Ilustrasi membaca kitab kuning. Dalam Buku Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat terdapat nasihat ulama klasik Hasan Bashri, Al-Ghazali, dan Syekh Abdul Qadir. | ANTARA FOTO

Kitab

Buku Tenangkan Pikiran: Nasihat 3 Ulama Keren Menyentuh Hati

Dengan membaca buku Tenangkan Pikiran, kita seakan dipertemukan dengan Imam Hasan Bashri, Al-Ghazali, dan Syekh Abdul Qadir

 

Di tengah kehidupan serba materi sekarang ini, hati kita sungguh merindukan energi rohani. Sumbernya adalah riyadhah batin dan nasihat spiritual dari Allah, Rasulullah, para sahabat, tabi’in, dan ulama. 

Buku berjudul Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat berisikan ratusan nasihat para ulama yang menenangkan hati kita. Cocok sekali dibaca masyarakat saat ini yang terlalu sering dijejali hal keduniaan seperti rutinitas pekerjaan, transaksi, dan target kerja yang membosankan.

Jauh dari hal keduniaan tersebut, Buku Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat menyegarkan pikiran dan hati kita dengan nasihat tiga ulama keren. Pertama adalah Imam Hasan Al-Bashri. Beliau adalah sufi dan alim yang hidup pada masa awal Bani Umayah abad ketujuh Masehi. Ada banyak buku Islam klasik mengabadikan nama sang imam, karena masyhur dengan kezuhudan dan kearifannya menjalani hidup.

Kedua adalah Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali dan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Mereka adalah ulama yang hidup pada abad ke-12 Masehi. Kehebatan mereka sungguh luar biasa. Al-Ghazali masyhur dengan kitabnya Ihya Ulumiddin yang viral sejak ratusan tahun lalu. Sosoknya begitu dikagumi banyak orang dari berbagai zaman. Filsuf abad ke-19 asal Amerika, William James menyebut Al-Ghazali sebagai mistikus yang hebat sepanjang zaman. James menjelaskan hal itu pada bagian pertengahan bukunya The Varieties of Religious Experiences.

Sedangkan Syekh Abdul Qadir adalah alim yang namanya sering disebut dalam setiap acara doa dan zikir bersama. Dalam tahlilan bersama tetangga misalkan, pemimpin doa biasanya mengirimkan pahala Al-Fatihah kepada beliau yang ditambahkan dengan doa, semoga Allah menyucikan dan menjaga segala rahasianya (qaddasallahu sirrahu).

Buku Tenangkan Hati dan Pikiranmu Setiap Saat disusun oleh ulama abad ke-20 asal Damaskus, yaitu Syekh Shalih Ahmad Syami. Beliau adalah anak mufti di Damaskus bernama Syekh Ahmad Syami. Sang ayah mengajarkan berbagai ilmu Islam kepada Syekh Salih sejak kecil. Beranjak dewasa, Syekh Shalih menjalani pendidikan tinggi di Universitas Damaskus dengan mengambil program studi ilmu keislaman. 

Buku yang disusun ini pada mulanya diterbitkan terpisah dan tipis-tipis. Penerbit berinisiatif mengumpulkan tiga buku kecil Syekh Shalih menjadi satu dan diberi judul Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat.

photo
Buku Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat - (Erdy Nasrul)

Nasihat Hasan Bashri

Pada bagian pertama, buku ini menyuguhkan ratusan nasihat yang pernah disampaikan Imam Hasan Bashri. Salah satu nasihat Hasan Bashri yang menarik di dalam buku ini adalah tentang mati dan kerasnya hati seseorang. Menurut dia, orang yang memiliki tubuh tanpa hati hanya akan mendengar suara tanpa kedamaian. Diibaratkan, lidah orang tersebut bagaikan sebidang tanah yang subur, tetapi hatinya sangat gersang. Ketika merasa berhati keras, Hasan Bashri menasihati, umat Islam sebaiknya banyak-banyak berzikir kepada Allah Ta’ala.

Ada kisah yang cukup menarik tentang ini. Suatu hari, Hasan Bashri didatangi seorang lelaki. “Wahai Abu Sa’id,” katanya kepada ulama besar itu, “aku mengadukan kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka dijawabnya, “Dekatkanlah kepada peringatan, yaitu kepada orang yang berzikir.”

Tidak hanya banyak-banyak mengingat Allah. Sang imam pun mengingatkannya tentang enam penyebab rusaknya hati. Pertama, sengaja berbuat dosa dengan bayangan nanti bisa bertobat. Kedua, mengetahui suatu amalan, tetapi tidak mengerjakannya. Ketiga, riya atau beribadah dengan hasrat ingin dilihat dan dipuji manusia. Keempat, jarang mensyukuri nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadanya. Kelima, tidak rela terhadap ketentuan Allah Ta’ala. Terakhir, menyaksikan kematian, tetapi tidak pernah memetik hikmah darinya. Dalam buku ini, secara total ada 278 nasihat yang dinukil dari Imam Hasan Bashri. 

Nasihat Imam Al-Ghazali

Selanjutnya, Shalih Ahmad Syami selaku editor menyertakan nasihat-nasihat penting dari Imam Ghazali. Tokoh ini adalah seorang ulama yang ahli dalam bidang tasawuf. Gelarnya ialah Hujjatul Islam.

Terutama, setelah melalui krisis jati diri, Imam Ghazali banyak berkarya sufistik. Bahkan, ia pun mempraktikkan jalan salik dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, petuah-petuahnya sangat layak jika dimasukkan ke dalam buku bertema ketenteraman hati dan pikiran.

Setidaknya, ada 73 nasihat Imam Ghazali yang dimuat di dalam buku ini. Salah satu nasihat pentingnya adalah tentang menjaga kesehatan hati. Menurut dia, sesungguhnya semua hati itu sakit, kecuali yang dikehendaki sehat oleh Allah SWT.

Imam Ghazali menjelaskan bahwa penyakit hati termasuk penyakit yang tidak bisa dirasakan oleh penderitanya. Oleh karena itu, manusia kerap tidak mengetahui bahwa mereka sedang terjangkit penyakit hati.

Jika pun mereka mengetahuinya, menurut Imam Ghazali, hanya sedikit di antara mereka yang mampu bersabar menelan obatnya yang pahit. Karena, obatnya adalah menentang syahwat dan itu berarti mencabut nyawa mereka.

Jika pun mereka mau menahan pahitnya obat itu, sedikit di antara mereka yang berhasil menemui dokter yang mampu mengobati penyakit hati. Karena, menurut Imam Ghazali, dokternya itu adalah para ulama. Sedangkan, ulama sendiri, menurutnya, pada masanya mulai marak dijangkiti penyakit itu.

Dalam kitabnya yang berjudul Ihya Ulumiddin, Imam Ghazali menjelaskan, dokter yang sakit tentu tidak bisa mengobati. Karena itu, penyakit hati menjadi wabah akut di tengah-tengah masyarakat. Akibatnya, ilmu ditinggalkan, kesehatan hati diabaikan, dan penyakit hati dibiarkan.

Nasihat-nasihat Imam Ghazali dalam buku ini akan memberikan pencerahan kepada para pembaca untuk menjalani kehidupan sehari-hari. 

Nasihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Selanjutnya, buku ini kemudian mengajak para pembaca untuk menyelami 182 nasihat dari Syekh Abdul Qadir Jailani. Nama lengkapnya adalah Sayyid Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Musa Zangi Dausat al-Jailani. Dia adalah seorang ulama yang disegani sekaligus menjadi rujukan pertanyaan-pertanyaan agama. Sangat banyak tokoh-tokoh yang menimba ilmu kepadanya.

Syekh Abdul Qadir Jailani dilahirkan di Desa Nif atau Naif, termasuk pada distrik Jailan, Kurdistan Selatan, terletak 150 kilometer sebelah timur laut Kota Baghdad, di selatan Laut Kaspia, Iran. Ia dilahirkan pada Senin, 1 Ramadhan 470 H, bertepatan dengan tahun 1077 M dan wafat di Baghdad pada Sabtu, 11 Rabiuts-Tsani 561 H/1166 M.

Nasihat-nasihat Syekh Abdul Qadir Jailani dalam buku ini banyak yang mengandung hikmah dan sangat bermanfaat bagi umat Islam. Sama halnya dengan Hasan Bashri dan Imam Ghazali, dalam buku ini dia juga memberikan nasihat tentang masalah hati.

Syekh Abdul Qadir menjelaskan, jika merasa keberatan terhadap takdir Allah, itu berarti matinya agama, matinya tauhid, matinya tawakal dan keikhlasan. Menurut dia, hati orang mukmin tidak mengenal pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” yang pengetahuannya sendiri tidak dapat menjangkaunya.

Dia pun memberikan nasihat agar umat Islam memperbaiki hatinya. Sebab, jika hati baik, akan baik pula seluruh perilakunya. Karena itu, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik, seluruh tubuh itu akan menjadi baik dan apabila buruk, seluruh tubuh itu akan menjadi buruk. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu, Syekh Abdul Qadir Jailani juga menjelaskan tentang tujuan hati. Menurut dia, tujuan hakiki hati adalah pencarian akan Allah SWT. Jika tujuan hatinya benar, semua yang ditinggalkan di dunia akan mendapat penggantinya yang lebih baik di akhirat. Karena itu, dia pun memberikan nasihat kepada umat Islam guna mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk kehidupan akhirat dan datangnya malaikat maut.

Nasihat-nasihat yang mendalam dari ketiga ulama ini bagaikan air telaga yang airnya takkan habis dikuras sehingga para pembaca akan mendapatkan pencerahan dan ketenangan batin yang hakiki dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Di akhir buku ini juga dijelaskan biografi singkat dari tiga ulama tersebut, sehingga para pembaca bisa mengenal lebih jauh tentang kehidupan sang pemberi nasihat. Buku ini menjadi bacaan wajib untuk setiap kelurga Muslim dan terdiri atas nasihat yang jarang diketahui orang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat