Penampakan kemacetan lalu lintas saat warga Kiev berupaya meninggalkan kota yang jadi sasaran serangan Rusia tersebut, Kamis (24/2/2022). | AP/Emilio Morenatti

Kabar Utama

Indonesia Siapkan Skenario Terburuk di Ukraina

Zelenskiy mengajak semua rakyat Ukraina untuk siap membela Tanah Air.

JAKARTA – Eskalasi di Ukraina terus meningkat pascapengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhansk oleh Rusia. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) dan Kedutaan Besar (KBRI) di Kiev sedang mematangkan skenario kontinjensi, termasuk untuk mengevakuasi 138 warga negara Indonesia (WNI) jika situasi memburuk.

“Kami memprioritaskan keselamatan WNI di Ukraina dan hingga kini rencana kontijensi dimatangkan,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemenlu RI, Judha Nugraha, di Jakarta, Kamis (24/2). 

Melalui rencana kontijensi, KBRI Kiev bersama Kemenlu menyusun skenario situasi darurat dari status siaga 3, siaga 2, dan siaga 1. Salah satunya, pihak KBRI Kiev sudah meminta WNI yang berada di Ukraina berkumpul di KBRI Kiev sebelum akan dilakukan rencana evakuasi lebih lanjut jika keadaan memburuk. 

Sebagian besar WNI berada di Kiev, Odessa, dan wilayah lain. Namun, ada 11 dari 138 WNI saat ini tinggal di Ukraina timur seperti di Donetsk dan Luhansk. Berdasarkan komunikasi Kemenlu, para WNI hingga kini masih dalam keadaan sehat, tenang, dan aman. 

photo
Puing-puing dari benda yang tak dikenali selepas ledakan di Kiev, Ukraina, Kamis (24/2/2022). - ( EPA-EFE/MIKHAIL PALINCHAK)

“Kita juga sudah menjalin komunikasi dengan mereka, meminta mereka untuk mendekat dan berkumpul ke Kiev, tapi jika tak memungkinkan, sesuai dengan kontijensi ada titik-titik yang diperuntukkan bagi tempat berkumpul WNI di tempat-tempat tertentu,” ujar Judha. 

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2) resmi mengumumkan operasi militer di Ukraina. Putin memperingatkan kepada negara lain untuk tidak ikut campur. Putin mengeklaim, operasi militer itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di wilayah timur Ukraina. 

Putin menuduh Amerika Serikat dan sekutunya mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Dia mengeklaim, tujuan Rusia menggelar operasi militer bukan untuk menduduki Ukraina, tetapi demiliterisasi Ukraina.

Saat Putin berpidato di televisi, sebuah ledakan besar terdengar di Kiev, Kharkiv, dan daerah lain di Ukraina. Pada Kamis (24/2) pagi waktu setempat, wilayah udara di seluruh Ukraina ditutup untuk lalu lintas udara bagi warga sipil. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menolak klaim Moskow bahwa negaranya merupakan ancaman bagi Rusia. Dia mengatakan, invasi Rusia akan menelan puluhan ribu nyawa. “Rakyat Ukraina dan pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian,” kata Zelenskiy dalam pidato yang emosional dan berbicara dalam bahasa Rusia.

Namun, Zelenskiy mengajak semua rakyat Ukraina untuk siap membela negara mereka dari pasukan Rusia yang terus merangsek. Pemerintah akan menyediakan senjata bagi rakyat Ukraina yang menginginkan. Zelenskiy juga meminta masyarakat Rusia turun ke jalan menentang perang. 

“Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri. Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami,” kata Zelenskiy. 

Zelenskiy berupaya mengatur panggilan telepon dengan Putin. Namun Kremlin tidak menanggapi. Zelensky memperingatkan bahwa langkah Putin mengerahkan pasukan militer di Ukraina timur dapat menandai dimulainya perang besar di benua Eropa. “Provokasi apa pun, percikan apa pun dapat memicu kobaran api yang akan menghancurkan segalanya,” kata Zelenskiy. 

photo
Kendaraan pengangkut radar hancur dihantam rudal Rusia di fasilitas militer Ukraina di Mariupol, Ukraina, Kamis (24/2/2022). (AP Photo/Sergei Grits) - (AP)

Pihak berwenang wilayah Odessa, selatan Ukraina menyatakan, setidaknya 18 orang tewas akibat serangan rudal. Pihak berwenang Kota Brovary juga menyatakan enam orang tewas terbunuh. Ukraina menganggap Putin sengaja ingin menghancurkan Ukraina dengan invasi yang sedang dilakukan. 

“Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, kota-kota damai Ukraina diserang. Ini perang agresi, Ukraina akan membela diri dan akan menang, dunia bisa dan harus menghentikan Putin, waktunya untuk bertindak,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba. 

Seorang pejabat Ukraina juga menyebut helikopter Rusia menyerang pangkalan udara militer Gostomel di Kiev. Ukraina mengeklaim menembak jatuh tiga helikopter Rusia itu. Sementara pejabat perbatasan Ukraina mengatakan, militer Rusia mencoba menerobos masuk ke wilayah Kiev dan Zhytomyr di perbatasan dengan Belarusia. 

Militer Ukraina juga mengeklaim telah menghancurkan empat tank Rusia di sebuah jalan di dekat kota timur Kharkiv. Mereka juga mengeklaim berhasil membunuh 50 tentara Rusia di dekat sebuah kota di wilayah Luhansk dan menembak jatuh sebuah pesawat. Rusia membantah laporan yang menyebut pesawat dan kendaraan lapis bajanya dihancurkan. 

 

Dinas penjaga perbatasan Ukraina mengungkapkan, tiga prajurit mereka tewas dan beberapa lainnya terluka di wilayah Kherson. Menurut dinas penjaga perbatasan Rusia, pasukan darat Rusia sudah menyeberang ke negara tersebut dari beberapa arah. Hal itu terjadi beberapa jam setelah Rusia melancarkan serangan udara ke beberapa kota Ukraina. 

Atas Nama Kemanusiaan, Jangan Perang

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta Presiden Rusia Vladimir Putin menarik mundur pasukannya dari Ukraina. Perang hanya akan mengakibatkan rakyat kehilangan harapan pada masa depan dan merusak perekonomian global.

“Atas nama kemanusiaan jangan biarkan dimulai perang terburuk yang dapat terjadi sejak awal abad ini di Eropa, dengan konsekuensi yang tidak hanya ditanggung Ukraina, tidak hanya tragis bagi Federasi Rusia, tapi dengan dampak yang tidak dapat kami bayangkan pada ekonomi global,” kata Guterres, Kamis (24/2).

Tidak lama setelah Putin mengumumkan operasi militer khusus ke Ukraina, pasar saham Asia anjlok dan harga minyak melonjak. Guterres mengatakan, perang ini melanggar Piagam PBB dan akan menimbulkan penderitaan yang tidak pernah dialami Eropa sejak krisis Balkan pada 1990-an.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mendesak agar Rusia menghentikan aksi serangannya. Melalui akun resmi Twitter-nya yang diunggah pada Kamis (24/2) pukul 18:15, Jokowi memperingatkan bahwa perang hanya akan membuat derita. “Stop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia,” ujar dia.

Sebelumnya, melalui cuitannya, Presiden juga menyampaikan bahwa penanganan krisis di Ukraina harus dilakukan lebih detail guna menghindarkan bencana besar. Ia menekankan, upaya perdamaian ini harus segera dilakukan.

“Saya memiliki pandangan yang sama dengan Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa penanganan krisis Ukraina harus dilakukan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan. Tetapi, upaya perdamaian ini harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda,” kata Jokowi pada Selasa (22/2).  

photo
Truk militer melintas di wilayah yang dikuasai separati pro-Rusia di Donetsk, Selasa (22/2/2022) malam. - (AP/AP)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, AS dan sekutunya bakal mengambil tindakan balasan terhadap Rusia atas serangan ke Ukraina. Rusia, kata Biden, bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran akibat serangan ini. Dia memastikan AS dan sekutu serta mitranya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas.

“Presiden Zelenskiy menghubungi saya dan kami baru saja selesai berbicara. Saya mengutuk serangan tak beralasan dan tak dibenarkan oleh pasukan Rusia. Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa bencana hilangnya nyawa dan penderitaan manusia,” kata Biden.

Biden turut menerangkan kepada Zelenskiy tentang langkah yang akan diambil untuk mengerahkan kecaman internasional, termasuk di Dewan Keamanan PBB. “Dia (Zelenskiy) meminta saya menyerukan pemimpin-pemimpin dunia untuk menentang tegas agresi mencolok Presiden Putin, dan untuk berdiri bersama rakyat Ukraina,” kata Biden.

Biden akan menggelar pertemuan dengan para pemimpin kelompok negara-negara maju G-7. AS dan sekutunya bakal menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia dan terus memberikan dukungan serta bantuan kepada rakyat Ukraina.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk keras serangan Rusia ke Ukraina. Serangan itu membahayakan warga sipil dalam skala luas. Tindakan Rusia dinilai pelanggaran berat hukum internasional serta ancaman serius bagi keamanan Eropa-Atlantik.

“Saya menyerukan Rusia untuk segera menghentikan aksi militernya dan menghormati kedaulatan serta integritas wilayah Ukraina,” ujar dia.

Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang sudah merespons langkah Putin dengan memberikan sanksi pada bank-bank dan elite Rusia. Sementara Jerman menghentikan proyek pipa gas dari Rusia.

Korea Selatan turut bereaksi atas langkah Rusia menyerang Ukraina. Negeri Ginseng memutuskan untuk bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. “Kedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan Ukraina harus dijamin,” kata Presiden Korsel Moon Jae-in.

Moon menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi bersenjata. Menurutnya, penggunaan kekuatan yang menyebabkan kerugian bagi warga tak bersalah tak bisa dibenarkan dalam keadaan apa pun. “Korsel akan mendukung dan berpartisipasi dalam upaya masyarakat internasional, termasuk sanksi ekonomi,” ujar dia.

Tiga negara Amerika Latin, yakni Venezuela, Kuba, dan Nikaragua menyuarakan dukungan terhadap Rusia. Mereka membela Moskow mempertahankan keamanan wilayahnya.

“Venezuela mengumumkan dukungan penuh kepada Presiden Vladimir Putin dalam membela perdamaian Rusia. Venezuela bersama Putin, dengan Rusia, dengan perjuangan dunia yang berani dan adil, dan kami akan semakin memperkuat aliansi kami,” kata Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Pemerintah Kuba pun menyampaikan dukungan terhadap Rusia. Ia secara khusus menyoroti sikap AS yang gencar mengembuskan rumor bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina. Havana menilai Washington telah memanipulasi komunitas internasional.

“AS telah memasok senjata dan teknologi militer, mengerahkan pasukan di beberapa negara di kawasan (Rusia-Ukraina) itu, menerapkan sanksi sepihak dan tidak adil serta mengancam pembalasan lainnya. Secara paralel, AS melepaskan kampanye propaganda anti-Rusia,” kata Kementerian Luar Negeri Kuba.

Merespons ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina, AS memang memutuskan mengerahkan 3.000 tentaranya ke Polandia, yang merupakan anggota NATO. Tak hanya itu, AS juga memindahkan 1.000 tentaranya yang berbasis di Jerman ke Rumania. Washington pun memberikan bantuan militer kepada Ukraina agar negara tersebut siap menghadapi potensi serangan Rusia.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyalahkan NATO atas invasi Rusia ke Ukraina. Menurut dia, NATO terus mengambil tindakan provokatif terhadap Moskow. “Krisis Ukraina berakar pada tindakan provokatif NATO,” kata Amir-Abdollahian.

Kendati demikian, dia menyebut, Iran tak melihat perang sebagai solusi untuk mengatasi persoalan. “Menetapkan gencatan senjata dan fokus pada solusi politik serta demokrasi adalah suatu keharusan,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat