Kisah Mancanegara
Mereka Kembali Berkumpul di Wina
Penarikan diri sepihak AS membuatnya tak lagi bisa bergabung dalam perundingan nuklir.
OLEH KAMRAN DIKARMA
Para perunding tentang nuklir Iran kembali berkumpul di Palais Coburg, hotel mewah di Wina, Austria, Senin (29/11). Mereka ingin memulihkan kembali kesepakatan nuklir Iran yang dicapai pada Juli 2015, yaitu Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)
Namun, tak seperti kesapakatan JCPOA sebelumnya, ada satu kursi yang kosong. Tak ada Amerika Serikat. Hanya ada Iran, Rusia, Cina, Prancis, Jerman, dan Inggris. Tempat pertemuan, Palais Coburg, adalah hotel yang sama ketika JCPOA ditandatangani.
AS memang tak bergabung, setelah AS dipimpin Donald Trump menarik negaranya dari JCPOA pada November 2018. Trump berpandangan, JCPOA "cacat" karena tak turut mengatur tentang program rudal balistik dan peran Iran di kawasan.
Trump kemudian memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran. Sejak saat itu Iran tak mematuhi ketentuan yang tertuang dalam JCPOA, termasuk perihal pengayaan uranium.
Penarikan diri sepihak AS membuat mereka tidak lagi bisa bergabung dalam perundingan kali ini. Namun, Presiden AS Joe Biden telah mengisyaratkan keinginan bergabung. Maka utusan khusus AS untuk Iran, Robert Malley, hanya bisa bergabung dalam perundingan tidak langsung. Diplomat negara lain akan bertindak sebagai penengah.
Di Israel, Perdana Menteri Naftali Bennett ternyata khawatir bahwa AS akan mencabut sanksinya terhadap Iran. “Israel sangat prihatin dengan kesediaan untuk mencabut sanksi dan mengizinkan aliran miliaran dolar ke Iran sebagai imbalan atas pembatasan yang tak memadai pada program nuklir,” kata Bennett pada Ahad (28/11), dikutip laman Al Arabiya.
Israel, kata dia, sudah menyampaikan hal itu kepada para pihak yang terlibat dalam pembicaraan pemulihan JCPOA. “Ini adalah pesan yang kami sampaikan dengan segala cara, baik kepada Amerika maupun negara-negara lain yang sedang bernegosiasi dengan Iran,” ujar Bennett.
Pekan lalu, Bennett mengisyaratkan kesiapan negaranya meningkatkan konfrontasi dengan Iran. Dia menegaskan, Israel tidak akan terikat dengan kesepakatan nuklir baru yang kini tengah dinegosiasikan Iran dan AS.
“Israel tidak diwajibkan oleh kesepakatan itu,” ujarnya.
Pada Ahad, Inggris dan Israel berjanji akan bekerja sama penuh untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. “Jam terus berdetak, yang meningkatkan perlunya kerja sama erat dengan mitra dan teman kami untuk menggagalkan ambisi Teheran,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dan Menlu Israel Yair Lapid dalam sebuah artikel bersama di surat kabar the Telegraph pada Ahad.
Kedua menlu itu dijadwalkan menandatangani perjanjian kerja sama lintas bidang pada Senin. Keamanan siber, teknologi, termasuk pertahanan merupakan beberapa bidang yang masuk dalam kesepakatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pernah berujar, penghapusan sanksi AS dalam pembicaraan pemulihan JCPOA sangat penting bagi negaranya. “Yang penting bagi kami adalah bagaimana mencapai kesepakatan yang baik di Wina. Dari titik mana pembicaraan akan dimulai di Wina, kurang penting,” kata Khatibzadeh dalam sebuah konferensi pers pada 15 November lalu.
Akankah JCPOA tahap kedua akan lahir? Yang jelas, jalan kali ini lebih menanjak. Terlebih lagi, tanpa AS di dalamnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.