Hurriyah El Islamy: Berjihad Jaga Dana Haji | Republika

Uswah

Hurriyah El Islamy: Berjihad Jaga Dana Haji

Allah seperti menunjukkan saya untuk menjadi pionir mendalami ekonomi syariah.

 

Memperjuangkan tumbuhnya kesadaran mengenai ekonomi syariah tidaklah mudah. Meski berstatus sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, gaung ekonomi syariah pada dekade 1990-an di negeri ini masih dianggap sebelah mata.

Di tengah kondisi itu, Hurriyah El Islamy (43 tahun) seperti ‘berjodoh’ dengan ekonomi syariah. Perempuan yang sedari kecil selalu mendapatkan juara kelas ini justru menerjunkan dirinya ke dalam studi ekonomi syariah yang belum dikenal.

Saat peminat matematika ini ada di pengujung studi pesantren, ia bertekad untuk menyambung pendidikan ke perguruan tinggi ternama yang dapat mengakomodasi gairah belajarnya. Tak mau lepas arah, Hurriyah melakoni istikharah sebagai penunjuk arah. "Seperti ada yang membisiki saya: kalau kamu sebagai Muslimah tidak mau belajar syariah, siapa yang mau pelajari syariah?" kata Hurriyah saat dihubungi Republika, baru-baru ini.

 

 

Mengapa Allah menunjukkan padanya jalan untuk mempelajari syariah.

 

Hurriyah El Islamy
 

Peristiwa yang membekas di hatinya itu terjadi pada 1994. Hurriyah merasa bertanya-tanya mengapa Allah menunjukkan padanya jalan untuk mempelajari syariah. Sebagai Muslimah, ia meyakini jalan yang ditunjukkan Allah tidak pernah salah. Pada 1994, Hurriyah 'nekat' melanjutkan studi strata 1-nya di International Islamic University Malaysia. Di sana, ia mendalami studi ekonomi syariah. Padahal, terminologi ekonomi syariah pun belum dikenal di Malaysia bahkan di dunia. Jadi, boleh dibilang, Allah ini seperti menunjukkan saya untuk jadi pionir --pemula-- untuk mendalami ekonomi syariah. "Jihad betul memperjuangkan ini," katanya.

Seiring berjalannya waktu, minatnya terhadap ekonomi syariah tak mengendur. Hurriyah bahkan terus memperdalam studinya ke berbagai negara maju. Dia melanjutkan studi ke program S-3 di University of Strathclyde Glasgow, Inggris, dan mengambil kelas profesional di Harvard Law School.

Tak hanya pada teori, Hurriyah berkecimpung langsung ekonomi syariah dalam lingkup global. Dia menjadi salah satu tokoh pemecah beragam masalah yang dihadapi perbankan syariah. Khususnya, di CIMB Group yang berbasis di Malaysia dan Singapura.

Jejaring dan pengalamannya yang luas di bidang ekonomi syariah tidak hanya dalam lingkup Asia Tenggara. Hurriyah juga kerap dimintai masukan di berbagai negara maju maupun negara-negara Timur Tengah, seperti Bahrain. Namun, karier internasionalnya yang mentereng tak membuatnya lupa dengan Tanah Air.

Hurriyah mengamati perkembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Dia kerap tergerak untuk menawarkan solusi dan pemikiran yang komprehensif. Saya sering mengkritik ekonomi syariah di Indonesia ketika dulu. "Tapi prinsip saya, saya tidak mau mengkritik tanpa memberikan solusi. Kalau saya belum punya solusi, saya tidak akan mengkritik," kata dia.

Gayung bersambut. Hurriyah diminta mengikuti seleksi sebagai salah satu anggota Badan Pelaksana Keuangan Haji (BPKH) Kementerian Agama (Kemenag). Dia mengikuti seleksi meski mengaku tak memiliki relasi kalangan pemerintahan. Beruntung, namanya langsung diusung Presiden untuk menjadi salah satu anggota BPKH. "Jadi, saya dengar bahwa presidenlah yang langsung meminta saya bergabung ke tim ini," kata Hurriyah.

 

Jihad mengelola dana haji

Tak mudah menjadi seorang pejabat publik. Begitu perasaan Hurriyah jika membandingkan posisinya sekarang dengan karier internasional yang pernah diraihnya. Apalagi posisi jabatannya saat ini begitu mendapat sorotan sekaligus 'rasa curiga' dari masyarakat. "Tapi kalau niat kita baik, lakukan yang terbaik, insya Allah pasti dimudahkan Allah," kata dia.

Dia melihat, masa depan pengelolaan dana haji memiliki potensi asal dapat disinergikan dengan baik. Dia memisalkan, dana kelola haji yang masih kena pajak meski diperuntukkan bagi jamaah haji. "Kemarin kita bayar Rp 2 triliun ke negara pajaknya. Sedangkan dana kelola BPJS Kesehatan saja sudah tidak kena pajak," kata dia.

Ke depan, dia melihat pengelolaan dana haji dapat diarahkan kepada hal yang lebih produktif. Beberapa opsi seperti investasi akomodasi haji di Arab Saudi, pemberdayaan dan pemanfaatan sektor riil domestik untuk haji, hingga pembentukan ekosistem syariah yang menghasilkan nilai profit bagi jamaah tengah disusun Hurriyah.

Bagi dia, memperjuangkan ekonomi syariah dan mengelola dana haji adalah 'jodoh' yang dipertemukan Allah untuknya. Jika ukurannya adalah materi, apa yang dilakukannya dengan yang didapatkannya saat ini memang tak sebanding. "Ketika suami saya meninggal tahun lalu, saya semakin percaya bahwa dunia ini hanya sementara. Dan tak akan ada yang bisa kita bawa kecuali iman dan takwa," ujar dia.

 

Profil

Nama lengkap: Hurriyah El Islamy

Tempat, tanggal lahir: Palembang, 22 September 1976

 

Riwayat Pendidikan:

Ponpes Darunnajah Kebayoran Lama Jakarta Selatan, International Islamic University Malaysia (S-1 dan S-2), University of Strathclyde in Glasgow United Kingdom (S-3), Harvard Law School (professional courses).

 

Riwayat Aktivitas/Organisasi:

1. Pemenang penghargaan Bank Indonesia sebagai penggiat Ekonomi Keuangan Syariah Terbaik-Penggiat dan Profesional Keuangan Nasional dan Internasional Bank Indonesia (2018),

2. Ranked ad the 4th Most Influential Woman in Islamic Banking and Business (2019), penerima awards of Campvell Burns Scholarship dan University Postgraduate Scholarship Strarhclyde Glasgow (2003, 2004, 2005),

3. Pakar Keuangan dan Pasar Modal Syariah IMF, anggota Dewan Penasihat Keuangan Syariah Astana Internastional Financial Centre, Certified Assesor FAA.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat