
Khazanah
150 Tokoh Lintas Agama Dunia Hadiri R-20
R-20 menghadirkan para tokoh agama untuk membicarakan isu-isu sensitif
JAKARTA -- Menggandeng Rabithah Alam Islami atau Liga Muslim Dunia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Religion 20 (R-20) pada 2-3 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Forum rangkaian Presidensi G-20 ini akan dihadiri 150 tokoh lintas agama dunia.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, pihaknya sudah menggagas forum ini sejak Februari 2022. Pihaknya pun sudah mengomunikasikan perihal penyelenggaraan R-20 dengan Pemerintah Indonesia yang tahun ini menjadi tuan rumah Presidensi G-20.
PBNU juga telah mendapatkan izin dari Presiden Joko Widodo untuk mengumpulkan para pemimpin agama dunia di dalam forum R-20 tersebut. Setelah itu, dilakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan kementerian lain yang terkait dengan pelaksanaanan Presidensi G-20.
“Alhamdulillah sekarang praktis sebetulnya kita tinggal menunggu pelaksanaannya saja. Karena, berbagai kebutuhan teknis sudah diselesaikan. Kita insya Allah akan menuanrumahi tidak kurang dari 150 orang partisipan internasional,” ujar Gus Yahya saat konferensi pers secara daring, Jumat (30/9).
Karena, berbagai kebutuhan teknis sudah diselesaikan. Kita insya Allah akan menuanrumahi tidak kurang dari 150 orang partisipan internasional
KH YAHYA CHOLIL STAQUF Ketua Umum PBNU
Selain akan dihadiri partisipan internasional, menurut dia, forum R-20 juga akan diikuti oleh sekitar 250 partisipan domestik. Karena itu, nanti ada sekitar 400 orang yang akan ikut serta dalam Forum R-20 di Bali. Setelah mengikuti forum diskusi selama dua hari, para tokoh agama dunia tersebut akan diajak mengikuti rangkaian kegiatan di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
‘’Kita akan ajak para peserta ke Yogya dan Jawa Tengah untuk mengikuti rangkaian program di sana yang akan melengkapi diskusi dengan melihat secara langsung bagaimana praktik pergaulan komunitas agama yang ada di Indonesia ini," ucap Gus Yahya.

Dengan melihat langsung praktik pergaulan komunitas agama, Gus Yahya berharap, para tokoh agama dunia mendapatkan inspirasi untuk mewujudkan perdamaian di dunia."Program di Yogya dan Jawa Tengah itu kita rancang dalam waktu tiga hari yaitu tanggal 4, 5, dan 6 (November)," ungkap Gus Yahya.
Kegiatan R-20, lanjut dia, sudah sejak lama dipersiapkan sebagai forum para tokoh agama dunia untuk membicarakan secara lugas dan konkret tentang solusi dan sumbangsih masing-masing komunitas agama dalam menghadapi masalah di dunia saat ini.
Dalam menggelar R-20, PBNU tidak hanya menggandeng Liga Muslim Dunia, tapi juga mengundang Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah organisasi kelompok nasionalis Hindu sayap kanan India. RSS sudah mengonfirmasi kehadiran pada perhelatan R-20 ini.
Jika dilihat dari perspektif tertentu, lanjut Gus Yahya, pertemuan antara tokoh dunia Islam dengan India ini mungkin akan dilihat sebagai sesuatu yang kontroversial di dalam kaitannya dengan masalah-masalah hubungan antaragama. Namun, bagi Gus Yahya, justru cara tersebut bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada.
View this post on Instagram
Terkait hal ini, Juru Bicara R-20, Muhammad Najib Azca menjelaskan, undangan untuk kelompok RSS ini setidaknya dilatarbelakangi tiga alasan utama. Pertama, R-20 merupakan agenda yang menempel pada forum G20. Karena itu, peserta yang diundang sebagian besar mewakili negara-negara yang termasuk dalam G-20 dan India merupakan salah satu peserta G-20.
Meskipun demikian, ada pula peserta R-20 yang bukan representasi dari anggota G-20. Najib mencontohkan, kehadiran tokoh agama dari Vatikan yang bukan merupakan anggota G-20. Begitu pula tokoh agama dari Uni Emirat Arab. Walaupun bukan anggota G-20, tokoh dari kedua negara ini sangat penting.
Kedua, perwakilan RSS diundang karena organisasi itulah yang direkomendasikan oleh Pemerintah India. Sebab, RSS merupakan akar kekuatan dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang saat ini berkuasa di negara itu.
Pada intinya, kata Najib, tokoh yang dipilih tidak memusuhi pemerintah. Hal ini tidak lain guna menjaga hubungan baik antarnegara, dalam hal ini adalah hubungan Indonesia sebagai tuan rumah dengan negara lainnya.
Ketiga, jika memang RSS dianggap bermasalah karena rekam jejaknya, terutama dalam memperlakukan minoritas, justru R-20 merupakan forum yang tepat untuk membicarakan itu.
“Forum ini memang mengundang tokoh-tokoh agama untuk membicarakan isu sensitif itu,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU itu melalui siaran pers.
Booster tak Ada, Elin Urung Naik Kereta
Penerima bantuan dari kompensasi kenaikan harga BBM wajib sudah mengikuti vaksinasi booster.
SELENGKAPNYAIndonesia Tetap Optimistis Pemulihan Ekonomi Berlanjut
Kenaikan harga barang dan jasa menjadi ancaman bagi semua negara.
SELENGKAPNYALukas Enembe Diultimatum Agar Kooperatif
Kuasa hukum Lukas Enembe menyebut kliennya hingga kini masih sakit.
SELENGKAPNYA