Jonathan Kuo, pianis | Youtube

Geni

Jonathan Kuo Berbagi Keindahan Evolusi Musik Klasik

Jonathan Kuo mengambil karya pemain musik klasik Bach, Brahms, dan Beethoven secara beruntun.

OLEH UMI NUR FADHILAH

Jonathan Kuo tampil solo memainkan pianonya dalam pertunjukan daring bertajuk “The Great Three B". Huruf B dalam tema tersebut diambil dari tiga komponis terbaik dari Jerman, yakni Johann Sebastian Bach, Ludwig van Beethoven, dan Johannes Brahms.

Johann Sebastian Bach mengasimilasi musik Barok hingga mencapai puncaknya, baik secara estetik maupun struktural. Ludwig van Beethoven adalah seorang revolusioner yang tidak hanya berani memberi gebrakan pada estetika dan teknik komposisional, tapi mengubah pandangan masyarakat juga musisi tentang profesinya. 

Sementara Brahms, di tengah perkembangan musik romantik yang makin individualis menguatkan kembali struktur musik yang berbobot dan brilian. 

Jonathan mengambil karya Bach, Brahms, dan Beethoven secara beruntun. Pertama, Prelude dan Fuga dalam Gis Minor dari "Das Wohltemperierte Klavier, Buku II" (Johann Sebastian Bach). Kedua, delapan karya-karya piano “Op.76” (Johannes Brahms) dan ketiga, yaitu sonata dalam “A Mayor, Op. 101” (Ludwig van Beethoven).

“Saya memilih ketiga komponis berinisial B ini karena mereka komponis favorit. Bach, Beethoven, dan Brahms adalah komponis terpenting dan terbaik dari Jerman,” kata Jo dalam konser yang ditayangkan di kanal Youtube Jakarta Conservatory of Music, pada Jumat (16/7).

Peraih Young Steinway Artist ini merasa memiliki kecocokan karakter dengan karya-karya mereka. Tentang apa yang menjadi pesan penting dalam konsernya, Jonathan ingin berbagi keindahan karya ketiga komponis itu. Jonathan juga ingin memperlihatkan evolusi musik barat bagi penikmat musik klasik, khususnya di Tanah Air.

"Karena ketiganya komponis dari zaman yang berbeda, saya ingin memperlihatkan evolusi musik barat,” ujarnya. 

Selain itu, Jonathan ingin menunjukkan pengaruh dan warisan budaya antara ketiga komponis. Dia memainkan tuts piano paling terkenal dari Bach (1685-1750), yakni “The Well-Tempered Clavier,” “Book 2", dan “BWV 887”. Jonathan juga memainkan “Acht Klavierstücke, Op. 78” dari Johannes Brahms. 

Karakter set pada era romantis adalah salah satu genre paling umum dari potongan piano. Brahms adalah salah satu spesialis penulisan set waktu untuk potongan romantis itu. Jonathan menjelaskan, “Open 78” memiliki banyak judul intermezo. Dalam istilah Brahms, instrumental mewakili gerakan liris; sementara krusial mewakili energik dan bergerak cukup cepat.

Menurut Jonathan, “Sonata in A Major, Op. 101” dari Ludwig van Beethoven dianggap banyak orang berbeda dari sonata piano Beethoven yang lain. Menurut dia, piano sonata sangat menantang dan sangat unik dalam beberapa hal juga dipengaruhi banyak hal. Dalam beberapa bentuk, dia menyebut, Beethoven juga memasukkan beberapa teknik komposisi kontrapuntal dari belakang ke posisi default sebelumnya.

Di bawah bimbingan Iswargia R Sudarno dari Konservatorium Musik Jakarta, Jonathan mulai berlatih untuk konsernya ini sejak 2,5 bulan lalu. Bagi pemuda 18 tahun ini, segala persiapan dilaluinya tanpa kesulitan. 

Jonathan selalu menerapkan disiplin dalam berlatih. “Secara pribadi tanpa kesulitan, tetapi harus kerja keras. Jelang tiga hari sebelum tampil, ada latihan dengan orkes,” kata dia.

Pada masa pandemi Covid-19, Jonathan ingin konsisten berbagi keindahan musik klasik. Jonathan menggunakan waktunya untuk memperdalam kemampuan bermain piano. 

“Pandemi membuat saya lebih rajin, lebih mengenal musiknya dengan dalam. Seluruh waktu untuk santai dan jalan-jalan di luar bisa digunakan untuk latihan,” ujar peraih penghargaan Virginia Waring International Piano Competition (Amerika Serikat) ini.

Menurut sang pembimbing, Iswargia, Jonathan sangat mengagumi tiga komponis besar itu. Bahkan, Jonathan sangat menikmati program resital itu. Dia berharap, pendengar terbuai dengan interprestasi Jonathan atas karya-karya tersebut.

"Ketiga karya komponis besar ini memang sangat menyentuh Jonathan sehingga dia pun secara natural dan spontan mampu memproyeksikan ekspresi yang terkandung di dalamnya,” ujar Iswargia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat