Doa bersama saat acara Tolak Bala Berkah Mulud di Kampung Sayar, Serang, Banten, Kamis (29/10/2020). Acara terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad sekaligus memohon pertolongan Allah SWT agar pandemi Covid-19 sirna. | ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO

Khazanah

Jaga Prokes ala Kaum Ibu Saat Maulid Nabi

Jamaah kaum ibu majelis taklim sangat mengerti pentingnya menjaga prokes saat peringatan Maulid Nabi.

OLEH IMAS DAMAYANTI

Kaum ibu kerap menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi. Meski demikian, pandemi yang berlangsung sejak tahun lalu membuat penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi harus dipersiapkan dengan matang.

Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Ustazah Syifa Fauziah menjelaskan, penyelenggaran peringatan maulid Nabi Muhammad SAW oleh komunitas majelis taklim telah mendapatkan restu dari pemerintah. Hal ini seiring dengan dibolehkannya penyelenggaraan acara berbasis kemasyarakatan di zona-zona tertentu.

“Sehingga memang penyelenggaraan maulid Nabi di majelis-majelis taklim sudah bisa diselenggarakan. Karena memang sudah dibolehkan oleh pemerintah menyelenggarakan acara,” kata Ustazah Syifa saat dihubungi Republika, Rabu (6/10).

Dia menekankan, meski aktivitas penyelenggaraan Maulid Nabi dilakukan oleh majelis taklim, penerapan protokol kesehatan (prokes) akan terus dijaga. Dia percaya jamaah khususnya kaum ibu majelis taklim sudah sangat mengerti pentingnya menjaga prokes apabila sedang dalam suatu perkumpulan.

Hal-hal yang berkaitan dengan prokes dari mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan tidak menghadiri kegiatan di majelis taklim apabila sedang sakit, telah dipahami dengan baik oleh jamaah. Dengan turunnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, dia mengaku telah mendapatkan sejumlah pemberitahuan pembukaan aktivitas majelis taklim kembali.

“Alhamdulillah, melihat sekarang ini (penanggulangan Covid-19) sudah jauh lebih baik, saya pun sudah mulai mendapatkan pemberitahuan bahwa majelis taklim buka lagi,” kata dia.

Untuk itu, dia melihat, antusiasme majelis taklim dalam menyambut aktivitas peringatan hari-hari besar Islam sangat dinanti. Termasuk di antaranya adalah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

Untuk itu, dia mengatakan, BKMT mengimbau kepada majelis taklim yang hendak melaksanakan peringatan maulid Nabi untuk tetap patuh dan taat protokol kesehatan untuk menghindari dampak penularan virus tersebut. “Saya yakin juga para ustazah akan mengimbau jamaahnya untuk taat prokes,” kata Ustazah Syifa.

photo
Cover Dialog Jumat edisi 9 Oktober 2021. Tetap patuhi protokol kesehatan saat Maulid Nabi. - (Republika/Dialog Jumat)

Pembina Majelis Taklim Attahiriyah Ustazah Qotrunnada menyampaikan, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW mulai diperingati secara offline di sejumlah majelis taklim binaan Assuryaniyah maupun Attahiriyah. Dia menyebut, antusiasme para jamaah pun mulai tampak.

“Majelis taklim sudah mulai (menggelar) Maulid. Kami sudah mulai di bulan Rabiul Awal, sesuai tradisi almarhumah Ustazah Suryani Thahir, di Sabtu pertama kita sudah bikin (Maulid) di tanggal 9 Oktober,” kata Ustazah Nada.

photo
Warga menyiapkan hidangan makanan yang akan disantap bersama pada Tradisi Kenduri Maulid Akhir Nabi Muhammad SAW di Desa Pango Raya, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (6/2/2021). Tradisi Kenduri Maulid Nabi di Provinsi Aceh berlangsung selama tiga bulan yang dibagi menjadi tiga waktu yakni Maulid Awal, Maulid Tengah dan Maulid Akhir di mulai sejak 12 Rabiul Awal hingga Jumadil Awal pada kalender Hijriah. - (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Rangkaian pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW masih akan dilanjutkan di sejumlah majelis taklim binaan Assuryaniyah dan Attahiriyah. Namun demikian, pihaknya menegaskan, penerapan prokes selalu dilaksanakan guna menghindari penyebaran Covid-19.

“Kami taat dengan prokes dan aturan. Para jamaah juga sudah paham dengan prokes. Mulai dari cuci tangan, pakai masker, kami sediakan juga hand sanitizer sampai pengecekan suhu,” jelas dia.

Perbedaan penyelenggaraan Maulid Nabi Muhammad SAW di masa pandemi dengan di masa normal terlihat dari kapasitas jamaahnya. Ustazah Nada menyebut, penyelenggaraan maulid Nabi tahun ini dilakukan dengan kapasitas jamaah yang tidak terlalu banyak.”Tidak seperti maulidan di masa normal,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat