan masalah keamanan di dunia digital serta bijak dalam mencari informasi, khususnya di media sosial. Jangan sampai termakan hoaks. Saat mencari informasi, pastikan bahwa informasi itu berasal dari sumber terpercaya dan kredibel serta selalu melakukan check and balance," pesan Yenty.

photo
Director of Government Affairs Public Affairs and Communications Departement PT Huawei Tech Investment Yenty Joman menjadi narasumber dalam Workshop & Sharing Session Inspirashe kerja sama Republika dan Huawei, di Jakarta, Rabu (20/5) - (Prayogi/Republika)

 

Tips berdaya

Personal Social Responsibility Inspirator, Leila Mona Ganiem mengatakan, meskipun di rumah, perempuan tetap bisa berdaya dan produktif. Bagaimana caranya? Mona mencontohkan, selama di rumah, perempuan bisa menanam tanaman, membuat desain, lukisan, karya seni atau melaju dengan teknologi. "Luar biasa perempuan bisa apa saja," ujarnya dalam acara yang sama.

Syarat untuk menjadi orang berdaya, ungkapnya, harus bersungguh-sungguh dan menjalani setiap prosesnya. Menurutnya, proses dari tidak bisa menjadi bisa adalah proses belajar. "Mau jago IT dibutuhkan waktu 10 ribu jam. Ini adalah batas untuk kita menguasai sesuatu. Ini adalah konsumsi waktu produktif kita untuk jadi master," ujarnya.

photo
Peserta menyimak paparan dalam Workshop dan Sharing Session Inspirashe hasil kerja sama Republika dan Huawei, Rabu (20/5/2020) - (Republika/nur hasan murtiaji)

Sebuah proses yang harus dimiliki seseorang menguasi sesuatu perlu latihan sabar, terus mencoba hingga sesuatu itu ada dalam dirinya tanpa keluar lagi. "Dibutuhkan kesabaran, kemauan, passion, kerja dengan cinta, belajar dengan cinta, lakukan segala sesuatu dengan cinta. Latihan yang dilakukan membangun kualitas dirinya, dari tidak bisa menjadi bisa," kata Mona.

Perempuan bisa menguasai apa saja asal ada keinginan. Misalnya membuat kue yang tadinya rusak jadi bagus, itu proses dari belum akhirnya menjadi keren. "Ini kesempatan untuk menguasai apa saja, sangat mudah semua bisa. Jika kamu memimpikannya, kamu bisa melakukannya. Jika kamu mau, kamu bisa, perkaya mimpimu dan jadi perempuan berdaya," ujarnya.

photo
Personal Social Responsibility (PSR) Inspirator Leila Mona Ganiem menjadi narasumber dalam Workshop & Sharing Session Inspirashe kerja sama Republika dan Huawei, di Jakarta, Rabu (20/5/2020) - (Prayogi/Republika)

Manfaatkan teknologi

Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat dituntut untuk lebih produktif dengan memanfaatkan teknologi. Sebab, di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kita dianjurkan untuk di rumah. Menurut Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi, di tengah pandemi sebaiknya memberdayakan peran perempuan melalui teknologi agar di rumah tetap prduktif. Kaum hawa bisa membagikan hal positif, tetap semangat dan optimistis, bahwa situasi pandemi Covid-19 ini adalah bagian yang harus kita lalui menuju perbaikan.

"Karena kita tidak tahu ini kapan berakhir, bahkan bisa tidak berakhir. Republika ingin berkontribusi supaya perubahan ini kita semua dimudahkan. Ini bagian dari niat baik Republika bersama Huawei membantu kita semua belajar menyesuaikan diri belajar dengan situasi pandemi," jelasnya.

Di masa pandemi, banyak yang berubah. Kelas online sekarang dilakukan di seluruh wilayah. Menurutnya ini perubahan di luar dugaan, sehingga perlu antisipasi perubahan yang cepat ini.

"Kalau tidak siap, tidak mengikutinya, akan ada stress baru yang membuat kita tidak bisa beradaptasi dengan siatusi terkini," paparnya. Irfan menegaskan, setiap kejadian pasti ada hikmahnya dengan tetap menjaga semangat, tetap optimistis, dan berpikir positif. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat