Ilustrasi sampah makanan | Pixabay

Keluarga

Mengedukasi tentang Limbah Makanan Sedari Dini

Indonesia memproduksi sampah organik dalam jumlah besar setiap tahun.

Indonesia adalah negara kedua penghasil limbah makanan (food waste) kedua terbesar di dunia. Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 2018 mencatat mayoritas kota-kota besar di Indonesia kedapatan memproduksi sampah organik yang merupakan jenis sampah pangan dalam jumlah lebih besar, ketimbang jenis sampah lainnya. 

Di Jakarta, 3.639,8 ton sampah pangan terangkut setiap harinya, 499,84 ton. Jumlah ini, lebih banyak dari sampah anorganik yang jumlahnya sekitar 3.193,96 ton.

Pada Rabu (17/3), Ikea, perusahaan ritel asal Swedia, berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation hari ini meluncurkan program Indonesian Children Care for the Environment (ICCFTE). Program ini ditujukan untuk mengedukasi anak-anak untuk menghargai makanan, serta tentang pengajaran pengelolaan limbah makanan. 

Salah satu rangkaian dari program ini adalah peluncuran buku cerita anak-anak berjudul ‘Bana - Si Pisang Berjalan-Jalan’. Buku ini merupakan bentuk nyata dari inisiasi ICCFTE yang disampaikan melalui pendekatan yang menarik untuk anak-anak.

Buku Bana - Si Pisang Berjalan-Jalan bercerita tentang karakter pisang bernama Bana yang ingin berguna bagi lingkungan sekitar. Buku ini menggambarkan kisah Bana dan teman-temannya selama perjalanan hidup, sejak dipetik hingga dikonsumsi.

Food Commercial Manager Ikea Indonesia, Ririh Dibyono menjelaskan, pihaknya selalu bersemangat untuk terus mengedukasi publik tentang pentingnya menghargai setiap makanan dan mengurangi limbah makanan. “Kami meyakini pengetahuan ini harus diajarkan sejak dini,” ujarnya.

Ikea, Ririh melanjutkan, para orang tua untuk mendidik anak-anak dan menanamkan kebiasaan menghargai makanan, melalui cara-cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Tujuannya, agar anak dapat lebih menghargai setiap makanan dan mengerti pemanfaatan limbah makanan untuk dijadikan produk lain yang turut bermanfaat. 

Ikea juga menggunakan teknologi waste watcher dalam program Ikea Food. Sistem timbangan pintar ini dapat mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya. 

Dengan begitu, Ikea akan menganalisa cara terbaik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan berdasarkan laporan tersebut. Dengan menggunakan sistem penimbangan ini, Ikea Food berhasil mengurangi limbah makanan sebesar 31 persen atau setara dengan 15 ribu makanan pada 2019 hingga 2020.

 
Pengetahuan tentang menghargai makanan, harus diajarkan sejak dini.
Ririh Dibyono, Food Commercial Manager Ikea Indonesia
 
 

Cegah Stunting dengan Teknologi

photo
Petugas Posyandu memberikan vitamin A pada balita di Posyandu Bougenvile, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (25/2/2020). Pemberian zat gizi mikro dari Kementerian Kesehatan berupa vitamin A bagi balita dan suplemen penambah darah bagi ibu hamil tersebut merupakan upaya pencegahan stunting sekaligus menurunkan angka kematian ibu/anak - (ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO)

Sebagai upaya memperkuat dan mengembangkan ekosistem digital yang inklusif di Indonesia, Telkomsel terus berkolaborasi bersama pemerintah, termasuk pemerintah daerah. Beberapa waktu lalu,  Telkomsel bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang menghadirkan aplikasi e-Health Simpati (Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi).

Aplikasi ini, merupakan wujud komitmen Telkomsel dalam mendukung transformasi digital pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sumedang. Direktur Human Capital Management Telkomsel R Muharam Perbawamukti mengungkapkan, Telkomsel berkomitmen terus memperkuat ekosistem gaya hidup digital di Indonesia.

Salah satunya, melalui pengembangan konsep Device-Network-Application (DNA) yang dapat menghadirkan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. “Kini, aktivitas yang dihadirkan Telkomsel adalah melalui kolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk akselerasi mewujudkan Kabupaten Sumedang menjadi Happy Digital Region,” ujar pria yang biasa disapa Endi ini.

Platform E-Health Simpati juga merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) yang membantu transformasi layanan operasional Posyandu dan Puskesmas di Kabupaten Sumedang. Melalui dukungan tersebut, Endi melanjutkan, Telkomsel berharap dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam menekan angka prevalensi stunting setiap tahunnya.

Bupati Sumedang DR H Dony Ahmad Munir ST MM menjelaskan, pemerintah terus bertekad menjadi role model penerapan teknologi berbasis digital secara tepat guna. “Kabupaten Sumedang berniat mewujudkan Happy Digital Region yang muaranya adalah kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya,

E-Health Simpati adalah pengembangan sistem informasi terpadu yang telah terintegrasi dengan sistem Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Layanan berbasis aplikasi ini dapat digunakan untuk melakukan pendataan, pencatatan riwayat pemeriksaan ibu hamil dan anak, serta memberikan wawasan terkait status gizi anak untuk melakukan pencegahan stunting.

Guna memberikan dukungan tambahan dalam percepatan pemanfaatan e-Health Simpati, Telkomsel juga menyerahkan bantuan perangkat pendukung berupa 300 unit gawai dan 1.700 paket layanan data KartuHalo TeamPlan guna menunjang operasional komunikasi para kader Posyandu dan Puskesmas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat