Pandangan dari udara menunjukkan Masjid Gyanvapi (kiri) dan Kuil Kashiviswanath di tepian Sungaii Gangga di Varanasi, India, pada Desember 2021 lalu. | AP Photo/Rajesh Kumar Singh

Kisah Mancanegara

Gyanvapi Jadi Pusat Pergulatan Identitas Agama

Masjid Gyanvapi muncul sebagai titik nyala terbaru perjuangan antara nasionalis Hindu India dan minoritas Muslim.

OLEH MABRUROH

Masjid Gyanvapi abad ke-17 di Varanasi, India, telah muncul sebagai titik nyala terbaru dalam perjuangan antara nasionalis Hindu India dan minoritas Muslimnya. Pada Jumat lalu, jalanan menuju masjid dipenuhi oleh penjagaan polisi yang bersenjatakan gas air mata.

Situasi semakin memanas antara minoritas Muslim India dan nasionalis Hindu setelah survei pengadilan mengeklaim, ada peninggalan dewa Hindu di tempat itu. Pengadilan sempat membatasi ibadah Muslim di sana, setelah putusan ini dimentahkan Mahkamah Agung.

Dalam putusan terbarunya, MA menyatakan, ibadah umat Islam di Masjid Gyanvapi tidak boleh diusik. Pada saat yang sama, peninggalan Hindu di sana juga harus tetap dilindungi. Sidang MA dilanjutkan pekan ini, untuk mendengarkan kesaksian dari pihak Muslim dan Hindu.

Pertikaian hak beribadah di lokasi Masjid Gyanvapi terentang selama satu dekade. Para aktivis Hindu menunjukkan bahwa masjid itu berdiri di atas situs suci mereka yang lebih dulu berdiri di lokasi yang sama.

photo
Pandangan dari udara menunjukkan Masjid Gyanvapi (kiri) dan Kuil Kashiviswanath di tepian Sungaii Gangga di Varanasi, India, pada Desember 2021 lalu. - (AP Photo/Rajesh Kumar Singh)

Juru bicara Vishwa Hindu Parishad, afiliasi dari partai yang berkuasa,Vinod Bansal mengatakan penemuan relik baru-baru ini menegaskan bahwa Masjid Gyanvapi adalah sebuah kuil.

“Kebenaran telah keluar. Harus ada pengaturan bagi umat Hindu untuk beribadah di sana,” kata Bansal.

Mereka yang masih mempercayainya sebagai masjid, kata dia adalah pasukan jihad Islam atau brigade sekuler, sebuah istilah yang digunakan oleh nasionalis Hindu untuk merendahkan kaum liberal yang memperjuangkan cita-cita sekuler India.

Sejumlah pendukung garis keras yang terkait partai berkuasa, Bharatiya Janata Party (BJP) telah menuntut penggalian di dalam sejumlah masjid. Mereka juga menuntut izin untuk melakukan pencarian di Musoleum Taj Mahal.

BJP menyangkal tudingan bahwa mereka bias terhadap minoritas, termasuk Muslim. Partai berkuasa ini mengeklaim ingin melakukan perubahan progresif yang dapat bermanfaat bagi seluruh rakyat India.

Namun, Muslim India melihat klaim itu hanyalah upaya untuk menghapus sejarah mereka dari negara itu, ditambah lagi dengan dukungan sayap kanan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

“Ini semua taktik politik,” kata Ateeq Ansari (66 tahun), seorang pengusaha yang telah shalat di Masjid Gyanvapi selama beberapa dekade. “Keindahan negara ini, keragamannya, sekarang sedang ternoda," tambahnya dilansir dari Washington Post, Rabu (25/5).

Menurut Audrey Truschke, profesor sejarah Asia Selatan di Universitas Rutgers, upaya nasionalis Hindu dalam merebut tempat-tempat ibadah Muslim bukan tentang menuntut masa lalu. Bagi nasionalis Hindu, tidak ada tempat bagi Muslim di masa depan India kecuali sebagai warga negara kelas dua yang tertindas yang hak-haknya harus tolak.

photo
Aparat menyaksikan buldoser merangsek dinding masjid di Jahangirpuri, New Delhi, India, Rabu (20/4). - (Altaf Qadri/AP)

"Pandangan nasionalis Hindu tentang sejarah sangat berprasangka dan sepenuhnya dimotivasi oleh keinginan untuk menanamkan kebanggaan buta pada diri sendiri dan kebencian buta terhadap orang lain,” kata seorang sejarawan yang mengajar di Universitas Jawaharlal Nehru New Delhi, Tanika Sarkar.

Dia khawatir kasus terbaru kemungkinan akan menyebabkan banyak kekerasan terhadap Muslim India. Dalam beberapa bulan terakhir, sekelompok pria Hindu berpakaian safron, kadang-kadang memegang pedang, berkumpul di luar masjid meneriakkan slogan-slogan Islamofobia, yang sering menyebabkan bentrokan.

Momentum hukum baru dalam kasus Masjid Gyanvapi telah menimbulkan ketakutan akan kekerasan jalanan. Ini pernah terjadi di negara itu 30 tahun lalu, ketika massa Hindu menghancurkan sebuah Masjid Babri yang dibangun pada abad ke-16 di Kota Ayodhya. Dalam kerusuhan berikutnya, 2.000 orang meninggal dunia, sebagian besar Muslim.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Rekatkan Dukungan untuk Palestina

Dukungan nyata diharapkan membantu perjuangan rakyat Palestina.

SELENGKAPNYA

Tumbuhkan Kesadaran Kesehatan Ibu dan Anak

Penyebab tingginya angka kematian ibu melahirkan adalah rendahnya kesadaran kesehatan

SELENGKAPNYA

Bagaimana Hukum Kerja Sama Pengelolaan Tanah untuk Pertanian

Para ulama berbeda pendapat tentang tentang hukum muzaraah atau mukharabah

SELENGKAPNYA