Jamaah haji berdiam di kawasan Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah. | Yogi Ardhi/Republika

Kabar Tanah Suci

Salam untuk Rasulullah 

Sejumlah riwayat menyebutkan, barang siapa rajin berziarah ke makam Muhammad SAW pasti akan mendapat syafaatnya.

OLEH ALI YUSUF dari Madinah, Arab Saudi

Waktu keberangkatan menuju Makkah tinggal dua jam lagi dari jadwal yang direncanakan pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS), Kamis (16/6). Namun, tiba-tiba kepala terasa berat, perut mual, dan badan terasa meriang.

Akhirnya, saya meminta izin untuk reschedule berangkat ke Makkah, khawatir sakit bertambah parah untuk menempuh perjalanan enam sampai tujuh jam dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menuju KKHI Makkah.

Setelah selesai minum obat dari rekan dokter KKHI, saya terlelap sampai waktu Zhuhur. Badan sudah sedikit pulih dan bisa kembali beraktivitas selepas Ashar untuk menuju sektor dua dan ikut bersama tim promosi kesehatan (promkes) melakukan sosialisasi pesan-pesan kesehatan kepada jamaah embarkasi SUB 16 asal Malang, Pasuruan, dan Gresik sampai menjelang Maghrib.

Selesai mengikuti sosialisasi pesan-pesan kesehatan, saya langsung menuju Masjid Nabawi untuk berziarah menyapa Rasulullah SAW sekaligus berniat pamitan sebelum berangkat ke Makkah. Selain itu, saya berharap mendapat kesempatan untuk berdoa di taman-taman surga (Raudhah) di samping makam Rasulullah di waktu dan tempat mustajab pada malam Jumat di Masjid Nabawi.

Sayangnya, pembatas telah terpasang menuju Raudhah. Saya tetap melanjutkan langkah ke arah kanan sesuai arahan askar untuk melintas makam Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar Ibn Khattab. Saya ucapkan salam pamitan, dan juga saya sampaikan salam untuk Rasulullah dan dua sahabatnya dari anak, istri, saudara dan teman, juga sahabat dan keluarga di Republika. Semoga kelak mereka yang menitip salam kepada baginda Rasulullah SAW juga dapat menyampaikan salam langsung di depan makam Rasulullah.”

 
Sejumlah riwayat menyebutkan, barang siapa rajin berziarah ke makam Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, pasti akan mendapat syafaatnya.
 
 

Amanah-amanah dari keluarga, sahabat, dan kolega (titip salam) kepada Rasulullah perlu saya sampaikan. Dalil Rasulullah menjawab salam dijelaskan dalam hadis sahih dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada seorang pun yang membaca salam padaku kecuali Allah mengembalikan ruh kepadaku, hingga aku menjawab salamnya" (HR Abu Dawud dan Baihaqi).

Sejumlah riwayat menyebutkan, barang siapa rajin berziarah ke makam Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, pasti akan mendapat syafaatnya. Dari Ibnu Umar RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang menziarahi aku dan ia hanya berniat menziarahi aku, maka wajib bagiku untuk mensyafaatinya'." (HR Thabrani).

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi mengatakan, tentunya semua orang menginginkan syafaat Rasulullah ketika berada di padang mahsyar yang sangat mengerikan. Alangkah beruntungnya orang telah dijamin Rasulullah SAW bahwa beliau akan memberikan syafaat kepadanya.

Allamah Zarqani RA dalam kitabnya, Mawahib, menulis bahwa yang dimaksud adalah syafaat yang khusus, yaitu diangkatnya derajat atau mendapatkan keamanan pada hari yang sangat menakutkan. Masuk surga tanpa hisab atau syafaat lainnya dari Nabi Muhammad adalah suatu keberuntungan yang sangat diharapkan setiap manusia. "Barang siapa yang datang menziarahiku dan ia datang semata-mata untuk menziarahiku tidak ada tujuan lain, maka hari kiamat wajib baginya syafaatku."

 
Waktu azan Maghrib tinggal 10 menit lagi, ruang utama masjid Nabawi sudah sesak. 
 
 

Waktu azan Maghrib tinggal 10 menit lagi, ruang utama masjid Nabawi sudah sesak. Menu buka puasa seperti kurma ajwa, ruthab, jabadi atau yogurt, serbuk dukoh, gahwa, roti gandum, dan teh rasa daun mint sudah tersaji di atas sprai plastik. Dari beberapa jenis menu buka puasa itu, yang belum pernah saya makan adalah dukoh. Rasanya gurih, asin, dan hangat di tenggorokan.

“Serbuk dukoh dicampur ini (jabadi) supaya ada rasanya. Dukoh ini bahannya dari rempah-rempah,” kata Rahmatullah Appe Saga, mahasiswa Universitas Islam Madinah.

Selesai ikut buka puasa bersama dan Shalat Maghrib, saya menghubungi Agus Sudarmanto, mukimin yang bekerja sebagai teknisi alat berat di Masjid Nabawi untuk minta dipandu menuju Raudhah. Agus menyanggupi dan meminta saya bertemu di depan pintu Masjid Nabawi nomor 21. “Saya tunggu di pintu 21, kebetulan kita sedang mendengar takrir,” ujar Agus.

Dan benar, saya datang Agus sedang khusus menyimak takrir bersama teman jamaah lainnya. Takrir adalah orang yang sedang tausiyah menceritakan kebesaran dan keagungan Allah SWT. Malam itu yang sedang menjadi takrir adalah jamaah yang sedang khuruj 40 hari di sekitar Madinah, namanya Salahuddin, asli Yaman.

Selain jamaah, orang Indonesia mengenalnya jamaah tabligh, ada jamaah haji Indonesia dan Malaysia ikut gabung mendengar takrir yang disampaikan Salahuddin menggunakan bahasa Arab. Kurang lebih ada 10 orang jamaah haji terlihat khusus menyimak, karena apa yang disampaikan Salahuddin diterjemahkan oleh ahbab Hasan asal Serang, Banten, yang telah bermukim selama 13 tahun di Arab Saudi. Ahbab merupakan panggilan bagi jamaah tabligh.

 
Selain jamaah, orang Indonesia mengenalnya jamaah tabligh, ada jamaah haji Indonesia dan Malaysia ikut gabung mendengar takrir yang disampaikan Salahuddin menggunakan bahasa Arab. 
 
 

Selesai takrir, jamaah yang ikut menyimak saling taaruf, saya sendiri didekati warga Somalia yang sedang khuruj 40 hari di Madinah. Dia berpesan agar kita sebagai umat Nabi Muhammad melanjutkan perjuangannya, menyebarkan hidayah seluruh alam.

“Jadi, bagaimana kita pulang ke Tanah Air ini membawa hidayah, bukan hanya membawa hadiah. Maka dari itu, penting kita usaha atas iman dengan selalu membicarakan kebesaran Allah SWT,” kata Mustafa, seperti diterjemahkan Hasan.

Selesai taaruf, jamaah takrir diajak makan bersama, sambil bercengkerama sampai bakda Isya. Alhamdulillah, saya sempat bersalaman dengan Hadraji Maulana Sa’ad damat Baraqatahu putra dari Maulana Harun bin Maulana Yusuf bin Maulana Ilya, R, Hum, keponakan dari pengarang kita Fadhilah Haji dan Fadhilah Amal Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi Rah, yang nasabnya sampai ke sahabat terdekat Rasulullah, Abu Bakar Shidiq, pendahulu gerakan usaha atas iman atau yang populer dipanggil Jamaah Tabligh.

Sampai waktu Subuh, cita-cita shalat dan berdoa di Raudhah tak tercapai. Saya langsung sadarkan diri, manusia hanya bisa berencana, Allah SWT yang menentukan. Termasuk kedatangan saya ke Tanah Kelahiran Nabi Muhammad SAW, tak ada rencana, tapi Allah SWT sampaikan. Assalamualaika ya Rasulullah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Amal Tersembunyi

Bagaimana dengan kita? Adakah amalan tersembunyi yang cukup hanya diri dan Allah yang tahu?

SELENGKAPNYA

Jabal Magnet, Fenomena Alam yang Bikin Penasaraan

Wadi al-Jinn berjarak sekitar 30 kilometer sebelah barat laut dari pusat Kota Madinah.

SELENGKAPNYA

Jamaah Diimbau tak Bawa Atribut ke Tanah Suci

Atribut yang dimaksud seperti poster, spanduk, maupun bendera.

SELENGKAPNYA