Tidak sedikit perempuanlah yang menjadi tulang punggung keluarganya. Menifah Syanwani bertekat untuk turut memperkuat ekonomi perempuan | Dok Facebook

Uswah

Munifah Syanwani: Kuatkan Ekonomi Kaum Perempuan

Tidak sedikit perempuanlah yang menjadi tulang punggung keluarganya.

OLEH IMAS DAMAYANTI 

Dalam dunia perniagaan, kaum hawa tak kalah dari kaum Adam. Di Indonesia, perempuan bahkan menjadi pelaku utama sektor usaha ultramikro lewat beragam bidang. Mereka berjuang demi mempertahankan ekonomi keluarga dalam badai pandemi seperti sekarang ini. 

Bagi Munifah Syanwani, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memang identik dengan perempuan. Muslimah yang juga merupakan ketua umum Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) ini mencatat, dari sekitar 64 juta orang pelaku ultramikro di negeri ini, sebanyak 60 persennya merupakan kaum perempuan.

Menurut Munifah, sektor tersebut membutuhkan perhatian khusus dari sisi manajerial dan permodalan. Sebab, kata dia, perempuan merupakan pribadi yang tangguh, ulet, multitasking, dan hebat. Kaum perempuan pun bisa menjalani segala kondisi untuk bisa hidup, bahkan menghidupi keluarganya.

“Bahkan, tidak sedikit perempuanlah yang menjadi tulang punggung keluarganya, “ujar Syanwani kepada Republika baru-baru ini. 

Dia menjelaskan, kehebatan perempuan tak sekadar menjadi mayoritas pengelola UMKM. Menurut dia, perempuan terus beradaptasi terhadap perkembangan zaman yang terus berubah dari belanja konvensional hingga online. Menurut Munifah, sektor belanja ini tetap dikuasai oleh UMKM perempuan.

Potret perempuan dan UMKM dari masa ke masa telah terbukti kian menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya dengan baik. Munifah pun bercerita mengenai perjalanannya saat mengawaki PPUMI.

Berawal dari perbincangan dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, ia berharap akan ada dukungan dari BI untuk program pelatihan bagi para pengelola UMKM, khususnya yang digawangi oleh kaum perempuan. “Karena memang concern saya pada pemberdayaan dan penguatan ekonomi kaum perempuan,” kata dia.

 
Harapan semula sekadar adanya dukungan pemberdayaan ekonomi, justru bergulir menjadi wacana pembentukan organisasi yang lebih besar lagi.
 
 

Akhirnya, Munifah pun diarahkan untuk melakukan koordinasi dengan Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Keuangan Syariah BI Anwar Bashori. Harapan Munifah yang semula sekadar adanya dukungan pemberdayaan ekonomi justru bergulir menjadi wacana pembentukan organisasi yang lebih besar lagi.

“Dari sinilah kemudian cikal bakal PPUMI dibentuk. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan, kami meminta Ibu Menkeu Sri Mulyani untuk menjadi ketua pembina kami,” ujar dia.

Munifah menjelaskan, dalam setiap pergerakan, pastinya akan dihadapkan pada tantangan. Akan tetapi, semua kendala yang ada mampu dijadikan Munifah sebagai penguat dan penyemangat bagi PPUMI dalam menjalankan perjuangan besar untuk memberdayakan para perempuan di negeri ini.

Dia percaya bahwa perempuan merupakan hamba Allah yang hebat dan luar biasa. Meski perempuan menjalankan aktivitasnya sebagai pelaku UMKM, mereka tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan dan ibu dari anak-anak dan keluarganya.

“Peran itu dijalani mereka dengan ikhlas meskipun terkadang tidak sedikit di antara mereka yang harus sekaligus menjadi kepala rumah tangga dan tulang punggung keluarga dalam hal ekonomi keluarga,” ungkap dia.

photo
Menurut praktisi ekonomi dan keuangan syariah Munifah Syanwani, selalu ada peluang termasuk kala pandemi melanda dunia perbankan dan usaha - (DOK IST)

Perempuan berdikari

Munifah teringat bagaimana sebuah momentum kecil mampu membuatnya terkesan. Saat itu, terdapat seorang ibu yang meminjam uang Rp 500 ribu untuk modal menjual lontong sayur, gorengan, serta nasi uduk. Dia pun bertanya kepada si ibu tadi, apakah modal sekecil itu cukup untuk menjalankan usahanya? Si ibu tersebut pun menjawab dengan pasti bahwa modalnya sangat cukup.

Dari kejadian tersebut, dia melihat potret kecil dari besarnya tekad kaum ibu yang berjuang lewat UMKM. Perempuan adalah kaum yang berani untuk berdikari, berjuang, dan naik kelas.

Bersama PPUMI, Munifah memperjuangkan kaum hawa agar bisa mengakses modal kerja, manajemen produksi, serta pengemasan dan pemasaran secara profesional, baik dalam skala nasional maupun internasional.

“Saat ini, kami sedang merintis PPUMI Finance dan PPUMI Mart. Tentunya dengan program besar lainnya juga dalam rangka menyambut G-20 presidensi Indonesia (Side Event Road to G-20),” ujar dia.

Munifah berpesan bahwa kaum perempuan UMKM harus terus bergerak. Perempuan harus bersemangat dalam melangkah dari yang baik, menuju ke hal yang lebih baik lagi guna meningkatkan ekonomi umat, khususnya bagi kaum perempuan.

PROFIL

Nama lengkap: Dra Munifah Syanwani, MSi

Riwayat pendidikan: S-1 Jurusan Islamic Studies Unida dan UIN (1999-2000), magister sains (S-2) di Universitas Indonesia, S-3 di Universitas Malaya (Malaysia).

Riwayat aktivitas: sekretaris Departemen Muslimah Dewan Masjid Indonesia (2008), Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia, aktif di PP Himpunan Mahasiswa Islam, aktif di Lembaga Dakwah Kampus dan Senat Mahasiswa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat