Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada anak berusia 12 tahun saat vaksinasi massal bagi anak di Gedung PKK Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021). Pemerintah Kota Bandung menyediakan 1.000 dosis vaksin COVID-19 bagi anak berusia 12-17 ta | ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI

Nasional

Jangan Abaikan Perkembangan Psikologi Anak

Studi jurnal The Lancet Diperkirakan 1,5 juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua, kakek-nenek, atau kerabat lain.

Anak-anak benar-benar menjadi kelompok yang paling rentan selama pandemi Covid-19 melanda. Panjangnya masa penanggulangan pandemi ini sangat berpengaruh terhadap sisi psikologis dan tumbuh kembang anak. Anak yang terbiasa dan leluasa bermain di luar dan berinteraksi dengan teman-temannya kini harus dibatasi. Proses belajar mengajar dan interaksi anak di sekolah baik dengan guru dan teman-temannya serta berbagai kegiatan (ekstrakurikuler) yang semuanya sangat bermanfaat untuk pembentukan karakter harus terhenti. Tidak hanya itu, selain termasuk kelompok yang berisiko terjangkit, anak-anak juga rentan kehilangan anggota keluarganya terutama ayah dan ibu akibat Covid-19 selama pandemi ini.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, semakin panjang durasi atau waktu penanggulangan pandemi Covid-19 di suatu negara maka semakin berat dan kompleks dampak yang harus dihadapi. Tidak hanya persoalan ekonomi, kehidupan sosial, dan pendidikan, tetapi juga akan merambat ke persoalan-persoalan lain. Salah satunya adalah anak-anak semakin berada dalam posisi rentan terutama jika harus kehilangan orang tuanya akibat Covid-19.

Studi terbaru dari jurnal The Lancet Diperkirakan 1,5 juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua, kakek-nenek, atau kerabat lain yang mengasuh mereka karena meninggal akibat akibat Covid-19. Data serupa juga dirilis oleh penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), setidaknya ada lebih dari satu juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua karena Covid-19. Rinciannya ada total 1,5 juta anak telah kehilangan salah satu orang tua sehingga terpaksa harus dirawat oleh kakek-nenek atau kerabat lain yang bertanggung jawab.

“Kita di Indonesia butuh kebijakan dan perhatian khusus buat anak yang kehilangan orangtuanya akibat Covid-19. Saya memahami saat ini banyak persoalan pandemi yang sedang fokus diselesaikan oleh Pemerintah. Namun, soal kebijakan dan perhatian khusus buat anak yang kehilangan orangtuanya akibat Covid-19 juga menjadi persoalan penting yang perlu segera diformulasikan. Langkah pertama bisa dimulai dari pendataan jumlah anak-anak di Indonesia yang harus kehilangan orang tuanya (baik ibu, ayah, maupun keduanya). Dari data ini berbagai kebijakan dan perhatian khusus bisa dirumuskan,” ujar Fahira Idris yang juga pemerhati anak ini di Jakarta (27/7).

Menurut Fahira, anak-anak yang harus kehilangan orang tuanya terutama jika harus menjadi yatim piatu berisiko mengalami berbagai efek baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mulai dari risiko terhadap keberlanjutan pendidikan, suasana hati dan psikologis (kesehatan mental), gangguan tumbuh kembang, kesehatan fisik dan kesejahteraan mereka secara umum.

“Begitu besarnya dampak dari pandemi ini bahkan bisa menggoyahkan ketahanan sebuah keluarga di mana anak-anak menjadi paling rentan terdampak. Negara mesti hadir agar anak-anak ini tetap bisa menatap masa depan dan meraih walau harus menjalani hidup tanpa salah satu atau kedua orang tuanya,” pungkas Senator Jakarta ini.

Sebelumnya ramai diberitakan,  Vino (10), bocah kelas tiga SD di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat harus melakukan isolasi mandiri seorang diri di rumahnya. Sang ibu, Lina Safitri (31) meninggal dalam kondisi hamil 5 bulan pada Senin (19/7/2021). Sedangkan sang ayah, Kino Raharjo (31) meninggal keesokan harinya, Selasa (20/7/2021).

Vaksinasi anak

Sebanyak 1.000 anak berusia 12 hingga 17 tahunkembali disuntik vaksin Covid-19 di Gedung PKK Kota Bandung setelah sebelumnya vaksinasi terhadap anak digelar beberapa kali. Diharapkan program percepatan vaksinasi terhadap anak dapat mencegah potensi penularan virus Corona atau Covid-19.

Ketua Forum Bandung Sehat (FBS), Siti Muntamah yang akrab disapa Ummi Oded mengatakan kegiatan vaksinasi kepada anak bagian dari rangkaian hari anak nasional. Diharapkan, anak-anak yang telah divaksin Covid-19 tidak tertular atau menulari virus kepada orang lain.

"Hari ini 1.000 dulu," ujarnya, Rabu (28/7). Ia menuturkan, seluruh peserta vaksin didampingi oleh orang tua dan terlihat antusias mengikuti kegiatan vaksinasi.

Ummi mengatakan, prosea vaksinasi turut berjalan lancar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Ia menambahkan, antusias orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di kegiatan vaksinasi tinggi.

"Baru 3 jam (pendaftaran) sudah 800 (pendaftar) lalu 20 menit selanjutnya langsung ditutup artinya masyarakat Kota Bandung open mind," katanya. Ia mengatakan akan terus melakukan kegiatan serupa mendukung vaksinasi.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Rita Verita mengatakan pihaknya melakukan berbagai kegiatan dalam rangka hari anak nasional salah satunya vaksinasi. Kegiatan lainnya akan dilakukan adalah melaksanakan webinar dengan tokoh-tokoh nasional.

Antusias masyarakat terhadap vaksinasi sangat tinggi terbukti dari jumlah pendaftar yang melebihi kuota yang ditentukan. "1.030 yang daftar (online) dari kuota 1.000," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara mengatakan vaksinasi terhadap anak berusia 12 hingga 17 tahun di Kota Bandung mulai berjalan sejak awal Juli kemarin. Jumlah persentase anak yang divaksin masih keci dibandingkan di sektor lainnya.

"Kalau dari persentase baru 2 sampai 3 persen dari 238 ribu anak usia 12-17 tahun di Bandung," katanya. Ia menambahkan, vaksinasi berjalan dengan baik jika kuota vaksin tersedia sasaran siap dan penyelenggara baik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat