Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada warga di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (20/4/2021). | ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO

Internasional

WHO: Pandemi Ditangani dalam Hitungan Bulan

Komite darurat WHO menilai paspor vaksin mempertegas ketimpangan.

JENEWA — Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dunia dapat mengendalikan pandemi Covid-19 dalam beberapa bulan ke depan. Hal itu dapat terwujud jika sumber daya yang dibutuhkan, termasuk vaksin, terdistribusi secara adil.

“Kita memiliki alat untuk mengendalikan pandemi ini dalam hitungan bulan, jika kita menerapkannya secara konsisten dan adil,” kata Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Senin (19/4).

Dia turut menyatakan keprihatinan atas banyaknya individu berusia 25-59 tahun di seluruh dunia yang terinfeksi Covid-19. Penyebabnya kemungkinan karena varian baru virus korona yang lebih menular.

“Butuh sembilan bulan untuk mencapai satu juta kematian, empat bulan untuk mencapai dua juta, dan tiga bulan untuk mencapai tiga juta,” ujar Ghebreyesus. 

Ahli epidemiologi WHO Maria van Kerkhove mengungkapkan, lonjakan terbaru kasus Covid-19 global termasuk peningkatan infeksi pada kelompok usia yang sebelumnya tak terpengaruh pandemi. “Kami melihat peningkatan tingkat penularan di semua kelompok umur,” kata Maria.

Dia mencatat, pekan lalu dunia melaporkan 5,2 juta kasus Covid-19. Itu merupakan peningkatan tertinggi dalam sepekan sejak pecahnya pandemi. 

Dalam konferensi pers, WHO turut mengundang aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg. Dia mengomentari tentang nasionalisme vaksin. Thunberg mengatakan, satu dari empat orang di negara berpenghasilan tinggi telah divaksinasi.

Paspor vaksin

Komite darurat WHO menentang gagasan tentang perlunya pelancong internasional memiliki bukti vaksinasi. Menurutnya, hal itu hanya akan memperdalam ketidakadilan dan ketimpangan.

“Jangan memerlukan bukti vaksinasi sebagai syarat masuk, mengingat bukti yang terbatas (meskipun terus bertambah) tentang kinerja vaksin dalam mengurangi penularan dan ketidakadilan yang terus menerus dalam distribusi vaksin global,” kata komite darurat WHO dalam pernyataan merangkum hasil rapat pada 15 April lalu dan dirilis pada Senin. 

photo
Negara Pemuncak Kasus Covid-19 per Selasa (20/4/2021) - (worldometers.info)

“Pihak negara sangat didorong mengakui potensi persyaratan bukti vaksinasi untuk memperdalam ketidakadilan dan mempromosikan kebebasan bergerak yang berbeda,” tulis komite darurat WHO.

Sejumlah negara sedang mempertimbangkan peluncuran paspor vaksin untuk pelancong. Paspor itu pun bakal digunakan untuk kegiatan lain, termasuk olahraga.

Namun, gagasan ini menuai kritik. Banyak pihak menilai paspor vaksin akan mengarah pada diskriminasi antara tua dan muda serta kaya dan miskin. Beberapa kalangan lain mengemukakan masalah privasi.

Negara anggota Uni Eropa telah menyetujui sertifikat vaksin. Awal bulan ini, Amerika Serikat mengatakan, tak memerlukan paspor vaksinasi. Namun, Washington membebaskan sektor swasta untuk mengeksplorasi gagasan tersebut.

Departemen Luar Negeri AS, Senin, mendesak warganya untuk menimbang ulang perjalanan internasional. Lembaga ini pun akan mengeluarkan peringatan khusus untuk tidak mengunjungi sekitar 80 persen negara di dunia karena risiko dari pandemi virus korona.

Departemen Luar Negeri akan mulai menggunakan standar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) saat menyiapkan pedoman kesehatan dan keselamatan untuk masing-masing negara. Standar tersebut akan melihat sekitar 80 persen negara akan diklasifikasikan sebagai "Level 4" atau "Jangan dikunjungi".

Namun, Departemen Luar Negeri tidak mengungkapkan negara mana yang akan termasuk dalam kategori itu.

Saat berita ini ditulis, data Johns Hopkins University menunjukkan jumlah kasus Covid-19 global melampaui 142 juta kasus. Kasus terbanyak ada di AS, melampaui 31,7 juta kasus. Berikutnya India yang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa hari, menjadi lebih dari 15, 3 juta kasus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat