Foto kombo warga memakai masker saat menghadiri penutupan PON Papua di Stadion Lukas Enembe, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (15/10/2021). | ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Nasional

Bersama ‘Membatalkan’ Gelombang Tiga Covid-19

Pemerintah menjalankan enam strategi utama mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19.

JAKARTA – Kasus Covid-19 di Indonesia yang terus menunjukkan penurunan tidak berarti menghilangkan kemungkinan terjadinya gelombang ketiga. Langkah antisipasi perlu dilakukan secara terencana, hingga seluruh pihak diharapkan bersama-sama untuk ‘membatalkan’ terjadinya lonjakan kasus kembali terulang.

Epidemiolog dari Universitas Diponegoro Semarang Ari Udijono mengatakan, potensi penularan Covid-19 memang cukup tinggi pada libur Natal dan Tahun Baru. Namun, ia berharap hal itu tidak terjadi dengan kesiapan semua pihak mencegah terjadinya penularan. Pemerintah dan masyarakat diminta tidak abai meskipun angka kasus Covid-19 telah melandai.

“Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat memperketat peraturan guna menekan terjadinya penularan virus,” kata dia saat dikonfirmasi Republika, Ahad (17/10). Karena bila gelombang ketiga terjadi, kata Ari, maka proyeksi untuk melandaikan di tahun 2022 akan lebih rumit.

Ari menilai, masyarakat juga harus terus diedukasi agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas. Dengan begitu, lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi akan terjadi pascalibur panjang akhir tahun dapat diantisipasi.

“Saya yakin akan bisa dikendalikan walaupun nanti akan naik kemudian turun lagi. Jadi gelombang (lonjakan) itu akan seperti riak-riak saja. Andaikan naik itupun tidak setinggi bulan Juli lalu,” ujar Ari. Selain itu, percepatan vaksinasi juga terus digencarkan untuk membentuk kekebalan sehingga dapat mencegah terjadinya penularan virus.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate sebelumnya mengatakan, pemerintah menjalankan enam strategi utama untuk mengantisipasi gelombang ketiga yang banyak diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2021. Belajar dari pengalaman tahun lalu, mobilitas masyarakat cenderung meningkat selama libur Natal dan Tahun Baru, sehingga menyebabkan angka kasus dan angka kematian Covid-19 melonjak tajam.

Langkah pertama yang dilakukan, kata Johnny, adalah memastikan pelonggaran aktivitas diikuti pengendalian lapangan yang ketat. Kedua, pemerintah terus berupaya meningkatkan laju vaksinasi lansia, terutama di wilayah aglomerasi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, masih terkait vaksinasi, pemerintah juga mendorong percepatan vaksinasi anak, agar saat libur Natal dan Tahun Baru imunitas anak sudah terbentuk. Keempat, seiring dibukanya penerbangan internasional, pemerintah berkomitmen menertibkan mobilitas pelaku perjalanan internasional dengan aturan prokes ketat, utamanya ke Bali.

Kelima, lanjut Johnny, memperkuat peran pemerintah daerah dalam mengawasi kegiatan dan mengedukasi warga di daerah tentang rincian protokol kesehatan yang harus dijalankan. Keenam, terus mengampanyekan protokol kesehatan guna meningkatkan kedisiplinan masyarakat.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 berpotensi terjadi pada Februari atau Maret 2022. Meskipun, kata Zubairi, sebagian besar ahli epidemiologi menganalisis gelombang ketiga berpotensi terjadi pada akhir tahun ini atau awal Januari.

“Tentu yang harapan dan doanya yang paling baik adalah tidak timbul gelombang ketiga,” ujar ZubairiDia menyebut, ada tiga faktor yang menyebabkan Indonesia berpotensi mengalami gelombang ketiga. Pertama, angka kasus Covid-19 di negara tetangga yakni Malaysia, Singapura, Thailand, juga Filipina saat ini mengalami kenaikan kasus yang signifikan.

Kedua, lanjut dia, akibat adanya mutasi virus yang bisa muncul kapan saja. Ketiga, potensi klaster Covid-19 akibat pembukaan aktivitas. Zubairi mengatakan, pembukaan sekolah tatap muka yang ternyata menyebabkan beberapa klaster. Kemudian, tempat pariwisata yang sudah mulai dibuka. Oleh karenanya, para penentu kebijakan harus terus bersikap konsisten.

Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, mengingatkan pemerintah untuk serius mencegah terjadinya gelombang ketiga. Menurutnya, melandainya kasus konfirmasi positif di Indonesia harus dipertahankan dengan tetap menjaga protokol 5M bagi masyarakat dan 3T bagi pemerintah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat